HSI. Episode 1

1.1K 48 2
                                    

Koreksi Typo Please.

Malam sudah larut, ku lihat kamar ayah ku masih sepi tidak ada tanda-tanda ada di sana.
Ku edarkan pandangan di ruang makan ku lihat makanan yang ku siapkan telah di makan oleh ayah.

Perkenalkan namaku Taraya Dyanika Nugraha, usia ku 21 tahun saat lulusan S1 fakultas ekonomi dan bisnis. Dan sudah hampir 3 tahun aku bekerja di salah satu perusahaan swasta DNCorp (Daniel Corp) aku menjabat sebagai manager keuangan disana karena prestasi yang aku dapat dan pernah magang di perusahaan ini, mereka berbaik hati mengajak dan menawarkan pekerjaan ini ke padaku.

Aku tinggal dengan ayahku di sebuah rumah kontrakan, ibu yang sudah lama meninggal karena sakit gagal jantung membuat ku harus belajar mandiri tanpa kasih sayang seorang ibu. Aku ditinggalkan ibu saat berusia 17 tahun dengan kondisi keluarga ku masih dalam keadaan berada. Ayah mempunyai perusahaan yang sukses tapi semua sirna saat ibu ku meninggal ayah menjadi seorang pendiam dan malah acuh padaku. Ayah menjadi seorang pamabuk berat, dan penjudi semua harta yang ada dia taruhkan di meja judi. Ayah menganggap hidup tanpa istri tidak lah sempurna. Dari situ perusahaan menjadi bangkrut dan menjadikan kami seperti saat ini.

Namun, lepas dari itu aku tumbuh menjadi wanita yang kuat, pintar dan tangkas aku rajin bekerja paruh waktu selama SMA dan Kuliah demi membiayai kehidupan kami sehari-hari. Meski tante Indira Kiana selalu memberikan aku uang untuk membiayai sekolah dan kuliah ku sampai tuntas. Ya, ayahku Bernama Aindra Kian Nugraha mereka hanya dua bersaudara saja. Berkat tante indira lah aku menjadi wanita yang kuat dia seperti menjadi ibu ke 2 untukku. Di sebalah ibu tidak mempunyai saudara dia anak tunggal. Tapi, ibu adalah orang kaya yang tega meninggalkan semua demi bersama ayah kian. Kakek dan neneku tau ibu meninggal mereka tidak mau membantu ayah ku, mereka mengutuk karena ayah pernah mengambil paksa ibu dari mereka sehingga aku pun tidak begitu akrab dan hanya sekedar tahu kakek dan nenek tanpa mau merepotkan mereka. 

Tookkkkk tokkk (suara ketukan pintu)

"siapa malam- malam begini? Apa itu ayah" tanyaku.

Aku keluar dengan tergesa sambil memasang
hijab instan ku. Ku buka pintu dan benar saja ayah baru pulang. Namun, dengan keadaan yang mengerikan wajah babak belur serta di pegangi beberapa orang seperti tukang pukul.

"ayahhhhh, ayah tidak apa2 kan?" cemasku
"masuk rayaaaa, cepat masuk" titah ayahku
"tidak ayah, hiks hikss" isak air mataku keluar

Kulihat orang2 itu menatapku dengan ganas dan seperti ingin memakan ku.
"ooohhh ternyata memang cantik putrinya" ujar salah tu orang itu.

"okkk. Malam ini dia kami bebaskan tapi besok siap2 kalian akan menghadap neraka ingat itu"

6 orang itupun pergi dari kontrakan kami. Ku tuntun ayah ke dalam kamarnya. Kubaringkan ayah dan ku kompres wajahnya yang babak belur dan ku olesi salep pereda sakit. Ku lihat wajah ayahku saat ini, "dia hancur sangat hancur"batinku. Andai saja ibu masih ada mungkin kami akan hidup bahagia.

Keesokan paginya.
Aku bangun dari tidurku, shalat subuh dan segera membuat sarapan untuk ayahku. Ku hampiri ayahku di kamarnya ternyata dia sudah bangun.

"ayah sudah bangun?"
"iya nak, kemarilah raya" titah ayahku.

Aku duduk disebelah ayahku diatas kursi didepan kasurnya. Dia menantapku sendu dengan wajah yang masih lebam.

