HSI. Episode 18

362 39 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya......

🏵🏵🏵🏵🏵

DNCorp

"alhamdulillah ya allah kelar juga meetingnya" ucap raya sambil menutup laptop dan buku catatan kerjanya. Lalu melirik naya yang sama membereskan berkas meeting.

"raya bisa kita bicara sebentar?" panggil virza yang beranjak dari tempat duduknya. Ruangan ini sudah mulai sepi hanya virza, raya dan naya yang tersisa.

Raya menoleh ke arah virza "iya pak boleh".
"nay, kamu duluan aja ya. Aku mau bicara sebentar sama pak virza!!"

"oohh baiklah kalau begitu. Sekalian aku pulang duluan ray, udah jam lima lewat ni" ucapa naya sembari mengangkat laptop dan berkas-berkas meeting tadi.

Raya tersenyum "ya udah hati-hati dijalan nay. Sampai ketemu besok" raya melambaikan tangan ke arah naya. "ayo, pak virza kita bicara di cafe depan kantor saja tidak enak mengobrol di ruangan ini berdua" ajak raya.

"baiklah raya. Ayo..silahkan" virza mempersilahkan raya keluar terlebih dahulu.

🏵🏵🏵🏵🏵

Cafe Moon

Raya dan virza memilih duduk di sudut cafe karena virza ingin berbicara serius dengan raya.

"ray bagaimana kabar bella?" tanya virza membuka obrolan.

Raya memalingkan muka untuk menutupi kesedihannya jika membicarakan bella. Raya sungguh tak sanggup menceritakan kondisi bella saat ini. "bella ada di rumah sakit sekarang. Kemarin penyakitnya kambuh vir" jawab raya dengan nada sendu.

"semoga bella cepat sembuh dan memiliki kebahagian. Jika kau ke rumah sakit menjenguknya sampai salam ku untuknya maaf belum bisa datang menjenguknya" ucap virza tulus.

Raya tersenyum "tentu vir, nanti sepulang dari sini aku akan ke sana karena besok libur aku ingin menemani bella menggantikan rio"

"sebenarnya aku ingin membicarakan hal lain juga raya" kata virza dengan menatap raya tajam.

Raya sedikit terkejut seolah bertanya ada apa! Apa yang ingin virza katakan. "katakanlah vir. Jika itu pertanyaan akan ku jawab sejujurnya" ucap raya tulus.

"raya, kenapa kau tidak pergi meninggalkan mondy??"

Deggg...

Raya terkesiap kenapa virza melontarkan pertanyaan itu sungguh raya sangat terkejut.

"aaa..aaku, tidak bisa vir. Aku istrinya sekarang vir. Aku harus menjalankan kewajiban ku" jawab sedikit tergagap.

"raya sebenarnya, bukan mondy saja yang memiliki dendam dengan ayahmu" lanjut virza membuka pembicaraan intinya.

Raya kembali tersenyum. Dia tahu ayahnya bukan orang yang baik bagi orang lain "iya vir. Aku sangat yakin ayahku banyak musuh tidak mungkin keluarga adnan saja, kurasa masih banyak yang lain"

"termasuk aku raya, tapi aku sudah melupakan itu" jelas virza sedikit menundukan kepalanya.

"kenapa vir, apa ayahku berbuat salah padamu!" tanya raya lembut "jika iya aku mohon mewakili ayahku maafkan dia vir. Maafkan dia" raya meneteskan air matanya. Yang ibu katakan memang benar perlahan raya pasti tahu siapa ayahnya sebenarnya.

"dulu, aku pernah tertembak oleh ayahmu ray dia hampir membunuhku waktu itu. Tapi, aku sadar sekarang semua itu dia lakukan demi hak adikknya" jelas virza.

"aadik, maksud kamu tante indira???" tanya raya yang mulai bingung dengan penjelasan virza.

"iya raya. Jika kau ingin mendengar penjelasan
yang lebih jelas, temuilah ayahmu tanyakanlah kepadanya. Aku tidak berhak menceritakan masalah ini" ucap virza yang beranjak dari kursi.

Hati Seorang IstriWhere stories live. Discover now