10. Problem (1)

1.8K 162 11
                                    

Athour POV

Ada dimana kita bertemu untuk saling bersuka cita.
Ada dimana kita berpisah untuk melepas kesedian itu bersama.

Ada dimana kita diberi kesempatan untuk bertemu dan berkumpul, layaknya mereka karena sahabat tak akan pernah pudar jika kau selalu menghangatkan suasana persahabatan itu.

"Aku pikir jihyo akan menerimanya" ucap nayeon yang kembali mengingat cerita sahabatnya itu

"Pasti. Bukankah jihyo juga menyukai tzuyu?" Ucap jeong yang sibuk dengan laptop dipangkuannya

"Hmm begitulah. Seperti aku menyukaimu!" Ucap nayeon usil mengandeng mesra pasangannya

"Y...ya K..kau membuatku gugup" ucap pria kaku ini

"Aku tak bercanda jeong" tatapnya sejenak.
"Kau tak mau bermain?"godanya genit

Memang nyatanya nayeon lah yang lebih sering menunjukan ungkapan cintanya pada pria ini. Sedangkan jeong buka tipe yang setiap kali mengungkapkan aku mencintaimu. Tapi dia tipe yang merangkulnya jika pasanganya lelah, memelukmu ketika nayeon menangis.
Menjadi teman sahabat disaat pasangannya sedang butuh seseorang yang mendukungnya.
Menjadi tong sampah bagi pasangannya jika pasangannya sedang badmood dan mau tau mau dia menampung semua kekesalan pasanganya saat itu.

"Aku pun mencintaimu nay" ucapnya menutup laptop kerjanya itu. Mengambil posisi berbaring dan memeluk gadisnya

"Jangan buat aku cemburu lagi" lanjutnya sambil memeluk gadis itu mesra

"Huh cemburu? Kapan?" Binggung nayeon

"Kau ingat sewaktu di cafe. Pakaianmu begitu sexy. Bahkan pengunjung disana hampir mengeluarkan mata mereka menatap kearahmu. Terlebih pelayan itu. Selalu melihat kearahmu" ucapnya cemberut dengan mode cemburu yang bisa dikatakan seperti anak-anak yang mengambek.

"Ahhh pantas kau memberikan jasmu waktu itu" senyum nayeon menatapnya
"Ya maklumlah. Kau harus sabar punya kekasih sexy seperti aku" godanya lagi mencari kenyamanan di lengkuk leher pria yang dia cintai ini.

"Nay" ucapnya masih memeluk posesif wanitanya

"Hmm?"

"Kemarin. Eomma menanyakan kabarmu" ceritanya

"Eomma?" Tatap gadis itu
"Kita bisa mengunjungi eomma akhir pekan ini. Apa kau sibuk? Lagian sudah lama tak bertemu" antusiasnya

"Boleh" senyum pria itu. Mempererat dekapan hangat itu
"Kalau begitu aku akan bilang ke eomma kita akan datang" ucapnya lagi

"Masakan eomma aku sangat merindukannya. Tapi masakan appa lebih dirindukan" cengirnya

"Dasar. Kau bisa makan sepuasnya nanti. Jika mereka mendengar kita akan kesana mungkin mereka akan masak untuk 1 kampung untuk menyambut kita" ucapnya datar
"Oh ya nay" jedanya
"Hmmm"

"Wae? Ada masalah?" Tanya nayeon

"Eomma juga menanyakan padaku. Kapan kita akan menikah" ucapnya penuh keraguan

"Lalu kau jawab apa?" Balas nayeon membenarkan posisinya menjadi duduk bersandar di kasur mereka dan menatap serius ke arah pasangannya itu.

~~~○○○○~~~
Jeongyeon POV

"Aku hanya bilang. Suatu saat kita pasti menikah. Hanya untuk sekarang belum berpikir sampai situ" tundukku sesaat, aku tau ini akan menjadi topik sensitif antara kami.

Setahun yang lalu kami membahas masalah ini. Itu membuat kami bertengkar hebat dan sepertinya dia tak ada niat untuk menikah. Aku tau dia baru memulai kariernya sebagai pengacara muda. Tapi tak bisa di bohongi umur kami sama-sama sudah dewasa. Bahkan jika dia tak bekerja pun aku sanggup membiayainya.

FriendZone 2 ✔Where stories live. Discover now