"raya, maafkan ayah hiksss" ayah menangis.
"raya semalam ayah dipukuli karena ayah mempunyai hutang judi sebesar 1.8 M" cerita ayah.

Aku sudah menduga ayah pasti mempunyai masalah dengan mereka. Tak ku pungkuri selama ini hutang ayah aku lah selalu mencicilnya. Sehingga ayah selalu meminta uang kepadaku. Memang gajiku lumayan besar menjadi manager keuangan di DNCorp.

"ayah, raya minta ayah berhenti berjudi sekarang. Raya akan brusah mencicil hutang ayah asalkan ayah berhenti berjudi" kataku lembut.

"satu penyesalan ayah semalam ray" ayah terdiam sebentar. "ayah sudah menjual dirimu untuk mereka" hikss tangis ayahku.

"apaaaaa.. Ayah bercandakan?" hatiku mulai gelisah dengan penuturan ayah.
"ayah gak bisa jual raya dengan seenaknya yah,, hikssss hikss" tangis ku pecah. Ayah sangat keterlaluan menjualku aku bukan barang tapi aku anaknya darah dagingnya mana mungkin dia setega itu dengan anaknya sendiri.

"maafkan ayah ray,, tapi ayah terpaksa melakukan itu. Mereka mengacam akan membunhuh ayah dan akan menyakitimu juga" lagi ayah berkata.

Aku berlari keluar dari kamar ayah. Masih dalam keadaan menangis. Aku lupa hari ini adalah hari senin dan sekarang jam 06.30 aku harus bergegas ke kantor. Karena hari ini CEO DNCorp akan rapat penting dan ingin melihat laporan keuangan bulan ini. Dengan sigap aku melupakan sejak pelik dalam rumah melupakan semua kata2 ayah pagi tadi. Aku sudah selesai dengan setelan rapi dengan celana bahan yang tidak ketat serta blazer warna gray serta hijabku. Ku langkan kaki menaiki motor kesayanganku.

💠💠💠💠💠

SKIP di Kantor.

Sedikit terlupakan masalah yang menimpaku di rumah. Karena aku sibuk di kantor dengan segudang pekerjaan yang menunggu maklum akhir bulan menjadi hari tersibukku.

"ray, kita makan siang yuk?" ajak naya teman sekantorku.

"duluan aja nay, aku masih ada kerjaan sedikit lagi" sahutku.

"eem aku duluanya, eeh ray nanti susul aja ke resto depan kantor kalau laper" kata naya.

Aku hanya mengacungkan tanda jempol kepada naya dan seulas senyum dibibirku. Aku istirahat sejenak dan segera pergi meninggalkan meja kerja dan memilih ke mushola yang ada di kantor untuk melaksanakan shalat zuhur.


💠
💠
💠
💠

SKIP PERUSAHAAN ANGroup

ANGroup adalah perusahaam besar yang terkenal di kanca nasional dan internasional.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang tekstil, perhotelan, pariwisata dan tentunya bidang paling di rajai casino yang meluas terkenal di singapura, cina, taiwan, serta negara2 asia lainnya.

Gedung dengan 20 lantai dihiasi ornamen modern merupakan kantor pusat ANGroup. Diruangan bernuansa gelap terpampang tulisan CEO utama Al Mondy Dinegara Adnan diatas meja. Mondy tengah duduk dikursi kebesarannya sedang menunggu anak buah datang.
Pengawal, orang kepercayaan mondy Ario Perwata dengan gagah masuk kedalam ruangan CEO.

"Permisi tuan, ini berkas yang anda minta" rio memberikan dokumen.

"aahhh Nugraha Company" kata mondy.

Seulas senyum Terukir di bibir tipis mondy. Sambil membolak balikan berkas yang diatas meja. Dengan sedikit mengernyitkan dahi mondy mengambil 1 lembar foto wanita.

"Taraya Dyanika Nugraha" sambil mengangkat foto dan tersenyum entah apa arti dari senyum itu........

Bersambung.....

Hyy RamonLovers salam hangat
Saya baru belajar menulis mohon bantuan dan bimbingan kritik saran yang membangun.
Jangan lupa vote komentar dan follow ya.



Hati Seorang IstriDonde viven las historias. Descúbrelo ahora