Ada sebuah kisah mengenai seorang anak.
Anak yang terus menerus mencari kebahagiaannya di tengah sebuah penderitaan.
Rasa sakit yang terus diterima dalam batinnya.
Menggoreskan luka yang dalam dan besar.Luka yang terus menyayat hatinya.
Merasakan seperti adanya sebuah batu kali yang besar yang menghantam kuat-kuat tubuhnya.Beribu-ribu tetesan air mata, ia tampung dalam lubuk hati paling dalam.
Berpuluh-puluh ribu kesabaran yang terdapat dalam ruang hati yang cukup luas.Tatapannya menyiratkan banyak makna yang tak pernah bisa terungkap lewat kata-kata.
Langkah yang selalu ia jalani, terdapat sebuah harapan yang mengikuti.
Walau ia tahu, bahwa harapannya hanyalah sebuah angan-angan yang terus terbang tak tentu arah.Sekujur tubuhnya penuh dengan luka.
Sebuah ruangan hati yang besar yang selalu membisikkan sebuah kalimat, "Semua akan baik-baik saja."Hanyalah kalimat itu yang sekarang menjadi satu-satunya harapan yang tersisa.
Tetapi apakah harapan itu juga sebuah halusinasi yang ia ciptakan?
Ia tak pernah mengerti
YOU ARE READING
Asa Di Langit Jingga
RandomSeorang anak yang selalu mengharapkan sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang selalu berada dalam sebuah imajinasinya. Yang selalu mengucapkan kata doa pada Tuhan, agar imajinasinya menjadi sebuah kenyataan. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Kebahagia...