8. bahaya

280 84 14
                                    

"da, dua hari yang lalu kan lo ke rumah jidan tuh.... ngapain aja bre?" hanin bertanya sambil melotot ke arahku. curigaan.

"numpang mandi."

"BERDUA????!!!" aku pukul mulutnya. "gila apa??" dia tertawa. selanjutnya ngotot aku cerita.

"main aja, dia punya pohon mangga!" aku semangat mengingat waktu pulangnya dibawain satu plastik besar penuh mangga sama ibunya.





"kok gue nggak dia ajak, sih? gue juga kan suka mangga!"

"ya mana gue tau! tanya aja kenapa gak ajak lo."
aku jadi makin curiga. ini anak suka jidan, ya?

lalu, jidan masuk ke kelas sama cakra. tapi nggak juga..... karena di belakangnya mengekor gerombolan dia. yang isinya tentu aja si handi, kak jenta, kak juna juga kak rendi.



kalau boleh jujur, aku ini sempat baper sama kak rendi.
ya allah... bayangin aja orangnya imut begitu tapi mukanya sok galak.

dia itu anak osis yang di gadang-gadang calon ketua osis tahun sekarang juga.
oh iya, waktu mos dia baik ke aku, dia berdiri di sebelah kananku buat aku terhalang sama sinar matahari.
perhatian banget, kan??!!





tapi, kata si hanin gini: "ya emang dia bagian ngawasin disana anjay?????? geer amat lu setan"

sejak itu, aku berpikir. iya juga anjir kenapa gue baper?!

















"buset, lo panen mangga kagak bilang-bilang gua???"

jidan nyengir waktu handi bilang begitu.

"gue bawa tiga, ya..." aku lihat kak juna sudah mau pergi bawa tiga mangga di tangan kanannya. tapi, dia berbalik lagi.







"btw, elu kan mageran anaknya. siapa yang metiknya, met????"

"alah, paling mang budi."

jidan melengos pelan. "metik sendiri, lah!"

gerombolannya melongo heran. tapi, cakra bagian ketawa. "kan, depan crush... tentu si jidan mau terlihat maco!"

handi masang ekspreksi kaget yang lebay.
padahal aku juga kaget sekaligus—geer. dikit.







"SIAPAA SETAN????"

"bukan setan, bang... manusia"

"hah? iya siapa????"

aku jadi ikut deg-degan. ini kalau soal mangga ya.... aku bukan, sih? tapi kalau ternyata nama lain yang keluar dari mulutnya misalkan lia, atau hanin?! anjir, mau nangis.

tapi, kalau namaku yang keluar juga aku mau nangis.
jadi, kayak. ternyata crush kamu juga suka sama kamu! ihiy!










"ada. manusia. nafas. cantik."

waktu itu, aku lihat jidan sempat natap ke arahku. mau geer banget sekarang!





🌘






"alda! geseran, anjing!"

aku melotot sebal ke arah hanin yang nyenggol-nyenggol badanku jadi dekat ke jidan.

"ya elo???? geser sana! gue sempit ini. nanti kalau peralatan laboratorium yang gue pegang jatuh, lu mau gantiin???" hebohnya lagi.

aku bergeser. sedikit banget.


jidan sibuk mencatat, dengan lensa bundarnya. hadeuh.

aku bagian melongo aja lihatin hanin juga cakra kerja. aku nggak paham apa-apa.













"jelita, ada pulpen?"









aku gigit bibir waktu jidan bilang begitu. tanpa menoleh, aku menyodorkan pulpen yang tadi memang ada di saku seragam putihku.

apaan, sih???? kenapa panggil nama belakangku?????












"jelita, tintanya bocor," panik. aku menoleh cepat ke arahnya.

lengan dari jas labnya sudah penuh bercak hitam. "yah... maaf, nggak tau...."

jidan senyum aja. lalu beralih bilang ke hanin juga cakra kalau dia harus ke toilet. tapi tangan kirinya megang pergelangan tanganku. waktu aku ngeryit nggak paham, dia bilang begini.






"tanggung jawab dong, jelita."











***

JISUNG LUCU BGT YAAAHHHHH HUHUHH

JISUNG LUCU BGT YAAAHHHHH HUHUHH

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
semu membiruDonde viven las historias. Descúbrelo ahora