8,25%

1.7K 310 53
                                    

Sehun menatap Jongin yang tengah menjelaskan perihal mimpinya yang cukup aneh.
Sebelum pertemuan ini Sehun juga dihampiri Ibu yang membawa pesan dari Rora.
Beda konteks namun makna yang sama; mengenai rencana paman nya yang tengah menyiapkan diri memulai peperangan.

Namun tidak mungkin Sehun mengatakan hal besar ini pada kekasih hati. Sekarang saja Jongin terlihat panik dan terlalu banyak merasa khawatir.

"Sehun?"

"Ya?" Sehun mengalihkan fokusnya pada Jongin.
"Aku akan menjaga diri." Ucap Sehun meyakinkan Jongin. Sehun tersenyum kecil. Tidak bisa menahan diri untuk mengelus pipi Jongin yang halus.

Jongin tidak menjawab. Walaupun tingkah Sehun itu manis sekali, namun rasa khawatir Jongin yang tidak bisa ditahan itu lebih mendominasi.

"Berjanji padaku Sehun."

"Dengar Jongin." Sehun meraih kedua sisi pundak Jongin. Menatapnya dengan lembut dan tegas bersamaan.
"Selagi kamu masih disisi aku, aku akan baik-baik saja. Kita semua akan baik-baik saja."

"Benarkah mimpi itu pertanda?"

"Aku tidak bisa mengatakan kebenaran nya karena itu hanya mimpi. Namun, apa salahnya juga untuk waspada saat ini."

Sehun tersenyum lagi, kali ini memeluk Jongin. Menenggelamkan nya dalam dekapan, "Believe me." Bisik Sehun lembut menenangkan.

Jongin merasa lebih baik saat feromon Sehun memenuhi pembau nya. Saat ini mereka di sekitar hutan belakang rumah Baekhyun. Sewaktu pagi Jongin menghubungi Sehun dan tidak bisa menutupi kekhawatiran dalam suaranya sehingga akhirnya Sehun memutuskan datang. Jongin tidak bisa menolak kedatangan Sehun ke rumah untuk menjemput dan membawa nya.

Pria itu terlalu nekat dan tidak takut apapun. Pembawaan nya yang lembut dan santai cukup ampuh untuk menenangkan Jongin.

"Sebentar lagi bulan penuh, tidak kah sebaiknya kita bersama secara resmi?"

Mata Jongin melebar terkejut, segera menunduk saat merasa malu sendiri. Perlahan lupa ke khawatiran nya sebelum ini.

Sehun mengerti dan tidak bisa menahan senyum lebih lebar. "Ibu dirumah sudah terlalu ingin melihat kamu dan mengenalkan kamu pada Rora, tetua klan."

"Tidak kah ini terlalu cepat?"

Sehun menggeleng, "Cepat atau lambat, kita bahkan sudah terikat hubungan sejak awal. Jadi tidak akan ada bedanya."

Jongin yang malu-malu terlihat menggemaskan. Mungkin sedikit menggodanya tidak buruk.
"Atau kamu tidak ingin bersamaku?" Tanya Sehun dengan raut wajah sedih.

Jongin tentu saja menggeleng kilat. Hal itu bahkan tidak pernah menjadi opsi dalam pemikiran Jongin.

"Aku mau." Ucap Jongin meyakinkan.

"Terimakasih jawaban nya." Ucap Sehun.
Mengecup  bibir yang sewarna bunga sakura itu cepat lalu tertawa.
Jongin mendengar Sehun tertawa segera sadar kalau ia sedang di goda.

Sebelum dia protes, Sehun sudah memeluk nya. Jongin ikut tertawa, semakin masuk dalam pelukan hangat pria itu.

Beberapa radius jarak dari mereka duduk, mata cokelat di balik hoodie hitam itu menatap dengan tajam. Sehun juga melihatnya, mengendikkan dagu pada orang tersebut.

Seseorang berhodie hitam itu pergi setelah menerima isyarat dari Sehun.

.

.

"Kalian mau bertemu keluarga masing-masing? Tidakkah terburu-buru?" Baekhyun tidak bisa menahan  rasa terkejut karena mendapat berita baik ini dalam waktu mendadak.

Beberapa hari yang lalu Sehun masih menjawab enggan dan sekarang sudah mau-mau saja.

"Kau bahkan mating dengan Chanyeol dalam waktu beberapa hari bertemu."

"Kami mate." Jawab Baekhyun dengan bangga.

"Kami juga." Sehun dengan angkuh menatap Baekhyun.

Jongin tidak bersama mereka, dia sedang ke toilet saat ini. Bisa jadi Jongin akan menjadi rebusan hidup karena merona parah.

Sehun segera menarik kursi untuk Jongin begitu melihat Jongin datang.
"Makan lah." 

Sehun menarik mangkuk makanan ke hadapan Jongin.
Dan makan siang itu di isi dengan obrolan ringan hingga jadwal bertemu orangtua Sehun dan Jongin.



.
.

"Jadi mereka masih bisa duduk dengan tenang~" Oh Jung-an mengelus dagu nya yang tidak ditumbuhi bulu.
"Aku yakin Rora sudah bisa melihat tindak tandukku ini."

Rivall sudah yakin kalau Tuan nya ini memang kurang normal. Namun karena pertolongan pria ini juga dia bisa hidup dengan nyaman sekarang. Rivall melirik ke sisi kanan. Tangan kanan Oh Jung-an yang lain.

Mino masih diam bagai patung mendengarkan kicauan Tuan nya yang tidak masuk akal itu. Rivall pikir dia sudah dalam kategori penjahat di klan werewolf, namun saat ia menjadi anggota dari pria paruh baya ini-Oh Jung-an- Rivall sadar dia masih kalangan bawah.
Dia masih penjahat kelas bawah.

"Mino, saat nya memanggil para serigala nonfaksi. Pergilah ke Utara, temui Zico. Dia akan mengerti begitu kau datang."

"Baik Tuanku." Mino membungkuk rendah, "Saya berangkat Tuan."

Oh Jung-an yang bangga dengan Mino itu tersenyum lebar dan mengangguk-angguk.
Kini melihat Rivall si anak baru yang masih perlu banyak di asah.
"Pergilah ke basecamp dan belajar lah disana."

"Baik Tuan.."

Oh Jung-an tertawa terbahak-bahak saat ia duduk sendirian di singgasana. "Ah sayang sekali bocah itu masih bisa duduk tenang dengan kekasihnya. Rora apakah kau panik sekarang?"

Lalu suara tawa kembali menggema.






.
.

Dari jaman akun masih baru dan masih malu-malu menulis cerita. Aku memang kurang cocok menulis chapter panjang.
Suka males di tengah jalan walaupun ya memakan waktu lama akan selesai juga.

Sekarang aku lebih suka baca. Fyi, aku bosan dan gak ada teman cerita jadi nyempil curcol disini. Mana tau ada yang bales komen kan menghibur mood ku yang jenuh.
Sekarang aku baca ulang sugar dan oneshoot collection, gimana ceritanya tuh cerita sendiri jadi bahan bacaan. Kan gak kembang mood nya 😁

Selamat malam :)
Stay healty

.
.
4 Juni 2020

4 Juni 2020

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Stay With MeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora