Apa yang akan terjadi?

38 16 8
                                    

Happy Reading's

***


Ke esokan harinya.

Hari ini pertama kali Widy pergi ke sekolah milik sepupunya, sebenarnya Widy enggan menerima tawaran Reni untuk ikut bersamanya ke sekolah. Tapi karena dia juga penasaran seperti apa sekolah sepupunya yang selama ini belum pernah sama sekali dia berkunjung ke sana, sedangkan Reni sebaliknya Reni sudah tiga kali ke surabaya dan sudah pernah melihat seperti apa sekolah Widy di sana sampai-sampai dia memilih berbeda tempat sekolah.

Apa salahnya sama? Atau sekolah mereka masing-masing memiliki sensasi berbeda.

Mungkin.

Dan apa yang akan dia lakukan selama Reni belajar dan itu sangat membuatnya bingung harus bagaimana lagi. Dia berangkat dengan motor dan Reni duduk di belakangnya. Sengaja sepupunya ini menyuruhnya untuk mengantarkan ke sekolah. Widy menghela nafas berat hari pertamanya pulang ke kota ini pasti selalu di sia-siain oleh Reni. Ingin dia kembali ke rumahnya yang di surabaya namun dia masih merasa kangen dengan sepupunya yang bawel ini.

"Ren, dari tadi kok bulak balik aja sih? Sekolah lo dimana sih?" Tanya Widy dia merasa heran kenapa dari tadi belum sampai juga ke tempat sekolahnya Reni, sudah berputar-putar juga. Yah karena lokasi sekolah Reni jalannya memang banyak berbelok-belok.

"Dikit lagi sampai kok, gak sabaran aja lo" Reni memutar matanya malas. "Tuh, sekolah gue" Lalu tidak lama mereka sampai di sekolah Reni yang terletak di tepi jalan raya. Terlihat Widy mengulum senyumnya menatap setiap gedung-gedung sekolah yang bertingkat itu. Tiba-tiba suara Reni kembali terdengar.

"Woi kapan turunnya nih?" Tanya Reni tidak sabaran. Yah gimana tidak sabaran dia sudah hampir terlambat karena sepupunya ini. apalagi sekarang jadwal belajarnya dengan guru BK. Bisa kena marah nantinya guru BK kepada Reni, kalau tahu dia terlambat untuk pertama kalinya karena dia tidak pernah sekalipun terlambat.

"Iya iya." Jawab Widy. Lalu turun bersamaan dan langsung memarkirkan motornya di tempat parkiran sekolah. Saat mulai masuk ke kawasan sekolah mereka berdua langsung mendapat tatapan heran dan penasaran karena ini bukan karena tampilan berbeda dari Reni tapi cewek yang di sampingnya ini membuat semua siswa-siswi yang berada di sekitarnya penasaran. Bisikan mulai terdengar di telinga Reni begitu pun Widy, dia jadi merasa sedikit gugup karena semua orang menatapnya tidak lepas dari pandangan mereka, beberapa sorot mata tajam sebagian siswi  dengan paras yang di miliki oleh Widy lebih cantik dari Reni siswi di cap teladan dan disiplin di sekolahnya itu membuat mereka iri pada cewek asing di sampingnya.

"Keknya anak baru deh"

"Mungkin saja. Dia cantik yah ga?"

"Hmm, lebih cantik dari Reni"

Begitulah bisikan mereka yang di sekitar mereka. Reni menoleh ke samping menatap Widy yang hanya menunduk. Dia langsung meraih menggenggam tangan kanan Widy dengan erat. "Gak usah gugup" Bisik Reni kepada Widy, sepupunya hanya membalas dengan anggukan. Lalu mereka melanjutkan langkah menuju pondok baca yang terletak di tepi lapangan basket.

"Di sini, gue tinggalin gapapa 'kan?" Tanya Reni. Widy menatap Reni canggung, pandangannya beralih ke salah satu pondok baca yang di sebelahnya. Widy menelan ludah susah payah menatap beberapa siswa yang duduk di sana.

"Gapapa sih. Tapi..." Widy menggantung ucapannya saat seorang siswa yang duduk di pondok baca sebelah menatap dia begitu lama. Widy mengernyit dia menatap kembali tatapan siswa itu yang tertuju bukan padanya melainkan kepada sepupunya sendiri. Widy menoleh ke samping menatap lekat mata gelap milik Reni yang tertuju pada siswa itu terlihat seperti mengatakan sesuatu yang sudah lama dia pendam. Lamunannya memudar ketika suara bisikan seseorang terdengar di telinganya.

Story Not Perfect(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang