Her.

1.1K 173 6
                                    

Suara gaduh di luar samar-samar terdengar. Namjoon baru membuka mulut saat Seokjin seketika berdiri dari kursi menuju pintu keluar. "Tunggu—" mendadak terdorong, nampak lengan putih ramping mendekap pinggang Seokjin bersama seruan manja.

"Sayangku, Jin-ie! Aku rinduu ...."

"Chan-ah? Kapan pulang?" Seokjin merunduk, mengusap tengkuk. Membiarkan wajah empunya mengusap gemas di dada, juga semakin dipeluk erat. Sama sekali mengabaikan kehadiran Namjoon yang mengernyit tanya.

"Tega sekali tidak jemput. Bin-ah juga sulit dihubungi. Kau selingkuh, ya? Pria macam apa kau ini, Jin-ie?"

Seokjin terkekeh, hidungnya dicubit. "Baiklah, cukup. Aku sedang ada tamu. Sana sama Yoongi dulu." Pelukan ditarik lepas, tapi wanita itu keras kepala. Malah ganti menarik tengkuk Seokjin dengan bibir mengerucut.

Namjoon berdeham. Seokjin berpaling dengan kepala cantik yang menyembul penasaran di balik lengan. Wanita yang mendadak muncul memecah keheningan di antara mereka itu, tersenyum sumringah. Seokjin melepas halus salah satu lengan di pinggangnya.

"Namjoon-ssi, ini ...."

"Kim Chanhee. Punya anak satu, tapi belum diakui." Wanita itu menutup mulut Seokjin sedang tangan satunya mengulur pada Namjoon.

Seokjin menarik lepas tangan di mulut. "Manis sekali, Chan-ah. Semua orang akan menghujatku."

"Makanya nikahi aku, Jin-ie!"

Seokjin mengesuh, tapi malah ditertawai. Tersadar jika Namjoon menangkap semua percakapannya dengan si cantik Chanhee, sebelum menimbulkan banyak tanya lagi, Seokjin mendorong Chanhee keluar ruangan. Yoongi kebetulan lewat dan perhatian gadis itu langsung teralihkan. Seokjin mengacungkan jempol untuk tatapan menuduh Yoongi, lalu menutup pintu.

"Maaf atas gangguannya. Kita sampai di mana tadi?"

"Dia ...." Namjoon berusaha menemukan kata yang tepat saat ponselnya berdering. Memutus kalimat yang juga hendak diucap Seokjin.

Namun, Namjoon hanya melirik layar telepon dan beralih menatap Seokjin lagi.

"Aku belum menyerah padamu, kak. Pikirkanlah dulu."

"Jika soal bisnis, mungkin akan kurundingkan lagi dengan yang lain. Di luar itu, lupakan saja Namjoon-ssi."

"Apa karena gadis itu?"

Seokjin bersedekap. "Menurutmu bagaimana?"

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang