Spoiler 3

20 0 0
                                    


Pedro yang tahu dengan kekesalan Felix tak hanya tinggal diam. Dia memilih untuk menghampirinya di balkon. Masih sama seperti kemarin, Felix masih dengan pakaian serba gelapnya.

"Berhasil?" Tanya Pedro sambil menyandarkan tubuhnya didinding.

Kepulan asap rokok yang masih bertengger dibibir Felix. Membuat Pedro harus lebih bersabar menanti jawaban sahabatnya itu.

"Menarik."

Singkat Felix sambil kembali menghisap rokoknya. Pedro tersenyum sambil berjalan mendekat pada Felix.

"Target lo kali ini bukanlah target biasa yang sering lo hadepin. Jadi jangan sampai pesona PINK ROSES lo itu jadi boomerang untuk diri lo sendiri. Gue tahu lo pasti akan menyangkal segalanya. Tapi gue pastiin....."

"Dan gue pastiin ke lo. Kalau kebencian gue akan menghancurkan segalanya."

Pedro terdiam sambil memalingkan wajahnya.

Kebencian itu jelas tergambar diraut wajah Felix yang memerah. Karena Felix sudah berjanji pada sang Kakak. Jika suatu saat nanti dia yang akan menghancurkan keluarga itu. Sama seperti saat keluarga itu menghancurkan hidup kakaknya.

***

Tepat pukul 16.00.

Alea sedang berjalan seorang diri keluar dari gerbang kampus. Baju yang tadi pagi terlihat begitu kusut. Sore ini nampak sedikit lebih rapi. Meskipun ada beberapa bagian yang masih terlihat kotor.

Rambut panjang yang menari karena tiupan angin. Membuat Alea terlihat semakin cantik dengan pesonanya. Meski angin terus menerbang kan rambutnya. Rupanya tak membuat dia risih. Dia malah membiarkannya sambil sesekali menyelipkan ke belakang telinganya.

"Hallo ! Papa." Ucap Alea lembut sesaat setelah mengangkat panggilan dari sang Papa. "Emmm.. ok ! Nggak papa. Alea bisa pulang sendiri."

Setelah menutup telfonnya. Alea berniat untuk meninggalkan gerbang kampusnya. Namun, suara klakson mobil menghentikan langkahnya.

"Pulang bareng gue, dek. "

Senyum Alea merekah saat melihat Katharina mengajaknya untuk pulang.

"Kakak yakin? Rumah kita berlawanan arah loh kak."

Katharina menggeleng sambil menyuruh Aleana untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

"Kakak lagi ada urusan di rumah temen. Jadi apa salahnya kakak anterin kamu juga. Tumben nggak di jemput?" Tanya Katharina setelah mobilnya melaju menyusuri jalanan yang mulai sepi.

"Hari ini Papa Mama lagi sibuk banget kak. Jadi ya mau nggak mau harus pulang sendiri."

Bagi orang awam yang tak tahu tentang mereka. Pasti menganggap jika mereka adalah saudara. Tapi nyatanya mereka hanyalah sebatas teman. Atau mungkin lebih tepatnya seperti adek kakak yang beda orang tua.

Saat di tengah perjalanan. Tak sengaja mata Katharina menangkap noda kotor di baju Alea. Yang langsung membuatnya tersenyun simpul.

"Ck, tumben baju kamu kotor? Biasanya kusut dikit aja nggak mau pakai ." Goda Katharina yang paham betul dengan sikap Alea selama ini.

Seketika wajah Alea berubah masam. Saat mengingat kejadian tadi pagi yang menimpanya.

"Ini tadi ada cowok yang nggak aturan ngendarai mobilnya." Kesalnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Uuhhhhh.. kasian. Ganteng nggak dek orangnya?"

"Iihhh kakak apaan deh."

Suasana semakin ramai saat Katharina terus dan terus menggoda Alea dengan candaanya. Andai Katharina tahu siapa laki-laki yang dimaksud Alea. Mungkin tawanya takkan selepas ini.

The Pink Roses! (Spoiler)Where stories live. Discover now