5

170 12 0
                                    

Kesal, kesal! Itulah yang di rasakan Eun Hye saat ini. Bagaimana mungkin dia tak kesal kalau sahabatnya sendiri tak mau mendengarkan kata-katanya. Eun Hye meneguk secangkir soju dan berguman tak jelas, ponsel samsung tab tiganya terus berdering memainkan lagu exo overdose. Tanpa melihat layar ponsel pun dia sudah tahu siapa yang meneleponnya, Kim Do Ra pasti gadis itu.

"Aku tak mau pergi!" Ujar sebuah suara di depan meja Eun Hye yang sangat keras.

Eun Hye meletakkan cangkirnya, menatap lekat-lekat sosok punggung seorang lelaki yang teras familiar baginya.

"Bukankah itu Han Dong Wook?" Gumannya dalam hati.

Di bersihkannya lensa kacamatanya lalu fokus menatap sosok punggung itu. Sekarang ia sangat yakin bahwa sosok punggung yang duduk membelakanginya adalah Han Dong Wook si playboy yang telah menipu Do Ra sahabatnya.

Ternyata si playboy itu tak sendirian, dihadapan Han Dong Wook duduk seorang wanita cantik berambut panjang sebahu sedang meneguk sebotol soju.

"Sudah! Hentikan" Dong Wook meraih botol soju itu dari tangan wanita tersebut, "kembalikan" kata wanita itu sempoyongan.

"Kang Dal ssi kau sudah mabuk, ayo pulang" Dong Wook berkata dengan lemah lembut.

"Aku tak mau!"

Saat itu juga terlintas di pikiran Eun Hye untuk merekam kejadian itu. Ia berpikir rekaman itu setidaknya dapat membongkar semua perbuatan bejat yang dilakukan Han Dong Wook selama ini. Termasuk menipu sahabatnya, Eun Hye mengambil ponselnya sambil pura-pura memainkan game, ia merekam kejadian ini.

Dong Wook meraih pergelangan tangan Kang Dal memaksanya ikut bersamanya, Kang Dal menolak ia menepis tangan Dong Wook. Sempoyongan Kang Dal memeluk Dong Wook yang kelihatanya terkejut akan aksi Kang Dal.

"Han Dong Wook . . . Aku tak mau kau bersamanya . . . Aku. . . Aku juga menyukaimu!" Aku Kang Dal lirih. Dong Wook terbelalak kaget tapi sejurus kemudian ia tersadar kembali. Ia balas memeluk Kang Dal, "aku juga mencintaimu . . ." Dong Wook dan Kang Dal saling bertatapan dan terjadilah sebuah ciuman panjang mesra.

Mata Eun Hye melebar menyaksikan adegan ini. Ponsel di tanganya hampir terjatuh mulutnya menganga dan ia segera menutupinya. Ia tak menyangka akan terjadi sejauh ini, tapi biar lah video ini sudah lebih dari sekedar cukup untuk membuktikan bahwa Han Dong Wook itu bejat.

* # *

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk . . ."

Do Ra menutup teleponnya cemas. Sudah berkali-kali ia menghubungi Eun Hye tapi tetap tidak diangkat. Pikirannya mulai melayang ke mana-mana sesuatu yang negatif bermunculan dibenaknya. Tidak! Do Ra menggeleng keras, Eun Hye pasti sedang kesal jadi dia tak mengangkat teleponnya pasti begitu.

Do Ra menghempaskan diri di atas sofa empuk ruang tamu keluarganya menghela nafas panjang. Seorang pelayan wanita tua datang menghampirinya.

"Agassi, Choi Eun Hye ssi datang mencarimu" Do Ra seketika duduk tegap, "persilakan masuk" pelayan wanita itu mengangguk lalu berjalan pergi.

Do Ra merapikan diri lalu duduk rapi menunggu kedatangan Eun Hye. Beberapa saat kemudian pelayan wanita membawa masuk Eun Hye yang terlihat berantakan, Kelihatan jelas dia habis berlari. Pelayan itu meninggalkan Eun Hye dan Do Ra berdua. Eun Hye segera menghampiri Do Ra, ia merongoh tas besarnya, mengeluarkan samsung tab tiga miliknya. Eun Hye memencet-mencet ponselnya sibuk sementara Do Ra mengerut heran.

"ini, lihatlah" Eun Hye menyerahkan tab tiga miliknya ke pangkuan Do Ra. Do Ra menatap layar itu dengan alis berkerut heran. Permainan apa lagi yang dimainkan Eun Hye kali ini? Do Ra hanya dapat menatap layar itu heran. Layar itu menampilkan sosok punggung seseorang yang sangat dikenalnya, Han Dong Wook. Tidak salah lagi itu pasti dia. Kening Do Ra semakin berketut dalam, tang mengerti. Ia menoleh menatap sahabatnya.

"Lihat saja sampai habis" ujar Eun Hye sabar.

Do Ra menurut. Video yang berdurasi tiga menit itu berhasil membuat kening Do Ra berkerut semakin dalam.

"Apa yang dilakukan Dong Wook di sana?" Do Ra bertanya-tanya dalam hati.

Ketika adegan ciuman mesra itu, jantung Do Ra hampir berhenti berdetak, hatinya serasa hancur berkeping-keping menyaksikan kekasihnya berciuman dengan wanita lain. Air mata mengaburkan pandangannya, lidahnya terasa kelu pahit ia tak dapat mengatakan apapun, mulutnya terkatup rapat.

"Jangan mengatakan apapun, aku mengerti perasaanmu . . ." Eun Hye terlihat iba, "gwenchana . . . Do Ra ya, apapun yang terjadi aku pasti akan membantumu" Eun Hye membaringkan kepala Do Ra ke bahunya menepuk-nepuknya.

Do Ra terisak, hatinya sangat sakit. Ia baru mengerti rasa di hianati itu seperti apa, terasa pahit dan menghamcurkan seolah kau terjun ke dalam jurang gelap tiada batasnya. Air mata berjatuhan membasahi wajahnya yang halus nan putih.

Kenapa? Kenapa oppa menghianati aku? Apa salahku? Do Ra bertanya-tanya dalam hatinya. Ia merasakan nyeri di sekujur dadanya. Do Ra memukul-mukul dadanya yamg terasa sakit. Sementara Eun Hye hanya dapat mengelusnya.

To be continue . . .

Catatan :

Agassi : nona
Gwenchana : tak apa-apa

I'll Show YouNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