Penderitaan dan Air Mata

36 16 9
                                    

Setelah membersihkan seluruh isi rumah, Fae berencana ingin menelfon ibunya. Tidak ada cara lain, selain meminjam handphone milik tante Anggrid.
Fae melihat tante Anggrid sedang duduk santai di sofa. Dengan sedikit rasa takut, Fae menghampiri tante Anggrid.

"Tante."

"Apa?"

"Fae boleh pinjam handphonenya tante ga?"

"Mau buat apa?"

"Fae mau tau kabar ibu. Fae mau telpon ibu, Tan."

Tante Anggrid menoleh pada Fae. Kemudian berdiri dari sofanya dan mendekatkan diri pada Fae, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Fae.
Tante Anggrid mengatakan sesuatu dengan volume kecil.

"Kalau kamu sudah tinggal disini, kamu ga boleh berhubungan lagi dengan ibumu. Mengerti?"

Fae diam. Fae sangat takut dengan tante Anggrid. Fae tidak bisa berkata sepatah-kata pun.

"KAMU NGERTI GA?!?!?!??"

"I-i-i... Iya, Tan. Fae ngerti."

"Ya udah sana. Bersihin rumah lagi."

Fae pun menuruti apa yang di perintahkan oleh tante Anggrid. Dia berlari menuju dapur.

"Ibu, Fae kangen sama ibu. Fae mau pulang bu. Fae ga suka disini."

Diam-diam Fae menangis. Anak kecil yang malang. Seharusnya anak seusia dia, masih harus menikmati hidup yang bahagia. Keadaan seperti ini tidak cocok untuk hidupnya. Tetapi apa yang bisa Fae lakukan selain berdoa. Setiap kali Fae merindukan keluarganya, Fae hanya mengirimnya pada Tuhan. Berharap kalau Tuhan Juga mengirimkan rindunya pada keluarganya.

Tiba-tiba saja Ann datang dengan membawa setumpuk baju kotor, dan meminta Fae untuk mencuci semua baju kotor milik Ann.
Baju-baju itu langsung dilemparnya kepada Fae.

"Nihh... Cuciin baju-baju aku!"

"Tapi kak, Fae capek. Fae mau istirahat bentar ya."

"ENAK AJA ISTIRAHAT ISTIRAHAT. KAMU ITU DISINI GA GRATIS YA!!!"

Ann menghampiri Fae. Lalu berbisik...

"Karena kamu masih kecil, jadi bayarnya dengan cara, kamu harus jadi pembantu disini. HAHAHAHAHA."
"Udah!! Sana bersihin!"

Ann mendorong Fae.
Fae tidak bisa berbuat apa-apa. Apalah dayanya yang masih kecil. Yang hanya bisa menerima perlakuan dari tante dan Ann.

*

Sembari Fae mencuci baju milik Ann, Ann diam-diam masuk ke dalam kamar Fae.
Ann seperti sedang mencari sesuatu di kamar Fae.
Tetapi Ann tidak mengambil barang apapun milik Fae. Malahan...

"Hahahaha... Rasain kamu Fae. Bentar lagi kamu pasti habis sama mama. Hahahaha!"

*

Di kamar Ann...

"Lhooo... Kok kalung aku ga ada? Perasaan tadi aku taruh meja deh."

Ann mencari kalungnya yang hilang di meja kamarnya.
Lalu, Ann pun keluar kamar dan bertanya pada tante Anggrid.

"MAAAA... MAMAAAAA"

"Aduhh, Ann... Kenapa sih? Ga usah teriak-teriak dong."

"Maa, mama lihat kalung Ann ga? Kalung Ann ga ada."

"Kalung? Kalung yang mama kasih?"

"Iya maa."

"Kok bisa ga ada. Kamu lupa taruh mungkin."

"Ann bukan tipe orang pelupa."
"Kita cari ke seluruh rumah deh."

Tante Anggrid dan Ann pun berpencar ke seluruh sudut rumah. Saat tante Anggrid ingin Masuk ke dalam kamar Fae, tiba-tiba Fae datang.

"Tan, kok mau Masuk ke kamar Fae?"

"Diam kamu!"

Tante Anggrid pun masuk ke kamar Fae dan menggeledah seluruh isi kamarnya.
Dan benar. Di bawah bantal milik Fae, terdapat kalung milik Ann yang hilang.
Fae terkejut. Kenapa kalung itu bisa Ada di kamar Fae?

"Lhooo... Kok ada kalung itu?"

"Fae, kamu ambil kalung punya kak Ann?"

"Enggggg.. enggak tante. Fae ga pernah ambil kalung punya kak Ann."

"JANGAN BOHONG KAMU!!! KALAU KAMU GA AMBIL, KENAPA KALUNG PUNYA ANN BISA ADA DIKAMAR KAMU?!?!?"

Tiba-tiba saja Ann datang.

"Kenapa ma? Kok teriak-teriak?"

"Ini kalung kamu!"

"Lho, ini kan kalung aku. Ketemu dimana ma?"

"Disini lah Ann."

"Owhhh... Jadi kamu, Fae yang ambil kalung aku."

"Enggak kok kak Ann. Dari tadi kan aku Ada di belakang. Aku kan nyuci baju-bajunya kak Ann."

"Halahh bohong. Udah maa, hukum aja. Yang berat sekalian. HAHAHAHA."

"Ikut tante."

Tante Anggrid membawa Fae dengan paksa. Menarik tangannya hingga memerah.
Tante Anggrid membawanya ke kebun belakang.

"Sekarang kamu harus bersihin kebun ini. Harus bersih. Kalau ga bersih, tante tambah hukumannya. PAHAM?!?!?"

"I-i-i... Iya tante."

Tante Anggrid pun meninggalkan Fae dan Ann. Lalu...

"Gimana? Enak ga hukumannya? Atau kurang berat?"

"Jadi, kak Ann yang fitnah aku? Kak, aku Salah apa sih?"

"Salah? Kamu ga ada salah. Cuma aku pingin aja buat kamu, M-E-N-D-E-R-I-T-A. HAHAHAHHAA. Udahh bersihin Sana. Yang bersih ya, Fae sayang."

Lagi-lagi Ann mendorong Fae hingga terjatuh.
Fae benar-benar pasrah. Entah cobaan apa lagi yang diberikan Tuhan untuknya? Tetapi Fae tidak menyerah. Fae mengerti, ini adalah sebuah Proses yang diberikan oleh Tuhan. Agar Fae tumbuh menjadi anak yang hebat nantinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Untung Fae sabar. Kalau Aku jadi Fae, hmmmm... Sama sihh... Sama takutnya... Cuma mungkin sabar ga yaa ... Hehehe...

Jahat ga sih Tante Anggrid sama Ann? Uhhhhh .. suebelll akuuu gaissss... Gatau dahhhh... Semakin emboh...

Tapi Kalian jangan marah² dulu yaaa... Marah simpen aja. Buat part berikut nya. Dijamin, Hp Kalian bakal Kalian banting solanya sangking keselnya. Hehehe...

Yokk lahhh... Ga usah bass Basi lagi
Langsung aja kalian
VOTE LIKE AND SHARE YAAA 🥰...

Kalian Juga boleh comment kok... Aku juga butuh kritikan dari Kalian.

Sayang kamu... ❤️❤️❤️🌻🌻🥰🤩

Asa Di Langit JinggaWhere stories live. Discover now