Kamu dan Braga

859 178 51
                                    





"Kita mau kemana?"



Itu Seungmin, yang tanya setelah kelar pasang seat beltnya. Hyunjin nyalain mesin mobil, bunyiin klakson sekali sebelum akhirnya tinggalin pekarangan rumah si gebetan.



Rubicon melesat pelan-pelan.



"Kamu mau kemana?"



Yang dibangku penumpang endikkan bahu, "kan kamu yang ajak aku pergi. Masa gak punya tujuan."




"Emang gak ada."



Seungmin mencebik, "ih, bisa-bisanya gak punya tujuan."




"Tujuan aku cuma mau naklukin hati kamu aja, lepas dari itu ya cuma jadi option sih."




Belum dua ratus meter mobil Hyunjin tinggalin rumah Seungmin, tapi gombalannya udah melesat jauh sentuh nirwana.




"Kamu jago ya ngegombalin orang?" Ledek Seungmin.




"Aku juga jago naklukin hati orang. Kamu hati-hati aja."



Seungmin Chasel senyum, "imun aku kuat."



"Tapi hati kamu enggak."



Oke, Seungmin mulai gak tau mau jawab apa, "jadinya kita mau kemana?" Alihin pembicaraan gak ada salahnya. Rona muka gak mau nampak sepertinya.




Apa yang Seungmin rasain, Hyunjin gak perlu tau.




Malu.




"Kamu mau kemana?"



"Kamu sendiri mau kemana?"



"Pelaminan," jawab yang tua, "yuk!"


Detik itu juga ledakan tawa merembet dari mulut mantan pacarnya, "jangan main-main."


"Kalo sama kamu mana berani aku main-main."

"Dulu kamu mainin aku."


"Dulu aku bodoh."

"Emang sekarang udah pinter?"


"Makin bodoh."


"Kok bisa?"


"Soalnya belom bisa taklukin hati kamu lagi."


Hyunjin Hexaudi lagi berusaha bawa balik romantisme di jalan Soekarno Hatta.




Changbin gigih, baru lepasin hpnya yang gak kasih notifikasi apa-apa dari setengah jam yang lalu.

Pesannya untuk Felix hampir selalu tidak terbalas. Persentase komunikasi dua arah mereka kurang dari dua puluh persen. Yang berjuang udah pasti yang bermata kelam. Gak putus asa walau kadang sebel juga pasti ada.


Hembusin nafasnya pelan, batangan putih jadi pilihan. Sore ini sepi, warkop tempat biasa nongkrong geliatnya juga sama malas.

Indocafe nyaris abis, hampir sentuh pantat gelas waktu Minho matiin ninjanya disamping scoopy yang Changbin bawa, bukan punya dia, boleh pinjem adiknya tentu aja.


"Ndirian, Mblo!" Ledek yang baru dateng, tenteng helm ditangan kanan letakin di atas meja panjang dari kayu yang bagian atasnya dialas triplek putih mengkilat, "Hyunjin mana?" Sambungnya, comot bakwan anget yang kegeletak berantakan diatas wadah plastik ceper warna merah.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ecstatic [Seungjin]Where stories live. Discover now