Part 1

86 19 2
                                    

Benn Nicholson, lelaki yang menghabiskan kesehariannya di rumah sakit pada masa internship nya. Saat ini tepat pukul 8 malam dan dirinya mulai merasa lelah karena pasien hari ini lebih banyak dari yang biasanya. Benn mengendarai mobilnya membelah kota Jakarta yang selalu ramai. Dia berharap cepat kembali ke apartemennya lalu segera beristirahat demi kelangsungan hidupnya di besok hari. Benn menghela napasnya kasar begitu terjebak macetnya kota Jakarta di malam hari. Begitu menyebalkan. Benn merogoh sakunya begitu mendengar ponselnya berdering dan membaca nama "Steve" dilayar ponselnya.

"Halo." Ujarnya kepada seseorang diseberang telepon.

"Benn gue ada kabar buruk, lo harus tau."

Seketika Benn mengerutkan keningnya mendengar hal itu, bagaimana tidak? Alih-alih menyambut salam kini dia dibuat penasaran oleh lontaran kalimat tersebut.

"Ada apa?"

"Hana..." Jawab seseorang diseberang telepon yang langsung disela Benn meskipun baru satu kata terucap.

"Gue udah bilang gak peduli lagi dan gak mau tau." Tiba-tiba saja emosinya naik mendengar nama yang menyebalkan itu.

"Dengerin gue dulu Benn, gue tau dia cuma masa lalu dan lo kesal sama dia tapi ini..."

Benn menyela lagi, "Kalau lo tau kenapa nelpon gue buat hal yang gak penting gini? Kalau gak ada yang ingin dikatakan lagi gue tutup telponnya."

Ketika ingin menutup terdengar panggilan Steve yang membuatnya semakin kesal, "Hana mabuk berat." Steve berujar cepat yang membuat Benn tidak menekan layar merah untuk menutup panggilan.

Benn menghela napasnya berat, "Dengar baik-baik, gue gak peduli." Ucapnya dengan penuh penekanan pada kalimat "gue gak peduli."

"Hana kehilangan kesadaran, saat ini dia berpelukan dengan seorang cowok yang ingin berbuat sesuatu lebih intim. Gue udah berusaha hentikan mereka tapi Hana menghiraukan gue." Perkataan Steve yang membuat rahang Benn mengeras.

"Gue bilangin ini supaya lo tolongin Hana, kalau lo gak mau ya silahkan tapi kalau terjadi sesuatu diantara mereka gue gak peduli. Bye." Pria itu kemudian memutuskan sambungan sepihak yang membuat Benn menggeram kesal.

Terdengar kemudian notifikasi pesan dari Steve. Benn membacanya yang isinya merupakan nama club tempat Steve berada saat ini. Benn menghela napasnya kasar lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke club itu.

*****

15 menit berlalu, saat ini Benn memarkirkan mobilnya di lobby Club J. Benn melangkahkan kaki nya kedalam Club dan matanya mulai mencari seseorang sejak tadi memenuhi pikirannya. Banyak nya orang didalam club ini menyusahkan langkahnya dan penglihatannya. Seseorang menepuk bahunya lalu Benn melihat kearah belakangnya.

"Dimana Hana?" Tanya Benn panik.

Steve melayangkan pandangannya kearah pukul 10 dimana Hana sedang berpelukan mesra dengan seorang lelaki yang tak dikenalinya. Baru tiga langkah dirinya terhenti seketika begitu melihat Hana mencium bibir lelaki asing itu. Benn mematung sembari menyaksikan keduanya telah larut dalam cumbuan yang panas. Steve menepuk bahunya lagi untuk mengembalikan kesadaran Benn lalu melangkah menghampiri dua insan yang sedang mabuk berat itu.

Benn menarik lengan Hana menjauh untuk melepaskan pagutannya dengan lelaki asing itu. Sontak keduanya tersadar lalu menatap kearah Benn tidak senang.

"Hana sekarang kamu ikut aku, kita pulang!" Benn berujar penuh emosi sambil memegang lengannya erat sekali, mungkin nantinya akan berbekas.

"Gak mau!!" Jawab Hana dengan lantang sembari berusaha melepaskan lengannya dari Benn.

"Pulang sekarang!" Bentaknya kemudian.

My Stubborn AutumnWhere stories live. Discover now