5

3.2K 338 19
                                    

Ternyata sipembunuh adalah orang yang memiliki dendam besar. Bahkan toko juga gedung yang dibakar olehnya, bersangkut paut dengan rencana dendamnya.

Sebanarnya apa yang menjadi pembunuh itu hingga membuat dendamnya semakin menjadi. Semua orang bahkan menanyai hal itu, namun mereka semua pasti tidak tahu apa yang akan direncanakan pembunuh itu kembali.

Sekarang pun xiao zhan sedang mencari informasi itu, tapi kenapa xiao zhan bisa tahu jika itu semua ulah dari pembunuh yang sama juga karena motif balas dendam. Ya karena xiao zhan melihat dari semua data-data mayat juga gedung yang dibakar ternyata memiliki hubungan, meski hanya sedikit keyakinan.

Seharusnya itu semua tugas seorang polisi yang mencari, tapi karena xiao zhan yang penasaran akan kematian temannya dahulu jadi ia mencari informasinya sendiri. Tanpa sepengetahuan orang lain, bahkan sahabatnya pun tidak tahu itu.

Xiao zhan menghela nafas berat, untuk apa dirinya mencari informasi yang seperti ini. Seharusnya ia serahkan saja langsung pada polisi. Wajahnnya yang sedari tadi menatap layar komputer langsung menegak dan menatap langit-langit apartemennya.

Sudah lima hari semenjak sahabatnya pindah beserta dengan suami gilanya itu, xiao zhan bisa menghirup udara dengan tenang. Meskipun bisa menghirup udara dengan tenang tapi pikirannya masih terpikir tentang tawaran untuk menjadi dokter militer, kekasihnya juga sahabatnya.

"Apa aku terima saja tawaran dari tuan huang itu, waktu untuk berpikir kan tinggal sebentar lagi. Tapi jika nanti pendapat ziyi juga ann bagaimana? Apa mereka berdua akan mengijinkanku? Kalau aku tidak pergi nanti si orang gila itu terus mengangguku, bagaimana ini" gumam xiao zhan bingung, matanya menatap langit-langit dengan miris.

.
.
.

'Cklek!'
Kaki xiao zhan melangkah masuk kedalam ruangan tersebut. Matanya menatap seorang dokter tua dengan kacamata diwajahnya yang sedang melihatnya bingung. "Ada apa?" sudut bibir xiao zhan terangkat kaku. "Apa boleh saya duduk?" tuan huang atau direktur rumah sakit itu berdehem, memperbolehkan xiao zhan duduk dikursi dihadapannya.

"Aku menerima tawaran untuk menjadi dokter militer" dokter huang yang mendengar itu langsung tersenyum bahagia, tangannya langsung melepas kacamata yang berada diwajahnya dan menatap xiao zhan. "Benarkah?"

Xiao zhan mengangguk pelan, menanggapi pertanyaan itu. "Baiklah, mulai besok kau akan dipindahkan kesana" mulut xiao zhan terbuka lebar. "Kenapa besok? Apa tidak bisa jika nanti hari minggu saja?"

"Tidak! Seharusnya kau pergi kesana waktu minggu kemarin tapi karena kau bilang membutuhkan waktu untuk berpikir jadi aku sedikit meminta waktu" ucap dokter huang dengan wajahnya yang senang. "Namun karena sekarang kau sudah menerimanya jadi kau harus cepat-cepat kesana" katanya lagi manatap wajah xiao zhan.

Xiao zhan yang mendengar penjelasan dari dokter huang hanya terdiam dan tersenyum canggung.

.
.
.

Hingga tiba saatnya xiao zhan untuk pergi, ia sudah mengemas pakian yang ia butuhkan didalam koper. Kakinya berjalan dengan pelan keluar dari dalam apartemen, dengan tangannya mendorong koper besar miliknya.

Beberapa kali xiao zhan menghela nafas, hati juga pikirannya masih bimbang karena tidak memberi tahu kedua wanita yang dekat dengannya itu. Kakinya melangkah berjalan menelusuri lorong apartemen.

Didalam lift xiao zhan terdiam tidak berucap apapun, disampingnya ada seorang pria dengan pakaian serba hitam yang menutupi kepalanya dengan hodie yang dipakainya juga memakai masker.

Kedua mata xiao zhan sesekali melirik pergerakan dari pria tersebut, bagi xiao zhan pria disampingnya itu terlihat sangat misterius. Entah kenapa pikiran xiao zhan berkata jika pria disamping nya ini adalah seperti seorang pembunuh, entah dari mana xiao zhan berpikiran seperti itu. Tapi xiao zhan yakin itu, karena jika dilihat dari penampilannya sudah seperti seorang penjahat. Namun xiao zhan mengabaikan itu karena takutnya nanti dirinya terkena imbasnya.

UNEXPECTED LOVE[YiZhan/END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora