18. Revisi dan Revisi

2.6K 252 66
                                        

Jasmin memasuki rumahnya yang ditinggali dengan Mark. Ia lelah setelah bergelut dengan skripsi yang selalu direvisi oleh dosen. Tapi bagaimanapun juga ia tak boleh mengeluh, Mark jauh lebih lelah daripada ia.

Jadi, selepas membersihkan diri, ia segera memasak makan malam untuk suami tercintanya. Kembali bergelut dengan aktifitas dapur tanpa merasa bahwa ia lelah pikiran setelah berulang kali diskusi dengan sang dosen pembimbing.

"Assalamu'allaikum." Suara sang suami menggema, membuat atensi dek Nana teralih dari oseng tahu udang yang tengah dimasaknya.

"Wa'allaikum salam." Dek Nana mematikan kompor, menghampiri Mark dengan segelas air putih seperti biasanya. Mencium tangan suaminya dan kemudian ia akan membantu Mark melepas dasi, membawakan tasnya. "Mau mandi air hangat mas?"

"Boleh, dek." Dikecupnya bibir sang istri, membuat Jasmin menunduk malu seketika.

Mark selalu suka dengan pipi Jasmin yang masih bersemu merah, bahkan setelah nyaris satu tahun menikah.

"Dek, mas perhatiin kamu makin cantik ya?"

"Ih, mas mah. Mau apa?"

"Nanti malem. Boleh ya?" Tanya Mark yang seketika membuat Jasmin kembali tertunduk malu dengan bibir yang digigit. Kemudian si cantik itu mengangguk malu-malu.

"Makin cantik deh istriku." Mark dengan isengnya mengecup pipi Jasmin, membuat semburat kemerahan itu semakin memerah.

Jasmin yang malu segera berlari kecil menuju kamar, menyiapkan baju santai dan air hangat untuk sang suami. Sementara Mark masih tersenyum kecil melihat Jasmin yang begitu mempesonanya nyaris setiap hari.

•••

Mereka telah melakukan kegiatan ini dan itu. Jasmin terbaring di samping Mark, bersandar pada bahu suaminya. Sementara Mark mengusap rambut Jasmin.

"Gimana kuliah dek?"

"Skripsinya direvisi terus mas, sabar dikit ya mas, bentar lagi kalo udah selesai, adek wisuda baru deh bisa fokus program baby."

Mark tersenyum, mengecup kening dek Nana kesayangannya. "Iya dek, tenang aja. Mas nggak buru-buru, yang penting kamu skripsinya lancar, soal baby nanti aja gampang. Puas-puasin pacaran dulu lah, kita kan belum pernah pacaran."

Dek Nana terkekeh pelan, memeluk erat suaminya dan mengecup rahangnya. "Makasih mas, selalu ngertiin aku."

"Sama-sama sayang. Kamu mandi nanti mau subuh apa sekarang biar bisa sholat tahajud?"

"Sekarang aja mas, aku buat air panas dulu. Mas mau mandi sekarang?"

Mark mengangguk, "sekarang aja dek, biar nanti bisa nemenin kamu tahajud. Udah kamu istirahat aja, biar mas yang bikin air."

Jasmin kembali duduk begitu Mark turun dari ranjang pengantin mereka, kemudian memakai sarung dan kaos.

"Ikut, nggak mau sendirian." Daster yang semula tertanggal sudah dikenakan kembali, kemudian Jasmin mengikuti Mark yang keluar dari kamar.

•••

Selepas tahajud, mereka bercengkrama sembari menunggu adzan subuh berkumandang. Kemudian seperti rutinitas sebelumnya, mereka beribadah bersama.

Menjelang pagi selepas subuh, rutinitas Jasmin masih sama, memasak sarapan ditemani Mark yang ikut repot membantu.

"Sini dek, biar mas yang ngulek sambelnya, kamu goreng tempenya aja." Mark mengambil alih, sementara Jasmin mengangguk dan mulai menggoreng tempe.

Gadis Berkerudung Merah •markminWhere stories live. Discover now