지민: 20

1.9K 290 94
                                    


Don't forget to vomment dear.
Selamat membaca, baca pelan-pelan ya biar paham.
Ailofyu😘😘

***

Seulgi tertidur dan bangun pada pagi hari dengan Hyojung yang duduk di kursi tak jauh darinya. Perasaan dibuang kembali terkenang, membuat dia harus memijit kepalanya yang berdenyut tak karuan. Bahkan membuatnya tidak sadar sama sekali ketika Hyojung menghampiri dan tangannya dipegang erat.

"Nona, bagaimana keadaan no---"

"Kepalaku sakit sekali, gara-gara si Shitmin sialan!" kesalnya.

"Nona, saya sangat menyayangi nona. Nona harus hidup dengan baik, mengutuk seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah," Hyojung menghembuskan nafas perlahan kemudian memeluk Jiwon.

"Aku? Tidak mengutuk Yi Jimin? Dia itu sudah terlalu pantas menerima kutukan dariku," cerocos Seulgi. Hyojung tersenyum lembut kemudian mengusap rambut Seulgi pelan.

Tadi malam Seulgi sudah menceritakan semua masalahnya kepada Hyojung, termasuk Yi Jimin yang membuangnya ke kuil di ujung negeri dan kesimpulan akhir dari diskusi singkat malam tadi, Hyojung tinggal dan tidak dia perbolehkan meninggalkan istana.

Nyatanya, selain membuang dirinya ke kuil dan mengasingkannya, Jimin juga membuat Seulgi kehilangan pelayan terbaiknya, Im Hyojung. Dia tidak ingin membawa Hyojung karena pelayannya itu berhak untuk hidup di istana dengan baik, bukan dalam pengasingan yang menyedihkan. Kalau mereka bertemu lagi di masa depan, Seulgi berjanji akan menyayangi gadis ini dengan baik dan membalas kebaikan yang ia terima selama di Jeoson.

"Pelayan Im Hyojung, sudah waktunya Anda kembali," satu suara pria menginterupsi keduanya. Hyojung melepas pelukannya kemudian mencium kening Seulgi sebentar, sedangkan gadis itu terdiam dan merasakan sesuatu di dalam hatinya.

Deg!

Perasaan sesuatu seperti apa ini? Shit! Jelas ini bukan cinta jika kalian berfikir seperti itu. Perasaan ini lebih mengarah pada kesedihan dibanding asing ketika seorang perempuan mencium keningnya pertama kali.

"Siapa kalian? Kenapa kalian menunggu pelayanku?!" Seulgi meninggi di akhir tanyanya, melihat kedua pelayan yang cukup familiar  ini membuat dia emosi seketika.

Pelayan dengan tampang menyeramkan dan bertubuh kekar. Sialan! Mereka penjaga ruang bawah tanah.

"Nona, saya sudah menyiapkan obat untuk anda di atas meja. Pelayan baru akan mengusapkan pada punggung anda---"

"Apa yang terjadi Hyojung?! Kenapa mereka yang bisu dan tak bisa menjawab ini menunggumu?!" Seulgi merasa kesal karena penjaga yang dia tanya hanya saling melempar pandang satu sama lain dan tak berani menjawab. Penjaga bisu nan bodoh.

"Hamba harus pergi ke ruang bawah tanah bersama mereka, nona." Wajah Hyojung tak lepas dari senyumannya yang ramah, "iya! aku tanya kenapa kau ikut mereka! Aku tahu mereka penjaga penjara disana!" Seulgi memanas, amarahnya memuncak seketika.

"Kakak ipar," Jungkook masuk dengan sapaan yang besar seperti biasa. Sapaan setengah teriak tapi tidak riang. Dia juga menatap Hyojung sekilas kemudian duduk di tepi tempat tidur di antara Jiwon dan Hyojung.

"Kook, ada apa ini kenapa mereka hendak membawa Hyojung?" Seulgi kesulitan melihat Hyojung karena tubuh Jungkook yang besar menutupi pelayannya itu.

JI WON, 1882 [END]Where stories live. Discover now