Malam itu mereka akan makan malam keluarga Uchiha dengan lengkap. Tidak seperti biasanya, kali ini makan malam diadakan di rumahnya dan Sasuke. Biasanya itu selalu di rumah utama atau di kediaman kakak iparnya.
Namun saat siang Ibu Mikoto mengatakan mereka─ayah dan ibu mertuanya, tidak dapat hadir. Mereka baru ingat bahwa memiliki undangan ulang tahun pernikahan salah satu teman lama. Sehingga otomatis yang dapat hadir hanyalah kedua kakak iparnya. Ibu Mikoto mengatakan untuk tidak membatalkan acara itu, karena tahu pasti ia sudah menyiapkan hidangan untuk mereka.
Sejujurnya, ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana makan malam mereka nanti. Biasanya adalah tugas Ibu Mikoto untuk mencairkan suasana. Di keluarga mereka, hanya ibu mertuanya itu yang menyenangkan dan santai dalam berbincang. Selalu memiliki bahan obrolan, sehingga mereka tidak akan berada dalam keheningan yang canggung.
Seperti yang sudah diketahui, ia sama sekali bukan pencair suasana yang baik. Ia betul-betul kesulitan bahkan hanya untuk berbasa-basi. Sedikit mirip dengan Sasuke.
Sementara Yugao juga tidak seluwes itu. Dia lebih sering berbicara dengan nada menyindir dan tegas. Keanggunannya benar-benar seperti wanita bangsawan yang selalu mendongakkan kepala dan jarang tersenyum. Tidak cocok untuk diberi tugas sebagai pencair suasana.
Ia meringis mengingat ini. Kedua menantu Uchiha bahkan tidak beda dengan keturunan asli Uchiha yang tidak pandai bercanda. Ibu Mikoto jelas jauh lebih baik.
Saat ia memberi tahu kabar ini pada Sasuke, raut pria itu biasa saja. Tidak menunjukkan kebingungan atau keengganan lain. Bisa jadi karena Sasuke sudah terbiasa dalam keheningan dan kecanggungan. Sehingga tidak ada masalah baginya jika hanya makan malam dengan keluarga kakaknya.
"Suamiku─tolong nanti kau dan kakak ipar jangan sampai berdebat. Tidak ada Ibu. Tidak ada yang bisa mencairkan suasana," ujarnya putus asa dengan mata berharap. "Ya?"
Kening Sasuke mengerut, menatapnya sinis. "Kau bicara seperti aku yang selalu memulai perdebatan."
Ia menghela napas. "Bukan begitu. Aku mengatakan padamu, karena hanya kau yang bisa kuajak bekerja sama. Aku tidak mungkin memperingatkan Yugao."
Sasuke diam sejenak. "Hn."
Walau dengan jawaban singkat itu, ia tahu bahwa nanti sebisa mungkin Sasuke tidak akan menanggapi Yugao.
Ia dan Sarada menyambut Itachi dan Yugao begitu mereka datang.
"Selamat malam, kakak ipar. Mari masuk," ujarnya setelah membuka pintu.
"Selamat malam," balas Itachi dan Yugao hampir bersamaan.
Lewat matanya ia meminta Sarada untuk menyapa pula.
"Hai, Paman─Bibi!"
"Hai, Sarada," sapa Itachi sembari menyentuh pipi Sarada pelan.
"Sasuke di dalam?"
Ia terkesiap dengan pertanyaan Itachi yang tiba-tiba. Ia mengangguk cepat. "Iya, dia ada di dalam."
Sasuke sedang duduk di ruang tengah, menonton TV. Begitu melihat kedua orang yang mereka tunggu, dia segera bangkit.
"Ayo makan," ajaknya dengan suara datar.
Itachi mendengus. "Kau benar-benar ingin makan malam ini segera selesai dan menyuruh kami pulang?"
Sasuke menoleh sekilas. "Hanya perasaanmu." Namun tetap tidak menghentikan langkah ke arah meja makan dan segera duduk di sana.
"Sudahlah, suamiku. Mungkin Sasuke memang tidak nyaman makan malam dengan kita, apalagi tidak ada Ayah dan Ibu," ujar Yugao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Adores #2 ✔
FanfictionInilah awal mulanya. Pertemuan dua orang yang berbeda. Seketika bersama disaat belum saling mengenal, tidak juga saling memahami. Dunia memang terkadang sungguh aneh. Menurut Sasuke, hidup sebelumnya bagai bayang-bayang. Tidak terlihat dan tidak ber...