Keseharian yang melelahkan

150 45 40
                                    

"Pasha bangun, shalat subuh dulu!" seruku pada Pasha yang tertidur pulas di kamarnya. Ku goyangkan sedikit badannya. "Pasha, nanti telat loh kerjanya."

"Apa Lo gak lihat gua lagi tidur! Gue gak abis pikir sama Lo, kenapa Lo selalu ganggu kehidupan gue ha?! Dasar cewe gak tau diri!" teriak Pasha.

Lalu menampar dan mendorongku kuat hingga aku tersungkur ke lantai membentur ujung lemari. Sedangkan dia langsung pergi ke kamar mandi dengan watados.

"Aww," ringisku sambil memegang kening yang mengeluarkan darah.

...

"Pasha, sarapan dulu!"

"Gue gak berselera, makan aja tu makanan sampah Lo!" ujar Pasha sambil berjalan pergi meninggalkanku.

"Mau kemana?"

"Kerja!" jawabnya ketus.

"Emm ... pasha, aku mau pergi jengukin teman, izinin ya?"

"Serah Lo, tapi sebelum gue pulang Lo harus udah ada disini. Kalo enggak, lihat aja nanti!"

"Iya, makasih pasha," kataku sembari tersenyum lebar kepadanya.

***

"Assalamu'alaikum ...."

"Wa'alaikumussalam, Sari! Apa kabar? Udah lama kita gak ketemu, wahay temanku yang lucu dan imut ini," kata Tina sambil memelukku erat.

"Hahhah, alhamdulillah aku baik. Bisakah kau melepas pelukanmu? Aku hampir tidak bisa bernapas."

"Eh iya-iya maaf, abisnya aku kangeenn buanget sama kamu," ujar Tina seraya melepas pelukannya.

"Kamu sakit apa?"

"Cuma sakit biasa, jangan khawatir!" katanya dengan memukul pelan pundakku dan aku sedikit meringis karna itu adalah bekas cambukkan Pasha.

"Ke-kenapa? Perasaan pukulanku pelan banget deh, eh keningmu kenapa? Dan juga bibirmu, semua baik-baik saja kan?" ucap Tina sedikit khawatir ketika melihat plaster di keningku dan sudut bibirku yang sedikit lebam akibat kejadian tadi pagi yang sering aku alami.

"Iya, tadi i-itu emm ... aku jatuh dari ... ranjang ah iya ranjang, hehe," jawabku berbohong.

"Hah? Pasti semalam si pasha bermainnya terlalu keras ya? Bwahhahah." Tawanya menggema ke seluruh ruangan. "Oh ya, si pasha kenapa gak diajak? Sudah hampir 3 tahun kalian menikah, tapi aku baru melihatnya empat kali, itupun tidak bersamamu. Dan apa kau belum juga hamil?"


"Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan soal hamil, mungkin belum rezeki kami."

"Oh iya, semoga kau cepat-cepat dapat momongan," ucap Tina sambil tersenyum lalu menepuk pundakku.

"Aamiin ...." Aku tersenyum kecut kepada Tina. 'Andai engkau tau, kami tak pernah bersetubuh selama ini,' batinku.

==========


"Ha? Kenapa mobilnya sudah ada? Padahal baru jam empat sore, oh tidak!" Aku buru-buru masuk ke rumah.

"Assalamu'alaikum ...."

"Udah gue bilang, Lo harus sudah ada di rumah sebelum gue pulang. Kenapa Lo gak matuhin perintah gue hah?!" bentak Pasha. Lalu ia membuka sabuk celananya dan mencabukku berkali-kali tanpa ampun.

"Ampun, ampuni aku. Aku gak tau kalau kamu akan pulang cepat, hiks ...."

"Halah, banyak alasan!" Ia menarik tanganku kasar, kemudian melempar jilbab yang ku pakai dan menjambak rambutku.

Terimakasih telah mampir, nantikan kisah selanjutnya^^

MATAKU MATAMUحيث تعيش القصص. اكتشف الآن