Di pusat perbelanjaan kota
Hancur hati gadis di malam yang menjerit,
bak tertikam pisau bermata dua
Sarat dada itu memecah kerumunan,
menjadikannya sunyi di kehampaan
Miris memandang lajang pujaan,
bercintaan dengan karibnya sendiriPemandangan tak elok itu menyulut kobaran
Kebakaran hati gadis sekejap menggosongkan
Terbayang sebuah ungkapan kepada lajang
"Kau yang ku dambakan, tapi dia yang kau jadikan"
Terbesit hatinya retak berujung pecah
(ditikung sahabat yang tidak berperasaan)Dadanya itu perih sesak
Seperti gadis ditusuk dingin malam,
lalu dicaci gemuruh mendung,
dan disambung badai membising
Ia pun diguyur kecewa dari harapIsyarat mengusir untuk angkat kaki
Gadis pulang sungguh patah hati
Setibanya di sudut ruang ia merintih
Matanya itu bendungan lautan
Rengkah tak lagi kuat menahan
Isak tangis pun pecah dipangkuan kecewaPerlahan dirasa ratapan shyam yang sakit
Ketimbang hati terus dibiarkan patah
Pasrah ia memilih menjemput pagi,
kembali menapak hari bergandengan sepiIa percayai yang patah kan tumbuh
Lenyapkan rasa tanpa lupakan damba,
menjadi jalan terang untuknya,
pulang kepangkuan sepiPekanbaru, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Puitis - Estetika Dalam Bercerita
PoetryAntologi Puisi Hidup Jika "lisan" tak lagi dapat "menjelaskan", maka biarkan "tulisan" yang "menegaskan".