FW 2.

175 15 7
                                    

"Prince Charming doll bastard!" umpatan kesal itu teredam oleh suara dentuman keras musik di salah satu club malam terkenal di Las Vegas, FD Club. Hingar bingar puluhan orang berdesakan menari nari mengikuti alunan musik begitu pun aroma alkohol yang mulai menyeruak menyakitkan ke hidung Victoria ketika cairan itu memasuki mulutnya.

Victoria setuju FD Club adalah surga dunianya di Las Vegas, tapi tujuannya ke tempat ini bukan untuk mencari kesenangan melainkan untuk melepas beban kepalanya. Seminggu setelah dia dinyatakan sembuh total dan keluar dari rumah sakit terkutuk itu sudah tercatat dua hari pula Victoria menganti makan malamnya dengan minuman minuman ini. Victoria tidak pernah seperti ini kalau saja hidupnya benar benar tenang seperti dulu.

Selain Frederick Adams alasan utama di balik ke brutalan Victoria, juga salah satunya si ibu tiri yang seperti penyihir bertanduk iblis. Victoria merasa semuanya tidak pernah adil untuknya. Harusnya keluarga tiri sialannya itu sadar Victoria tidak akan terbaring di ranjang rumah sakit selama satu tahun kalau bukan karena mereka, tapi apa yang mereka lakukan untuk membantunya setelah Victoria menyerahkan nyawanya ?. Tidak ada!. Bahkan sekarang dia di usir dari rumahnya sendiri! rumah ayahnya yang berharga itu!. Belum lagi biaya rumah sakit selama satu tahun bukan dari bantuan mereka, tapi Frederick!. Frederick Adams itu!. Lengkap sudah penderitaannya. Kemana harga dirinya mau di bawa?.

Sudah menipu si Doll itu lalu malah menerima bantuannya?. Victoria tentu tidak punya muka untuk bertemu dengan Frederick lagi. Tidak! Victoria pastikan dia tidak akan bertemu Frederick lagi. Cukup kali terakhir itu mereka bertemu dengan Victoria yang terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Dengan marah Victoria meneguk alkoholnya lagi, entah sudah gelas ke tiga atau keenam, tapi merasakan dari kepalanya yang mulai pusing mungkin sudah begitu banyak yang memasuki lambungnya

"Sial sial sial!" Victoria mengumpat tak beraturan, lalu berubah melotot saat ponselnya yang berbunyi terpajang nama Jonathan Delwyn sebagai si penelpon.

"Kubilang jangan pernah menelponku sialan!" bentak Victoria marah yang di balas kekehan mengejek disebrang.

"Singa betina kacung ini ternyata masih mengamuk"

"Jonathan!" napas Victoria memburu. Bukan hanya karena alkohol emosinya jadi gampang meledak, tapi keadaannya yang sekarang memang sedang kacau.

"Ya sweether?"

"Rupanya bibirmu ingin ku sobek ya Delwyn!" acam Victoria, tapi bagi Jonathan marah Victoria malah sangat mengemaskan.

"Memakai bibirmu?. Tentu, dengan senang hati Sweether"

"Berhenti bermain main Jonathan!. Aku muak denganmu! Aku benci pada kalian. Jangan libatkan aku lagi dalam hal apapun. Aku sudah tidak berurusan lagi dengan kalian karena aku sudah tidak bekerja untukmu apalagi tinggal di mansion sialan itu!" Victoria membanting kasar ponsel ke meja bar karena amarah yang menyulutnya seperti letupan kembang api. Dia sudah tidak tahan memendam ini.

Sejurus tubuhnya masih bergemetar marah, tanpa sengaja mata Victoria melihat sesuatu yang tidak ingin dia lihat-- sekelebat bayangan samar, hanya terlihat mata hitam
terang tajamnya yang bersinar di bagian gelap dari pojok club. Sebentar Victoria mematung menelah lebih keras lagi demi menemukan bahwa yang dia lihat hanya halusinasi akibat cairan alkohol di dasar lambungnya, tapi sayangnya tidak merubah apapun. Sosok itu masih disana, namun setelah Victoria mengosok matanya, hilang, tidak pernah ada lelaki itu lagi. Diam diam Victoria menghela napas syukur, terus memperhatikan pojokan itu dan akhirnya memijat pelipis ketika di rasa kecemasannya tidak benar. Oke, tidak ada, tidak ada si doll itu.

"Berfikir hanya halusinasi, Victoria?" masih menunduk, napas hangat di leher belakang Victoria membuatnya merinding-- anehnya menjalar trus sampai ke punggungnya yang terbuka mulus, tetapi ternyata tidak berhenti sampai di situ karena kejutnya sudah sampai ke ujung tumit kakinya ketika sebuah ujung sepatu menyentuhnya disana.

FREDERICK'S WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang