13

16 4 7
                                    

Vote doloooooo:'D
Happy end—reading!

































Kalau ada jurus yang bisa bikin Anna ilang dari tempat nya sekarang, mungkin dia udah lakuin dari tadi. Nyatanya, dia cuma bisa diem, gak bergerak kayak patung.

Hah, ya pada akhirnya Anna cuma bisa terima apapun yang nanti Lian lakuin ke dia. Mau marah, kecewa, ato apapun terserah. Lagian dia juga rada kecewa kenapa Lian kayak gini terus ke dia. Impas.

"Lo? Mantannya Lino?" Tanya Lian. Muka nya merah.

"Iya. Gue mantannya Lino." Tegas Anna.

"Jadi ini alesan kenapa lo kepo banget sama adek gue waktu itu? Kenapa? Lo masih suka sama dia? Lo mau balikan sama dia?" Walaupun nadanya biasa aja, Anna yakin Lian lagi marah.

"Bang, jangan git—" Lino coba menginterupsi tapi abangnya itu keburu motong omongannya.

"Kenapa? Oh, lo juga pengen balikan sama Anna? Iya?"

"Li, lo kenapa, sih?" Ini Anna yang nanya.

"Kenapa?? Gue nggak apa-apa. Cuma kecewa aja kenapa lo gak bilang sama gue."

Anna natap Lian gak percaya. Ketawa sebentar terus nanya, "Lo siapanya gue?"

Satu pertanyaan yang bikin Lian diem seribu bahasa. Dia gak tau harus jawab apa.
Kalo dulu, mungkin Lian bisa jawab; Gue tuh masa sekarang dan masa depannya lo. InshaAllah yang bakal jadi ayah dari anak-anak kita.

Tapi sekarang, keadaan udah beda. Udah nggak kayak dulu lagi.

Lian akuin, dia emang gak pernah jadiin Anna sebagai pacarnya secara resmi. Setiap dia mau nembak pasti ada keraguan dihatinya. Maka dari itu Lian nggak pernah bisa serius jadiin Anna sebagai pacarnya.

"Lo siapa sampe harus bilang gitu ke gue? Gue mau balikan sama Lino atau jadian sama yang lain, ya terserah gue. Toh, selama ini kita deket cuma sebatas 'kakak dan adek kelas'. Nggak lebih. Jadi lebih baik lo sadar diri." lanjut Anna.

Penekanan di kata 'kakak dan adek kelas' buat Lian sadar; dia salah perlakuin cewek. Tapi di satu sisi lainnya Lian masih rada ngeganjel kalo harus pacaran sama Anna. Apalagi sekarang dia tau, adeknya sendiri ternyata mantannya Anna.

Entah sejak kapan, matanya Anna udah berbeling-beling. Dia pergi keluar buru-buru. Cape dia diginiin terus.

Sekarang, satu tujuannya; cari ketenangan.

~•~

"Li,"

Yang punya nama tetep diem. Dia kesel, kecewa, marah. Gak tau marah nya kenapa dia sendiri pun bingung. Entah karena Vika yang seenaknya datang, atau Anna yang sembunyiin itu dari dia.

Mereka udah gak dikamar inap nya Lino karena tadi Lino mendadak pusing sampe pusing banget pokoknya:(

Dokter minta supaya Lian sama Vika keluar. Singkatnya mereka diusir.

"Li, dengerin aku. Aku udah nggak sama dia lagi. Aku sama dia udahan. Kami nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku mohon maafin aku." Kata Vika. Dia yang dimaksud Vika ini mantannya. Yaitu saingannya Lian, Rava.

Kalau kalian nebak ni cewek mantannya Lian salah. Salah besar soalnya dia bukan mantannya. Karena mereka gak pernah pacaran.

Always ThereWhere stories live. Discover now