[c'est toi?]

20.5K 791 168
                                    

.

Onshot
Johnjae
Bahasa baku / Kasar

"Tinggal kau katakan padaku kamar nomer berapa? Begitu rumitkah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tinggal kau katakan padaku kamar nomer berapa? Begitu rumitkah?"

"....."

"Cih. Baiklah. Dasar jalang murahan"

Tut.

Lelaki dengan postur tubuh tinggi tegap berjas hitam itu segera memasuki hotel mewah dan menuju ke bagian front Office.

"Ada yang bisa dibantu tuan?" kata salah satu pegawai cantik disana.

"Ah. Aku mencari tamu dengan nama Mr. J? Dia berada di kamar yang mana?"

"Ah, dia tadi menitipkan pesan juga pada kami. Beliau berada di kamar VVIP 2, letaknya ada di lantai paling atas. Dan dia juga menitipkan ini untuk tamunya."

Pegawai itu memberikan kotak hias pada Johnny.

Iya, lelaki itu bernama Johnny. Pengusaha yang saat ini sedang meniti karir emasnya. Mengobrak abrik perusahaan kecil untuk bisa dia monopoli. Sahamnya meningkat pesat setelah terakhir perkembangan sempat collaps lantaran ayahnya mengidap kanker. Beruntung Keluarga Seo memikiki anak semata wayang yang licik dan juga cerdas yang mampu menyelamatkan semua aset itu.

Ah lupakan tentangnya. Johnny sudah hampir sampai pada tujuannya. Tapi tak biasanya, jantungnya kini sedikit berdegup tak stabil. Johnny memang selalu menyewa jalang untuk mencukupi kebutuhan seksnya. Tapi ini berbeda. Jalang itu menghubungi sahabatnya Johnny dan dengan sukarela menyerahkan dirinya dibayar atau tidak. Itu aneh bukan?

Klek.

Pintu itu terbuka karna sandi yang Johnny gunakan benar.

Lelaki gagah itu memasuki ruangan gelap, nampak diujung ranjang, seseorang pria menatap view jalanan dari jendela kaca besar didepannya.

Johnny mengerutkan keningnya, tubuh ramping itu tidak asing. Terlebih lagi saat lampu hotel dinyala-

"Jangan nyalakan lampunya." suara pria itu.

Tangan Johnny masih menempel pada saklar. Mengerut bingung lagi, tapi tetap menuruti. Dia mematikan lampu dan mendekat pada pria yang akan menemaninya malam ini.

"Kau suka gelap?"

Nada suara Johnny merasuk ke telinga pria itu dengan halus. Dia menggeleng.

"Aku benci gelap."

"Lalu kenapa aku tak boleh menyalakan lampu?"

Johnny semakin bingung dibuatnya. Benar kata Taeyong, jalang ini berbeda dari yang lainnya. Cih.

"Kau sudah buka titipanku di FO?"

Johnny teringat kotak yang barusaja diletakkan di nakas. Dia mengambil dan membukanya.

-oneѕнooт joнnjae-Where stories live. Discover now