15. Bloody Roses

6.8K 987 103
                                    

"Kalian tidak apa-apa, kan?"

Jeno sudah menghentikan serta mematikan mesin mobil Jeep matte black miliknya dan Jaemin di parkiran sekolah. Banyak siswa dan siswi yg sudah memakai gaun, tuxedo, dan berbagai pakaian formal lainnya—termasuk Jeno, Jaemin, serta Renjun dan Donghyuck—untuk menghormati kematian Kang Mina yg merupakan siswa tahun terakhir atau senior, yg seangkatan dengan kakak-kakak mereka.

Mereka masih mengingat dengan jelas bagaimana mereka panik beberapa jam yg lalu karena mendapat berita dari bawahan Jaehyun tentang pembunuhan ini, hingga mereka tak mampu lagi menutup mata mereka. Fikiran mereka sama,

Apakah pembunuhan Kang Mina berkaitan dengan aktifitas yg terjadi pada Nemeton? Atau hanyalah sebuah kasus pembunuhan biasa?

Pun jika memang kematian Kang Mina merupakan sebuah kasus pembunuhan biasa, keempat remaja yg sudah terikat bersama tersebut tetap tak mampu mengalihkan fikiran mereka karena keempatnya cukup mengenal korban.

Terlebih keadaan jasad korban semalam ditemukan dengan darah yg terkuras, mata yg membelalak dengan darah terus mengalir dari sudut mata—karena pecah pembuluh darah dibagian tulang pipi—dan kedua tangannya menggenggam tiga tangkai mawar merah yg berwarna semakin pekat karena berlumuran darah. Tak ditemukan satu pun bekas pukulan atau tusukan, atau hal apa pun yg membuat korban kehabisan nyawanya. Maka dari itu, kepolisian masih mengotopsi jasad dari Kang Mina. Sungguh malang.

Yg katanya memiliki hubungan yg sulit dengan Mark Lee—kakak Donghyuck.

"Teman-teman?" Jeno bersuara lagi. Ketiga kepala lain tersentak seolah tersadar dari lamunan. Jeno berdeham. "Kita... Ke kelas sekarang?"

"Uh... Mark," ujar Renjun tiba-tiba. "Kita harus melihat keadaan Mark dan kurasa kita harus menunggu disini?" usul Renjun.

"Kurasa tidak usah, Junnie. Appa bilang Mark... Um... Seems okay?" Donghyuck sendiri terdengar tak yakin. Namun mereka berempat segera menoleh saat melihat mobil sedan ceper Xiao Jun terparkir di samping Jeep si kembar.

Xiaojun keluar terlebih dahulu dengan setelah formalnya, lalu ia membuka pintu belakang dan menyampirkan sebuah tas yg mereka kenali sebagai tas Mark. Lalu keluar Xuxi, yg terlihat semakin tampan dengan kemeja hitam dan gesper yg menghias bahu lebarnya, memegangi Mark yg keluar dari mobil. Terakhir Guanheng, yg mengekori di belakang.

Keempat remaja yg sedari tadi memerhatikan bergegas menyusul keempat remaja yg lebih tua dari mereka tersebut. Guanheng menyadari keberadaan mereka dan mengangguk singkat pada Renjun. Dan mereka berjalan memasuki kawasan sekolah bersama dalam keadaan hening.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekolah hari ini tak ada kegiatan belajar mengajar. Mereka dipaksa untuk mendengarkan ceramah penting dari Perlindungan Anak dan Wanita tentang pentingnya membela diri dan mengajarkan gerakan gerakan yg mampu di terapkan dengan mudah oleh remaja seperti mereka. Namun tentu, tak semuanya mendengarkan ceramah yg sudah memakan waktu dua jam tersebut.

Seperti Jaemin, ia sibuk berkirim pesan di ponselnya dengan Jungwoo. Membahas masalah yg terjadi. Karena ia memiliki insting bahwa kejadian ini bukanlah sebuah kasus biasa semata. Dan ternyata setelah ia membicarakannya dengan Jeno, Jeno setuju. Jeno mengatakan bahwa sesuatu di dalam dadanya merasa tak nyaman. Seperti ada sesuatu yg terjadi.

Karena tak ingin menambah kekhawatiran kedua omega mereka, si kembar berhasil membujuk kedua pemuda yg lebih kecil untuk menunggu bersama Mark dan yg lainnya di aula, sedang ia dan Jeno ke toilet sejenak.

CANINESWhere stories live. Discover now