07

3.1K 276 61
                                    






Sudah 10 bulan lamanya Chenle terbaring diatas ranjang di ruangan yang serba putih itu. Bau obat dan infus yang tak hentinya menetes sudah menjadi pemandangan biasa bagi keluarga Chenle dan kekasihnya Jisung.

     "Chenle-ya bangunlah aku merindukanmu sangat" isak Jisung tak hentinya.

Orangtua Chenle dan kakak kembarnya pun merenung menunggu Chenle yang tak kunjung sadar dari koma nya itu. Anehnya kepribadian gandanya yaitu Winwin pun tak kunjung muncul.

     "Maaf maafkan aku semua gara-gara aku. Aku hanya ingin diperhatikan oleh Jisung makanya aku menyakiti Chenle maafkan aku" Taeyong yang bahkan sudah keluar dari kurungan besi penjara masih memohon ampun tak berhenti-henti.

"Sudah tak apa kami sudah memaafkan mu Taeyong lagi pula kalian itu teman sedari kecil" ucap Jungwoo lembut.

"Tidak ini semua salahku mohon beri aku hukuman lagi" Taeyong bersujud di hadapan kedua orangtua Chenle sambil menangis memohon ampun.

Lucas dan Jungwoo sangat kebingungan karena hampir setiap hari Taeyong datang memohon ampun.

"Ekhem anu..." Jisung membisikan sesuatu kepada Lucas dan tampaknya Lucas hanya mengangguk setuju.

"Yasudah Taeyong hukumannya tolong jaga Chenle seumur hidupmu dan jangan sampai dia terluka sedikit pun atau kami tidak akan memaafkanmu" Ucap Lucas dengan tegas kepada Taeyong yang masih saja menundukan kepalanya kearah lantai rumah sakit yang dingin itu.

Mata Taeyong berbinar dia pun langsung memeluk kedua orang tua Chenle. "Terima kasih aku akan menjadi pelayan Chenle kapanpun"

.
.
Drippin
.
.


       "Chenle bangun dong aku jadi tidak punya teman untuk kuajak berantem nih aku bosaannn" Renjun mendengus kesal melihat kembarannya tak kunjung bangun 10 bulan lamanya.

"Hei Taeyong" tatap Renjun sinis ke arah Taeyong.

"Y-ya ada apa? Apa kau perlu sesuatu?" Taeyong gelagapan kaget dibuatnya.

"Cepat belikan ramen dan susu makanan kesukaan adiku ini"

"Baik nona renjun" Taeyong langsung lari terbirit birit keluar dari kamar di rumah sakit itu.

"Haahhh tolong bangun Chenleee aku bosann"
"CHENLEEE BANGUNNN"
"LELEEEEEE"
"PLIS JANGAN KOMA TERUS AKU LELAH HIKS"
"CHENLE KENAPA KAU TAK BANGUN JUGA PADAHAL WINWIN SUDAH TERTIDUR"
Renjun berteriak sekuat tenaga berharap adik kembarnya akan bangun,tetapi semua itu sia-sia karena Chenle masih terlelap.

"WOI BANGUN GOBLOG CORONA!"

"HAAAHHHH??!!!!" Ajaib sekali berkat Renjun mengucap kata 'corona' Chenle langsung terduduk di ranjang nya membelalakan mata nya yang sipit itu.

"LELEE" Renjun langsung berdiri memeluk adik kembarnya itu. Tangis haru tak dapat ditahan oleh Renjun.

"Rere? Kita dimana? Kenapa aku di rumah sakit? Mana yang lain? Mana jisungku?"
Chenle kebingungan karena melihat kembarannya tersebut menangis. Dan seingatnya ia masih di sekolah ingin menemui Jisung kekasihnya.

"Astaghfirullah you know tolol? KAU ITU KOMA 10 BULAN CHENLEEE 10 BULANNN" Renjun memicingkan matanya kesal ke arah kembarannya itu.

"Ehh benarkah? Aku tak ingat apa-apa maafkan aku" Chenle menyudutkan bibirnya kebawah.

"Oh iya Rere aku bermimpi ada monyet yang terus-terusan menyuruhku bangun dan tiba-tiba dia berteriak corona apalah itu aku kaget dan langsung bangun hahah lucuu" Chenle tertawa terbahak-bahak sampai ingin mengeluarkan cairan dari mata sipitnya itu.

"HAAH?? Aish yasudahlah aku akan menelpon yang lain diluar kau tunggu disini" Renjun merasa tersindir mengetahui bahwa monyet itu adalah dia yang datang ke mimpi Chenle.

.
.
Drippin
.
.

     "Chenle?sayang?" Jisung masih tak percaya melihat kekasihnya yang sexy montok binal dan cantik dan putih dan menggemaskan dan pintar dan imut dan lucu dan periang dan berisik dan bacot dan mesum dan segalanya itu telah sadar.

"Jisungie......." Chenle merentangkan tangannya lebar agar Jisung memeluknya.

Jisung langsung berlari kearah ranjang putih itu dan mendekap Chenle erat sampai Chenle merinding karena pacar nya yang dingin itu.

Tak hanya memeluknya Jisung mengecup pipi bulat Chenle tak lupa kening Chenle dan juga bibir Chenle yang merah muda itu.

"EKHEEEMMMMM" sindir teman-teman mereka yang geli melihat kemesraan kedua remaja itu.

Keduanya yang disindir hanya tersipu malu dan melepaskan pelukannya.

"Kau akhirnya kembali"
"Aku kembali" Chenle tersenyum bahagia melihat semua orang yang disayanginya berkumpul di ruangan rumah sakit itu.

ᴅʀɪᴘᴘɪɴ | ChenSungWhere stories live. Discover now