02. Tulip Biru

1.5K 162 158
                                    

Untuk yang tak lelah menunggu.
Selamat membaca di hari Sabtu.
Bersama tulip biru. 🌷

¤¤¤

"Masih berpikir kalau tidak ada yang peduli sama kamu?"

Neil terdiam. Menatap nanar pada sepasang bola mata biru yang berkaca sebab melihat para tenaga medis sedang memperjuangkan dirinya.

Neil membuang muka, ia tak menyangka ternyata ada yang mempedulikannya sampai menangisi seperti itu. Itu terlalu mustahil bagi seorang Neil yang selalu mendapatkan nilai merah untuk perilakunya.

"Kenapa? Kamu sedih? Tersentuh?" Tanya si Hitam Putih yang sebenarnya memiliki nama Faska.

Neil tak menjawab, ia terlalu malu untuk mengakui.

Namun Faska adalah wujud dari segala keperkasaan Penciptanya, ia bisa dengan mudah mengetahui isi hati dan pikiran seluruh manusia.

"Saya tidak akan melakukan penawaran kepadamu, karena Pencipta sudah menurunkan perintah-Nya, dan itu harus saya lakukan. Tapi saya punya syarat untuk kamu."

Neil menoleh, "apa maksud lo?"

"Ah iya. Maaf. Saya ralat. Selain syarat, saya juga akan menjelaskan apa tugas kamu agar bisa hidup kembali."

Neil dibuat semakin bingung. Pasalnya ia masih belum sepenuhnya mempercayai apa yang sedang dia alami sekarang, tapi makhluk Hitam Putih yang ia tidak ketahui namanya Faska itu terus saja berbicara hal yang tidak dia mengerti.

"Tugas pertama kamu --

"Tunggu dulu.

"-- menyelamatkan sebanyak seratus orang yang berniat melakukan bunuh diri. Lalu yang kedua--

"Gue bilang tunggu!"

Mulut Faska terkatup. " Apa?" Tanyanya dengan nada dingin.

Namun Neil tetaplah Neil, yang tidak peduli perasaan orang lain. Tunggu. Tapi makhluk di depannya ini juga bukan manusia kan? Ah. Sudah sangat tepat sifatnya kalau begitu.

"Yakin banget gue masih mau hidup lagi?"

"Kamu tidak punya pilihan."

"Gue punya pilihan. Karena ini hidup gue, kenapa lo yang atur?"

"Kamu punya Sang Pencipta, termasuk hidup kamu dan semuanya. Pencipta sudah dengan baik hati kasih kamu kesempatan untuk hidup kembali untuk memperbaiki takdirmu, dan kamu mau menolaknya begitu saja?"

Neil berdecak, "gue nggak peduli. Kalau emang harus ke neraka, gue nggak peduli. Untuk apa hidup kalau di dunia gue juga ngerasa kayak udah di neraka?"

Faska menatapnya remeh, manusia di depannya ini benar-benar membuatnya jengkel. Sayap putih besarnya mengatup, ia berjalan mendekati Neil dengan santai, dengan jarak terpisah hanya setengah meter, ia berbisik, "kalau begitu, ini hukuman buat kamu dari Pencipta karena sudah mencoba bunuh diri."

¤¤¤

Azzura sedang mematut diri di depan cermin. Belum pernah terjadi di sepanjanh hidupnya ia betah di depan cermin selama ini. Jika bukan karena pesan masuk dari Neil yang mengatakan ingin mengantarnya pagi ini ke rumah sakit, maka ia tidak perlu bingung harus memakai baju warna apa hari ini, lipcream mana yang akan ia poles pada bibirnya, atau perlukah bulu mata palsu?

Oh tidak. Azzura menggeleng. Itu bukan dia banget.

Azzura sungguh terlihat sangat bahagia, apalagi dengan mimpinya tadi malam, terasa sangat nyata. Neil  -yang entah sejak kapan mulai merasuki relung hatinya, menggantikan Nova si cinta pertamanya-  sedang memeluknya, mengatakan kalau Neil merindukannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Heart Of Gold (GxG) HOLD ONWhere stories live. Discover now