prolog

99 27 7
                                    

🍁Ada jutaan orang baik di dunia,namun tidak bisa dipungkiri lagi jika ternyata,orang jahat jauh lebih banyak daripada orang baik🍁

⭕⭕⭕
Seorang anak perempuan terlihat sedang bermain boneka sendirian di taman dekat rumahnya,hingga ada satu anak lelaki yang melihatnya dan menghampiri anak perempuan tersebut.

"Hai" Sapaan singkat dari anak lelaki itu membuat gadis kecil itu menoleh ke arahnya.

"Hai"balasnya tak kalah singkat.

"Apa boleh aku ikut bermain?"Anak lelaki itu berangsur duduk menyila sambil terus memperhatikan gadis itu.

"Ini boneka" Gadis itu menunjukan boneka yang dipegangnya."aku tidak punya robot,hanya mainan perempuan."lanjutnya.

"Tidak masalah." Anak gadis itu mengangguk mendengar jawaban anak lelaki didepannya,ia lalu menyodorkan boneka beruang putih yang dirasa cukup untuk dimainkan oleh anak lelaki. "Namaku Juna antala,panggil saja Juna.siapa nama kamu?"Anak lelaki yang diketahui bernama Juna itu mengulurkan tangannya.

"Aqila "ucapnya membalas uluran tangan Juna. "Aqila~"Juna mengulang kembali nama gadis didepannya,seolah menanyakan nama panjang gadis itu.

"Aqila,namaku Aqila."

"Oh..ya,-aaku hanya ingin..eum.. memastikan lagi saja" Juna jadi gelagapan sendiri,dia menggaruk belakang telinganya sambil tersenyum ke arah Aqila,menyembunyikan rasa gugup.

"Eum Aqila__  "Kamu boleh memanggilku Qila" Ucapnya memotong perkataan Juna.

"Oke,eum Qila umurmu berapa?"

"11 tahun" Ucap Qila singkat,lagi. "Oh ya,pantas saja kamu terlihat seumuran denganku,dan ternyata memang benar." Wajah Juna sumringah,dan Qila memperhatikan itu.

"Qila bagaimana jika kita buat kesepakatan?" Juna tersenyum ke arah Qila,namun Qila berekspresi bingung. "Seperti apa?"tanya Qila.

Juna tersenyum lalu kemudian..

Tugh

Juna mendorong jidat Qila dengan dua jari,telunjuk dan tengah.Juna mendorongnya pelan namun masih bisa membuat kepala Qila terantuk kebelakang.

"Jika nanti kita bertemu lagi,gunakan salam ini agar aku mengenalimu."

Dugh

"Ah!" Juna kaget saat Qila membalasnya dengan cara menepuk jidatnya dan bukan seperti yang Juna ajarkan tadi.

"Aku lebih suka begitu,lagipula kamu laki laki,dan aku perempuan.Menurutku itu cukup adil."Ucap Qila sambil mengangkat bahu,matanya menatap mata Juna dengan pandangan tak berdosa,ditambah wajah Qila yang polos dan menggemaskan membuat Juna tidak bisa berkomentar dan malah tertawa. "Oh yaampun!" Juna berseru.

"Baiklah,baiklah.Deal ya" Juna mengacungkan jari kelingkingnya yang dibalas protes oleh Qila. "Juna,itu simbol janji bukan deal!"

"Bagiku ini sama saja." Juna tersenyum mendengar Qila menyebutkan namanya.

Qila tidak protes lagi,Ia pun menautkan jari kelingkingnya dan tersenyum. "Deal!"

*****

Ini cuma prolog jadi part-nya pendek😂

Baca terus yuk ceritanya😋
Jangan lupa vote dan comment ❣🙇

THE DEVIL in MY BRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang