🍭12. Assalamua'laikum Cinta

931 87 2
                                    

Setelah gue setuju dengan ajakan Mas Divan untuk makan bersama, gak terpikir kalau akhirnya bakalan secanggung ini, berdiri sebentar di dekatnya buat gue gugup banget, sedangkan ini gue duduk untuk di waktu lama bersamanya, apa gak  disko-disko jantung gue?

"Anila."

"H-huh i...iya Mas ada apa?"

Bodoh, bodoh. kenapa gue jadi gugup gini sih, ayolah santai aja. Kaya udah mau di ajak nikah aja tenggang amat.

"Kenapa gak di makan? makanan gak enak ya? mau saya pesankan lagi?"

Gue menggeleng sambil nyengir, udah kebayang di otak gue kalo muka gue sekarang pasti jelek banget, haduh.

"Gak usah Mas, ini enak kok."

"Terus kenapa kamu gak makan?"

Gue tersenyum membalas ucapanya, langsung aja gue makan sekaligus  menghilangkan rasa gugup, yang tadinya gue kalau makan gak kalem tiba-tiba menjadi kalem, gakpapa kan ya sedikit pencitraan biar gak malu-maluin bangetlah kesannya.

"Apa saya boleh ajak kamu ke rumah?"

Gue mendengar kata itu langsung tersedak makanan gue sendiri.

"Minum Nil." ucap Mas Divan sambil menyodorkan minum.

Gue langsung meminumnya, apa gak salah Mas Divan mau ngajak gue kerumahnya? gue jelas terkejutlah! gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba Mas Divan mau ngajak gue, kalau gue ketemu sama Mamanya gimana? haduh kenapa gue mikirinya terlalu jauh banget sih, baru di ajak kerumahnya apalagi di ajak menikah, apa gue bisa langsung pingsan mendadak?

"Maaf kalau membuat kamu kaget, maksud saya membawa kamu ke rumah ingin mempertemukan kamu sama Lio, Lio mau main sama kamu lagi katanya."

Gue bingung mau jawab apa, yang jelas gak mungkin dong ya gue tolak, ketemu Lio itu gak cukup cuma satu hari takutnya kalau gue pengen ketemu Lio lagi gimana.

"Mau aja sih Mas."

"Bagus kalau gitu, saya akan bawa kamu ke rumah saya. Setelah kamu kerumah saya apa saya dan Lio boleh main kerumah kamu?"

Gue mengernyitkan bingung, apa Mas Divan mau ngelamar gue setelah gue main kerumahanya, wah-wah apa kabar hati gue? apakah kamu sanggup kalau itu sampai terjadi? pengen banget gue teriak.

"Boleh Mas Divan, tapi kalau Mas Divan mau numpang makan doang maaf rumah saya bukan warteg."

"Tenang gak mungkin saya numpang makan kalau saya aja ada niat baik untuk main ke rumah kamu."

Tolong jelasin apa maksud dari perkatanya woi, tiba-tiba pasokan oksigen gue menipis banget ini tolong, gue mengipas-ngipas tangan untuk sekedar ngilangin rasa canggung sekaligus gugup. Gue istighfar sebanyak-banyak gak mau terlarut dalam perasaan ini.

Memang sosok Mas Divan itu sulit untuk di abaikan!

Waktu semakin lama semakin larut, gue berpamitan untuk pulang. Takut juga kan kalau gue malem-malem naik motor sendirian.

"Kamu gak mau saya antar saja? ini udah malam."

"Gakpapa Mas Divan saya bawa motor, kalau saya nebeng di mobil Mas Divan motor saya gimana?"

"Motor kamu taro saja di kantor."

"Jangan dong Mas, terus kalau motor saya taro di kantor nanti saya berangkat kantornya naik apa?"

"Saya jemput kamu."

Enteng bener ya ngomongnya, dia gak tau aja kalau gue deket terus sama dia ada organ yang terus menerus bergerak dari tak biasanya, iya itu jantung gue yang lagi disko-disko gak jelas. Gue langsung menolak ajakanya.

"Yaudah kamu hati-hati ya, salam buat Mama Papa kamu."

"Pasti, Mas Divan juga hati-hati. Saya pamit Mas Divan, Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam."

Rasanya senang banget woi, gimana gak seneng coba orang yang lo suka ngajak lo makan malam kaya begitu, kalau ada kasur di depan gue, gue udah guling-guling terus salto kali ya, untung aja gak ada kasur jadi gak akan gue ngelakuin itu.

Ngomong-ngomong gue sama Mas Divan gak cuma berdua doang kok, bukan kaya diner yang di booking seluruh cafe oleh Mas Divan, bukan, ini hanya makam malam biasa tapi hati gue yang gak biasa, hahaha.

Gue udah nyampe di rumah kesayangangan gue, langsung aja gue masuk dengan keadaan mood happy.

"Assalamualaikum Anila cantik pulang!!"

"Walaikumsallam, ada apa nih kok wajah bahagia banget. Lo abis dapet doprize yah Kak."

Gue langsung melihat Revan sambil tersenyum senang, "Ini lebih dari sekedar doprize, ah lo gak bakal ngerti. Cuma gue doang dah yang ngerti."

"Wahh Ethan udah ngelamar lo Kak?"

Gue mendengarnya mendengus, ngebayangin aja enggak bagaimana bisa itu terjadi?

"Maaf banget tapi tebakan lo salah, Please lah jangan sebut bocah itu, dia gak ada urusan apa-apa di hidup gue."

"Suatu saat lo bakal nyesel banget ngucapin kaya gitu."

Gue gak mengubris ucapan tadi, apa urusanya sama gue? bodo amat lah. Gue langsung pergi ke kamar.

Gue yakin setelah kejadian tadi, malam ini gue gak bakal bisa tidur, huh! kenapa gue jadi kembali seperti remaja sih, tapi bodo amat gue akan menikmatinya.

Hanya cinta yang bisa membuat gue seperti ini, gue mau cinta ini membawa gue semakin dekat sama Allah.

Karena keutamaan cinta itu ialah sebagai jalan untuk beribadah kepadaNya. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT dalam
QS.Qasas ayat 50 yang artinya :

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsu mereka belaka dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun”

Gue gak mau cinta gue akan membawa hawa nafsu belaka yang akan menjauhi Allah SWT, padahal Allah SWT yang menjadi proritas utama gue.

Gue harap cinta ini datangnya baik-baik dan berakhir dengan baik-baik juga.

Bersambung

Alhamdulillah bisa update, semoga ideku lancar ya manteman.

btw,

Mohon maaf lahir batin yaaa semuaa 🙏

Ayuk ramain yuk, aku gak suka kesunyian di lapak ini.

See you🐸

Be SweetWhere stories live. Discover now