Asal Muasal Sungai Muarai

220 23 0
                                    

Zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Maruwai bersama kedua orangtuanya.

Maruwai adalah pemuda yang bertubuh kekar. Ia pandai berburu dan mempunyai senjata berupa panah dan sebuah keris yang terbuat dari tulang burung kasuari.

Suatu waktu, desa mereka dilanda kekeringan. Mereka kesulitan mendapatkan air. Orangtua Maruwai menyuruhnya untuk mencari air.

Maruwai mulai berjalan menuju hutan. Dari kejauhan, ia melihat langit mendung di atas bukit.

"Ah, mendung! Sebentar lagi disana pasti akan turun hujan. Aku akan mendapatkan air!" ujar Maruwai.

Pemuda itu berlari ke puncak bukit, tidak memedulikan banyaknya semak belukar yang harus dilaluinya. Ternyata sesampainya di atas, cuaca kembali cerah. Tidak setitik pun air hujan turun. Maruwai sangat kecewa.

Untuk mengobati kekecewaannya, ia singgah di rumah tetangganya, Bodofon.

"Ah Maruwai! Aku senang kau mampir!" sambut Bodofon.

"Aku ingin minta tolong kepadamu, kawan," ujar Maruwai

"Apa yang bisa kubantu?" jawab Bodofon

Maruwai menceritakan masalahnya, ia diminta orangtuanya untuk membawakan air, karena desa dilanda kekeringan.

"Aku akan membantumu. Ikutilah aku!" kata Bodofon.

Kemudian, mereka berjalan ke tebing. Di sana terdapat air terjun yang deras sekali. Maruwai tercengang melihatnya. Bodofon menyodorkan sebuah upih (tempat air).

"Kau boleh mengambil air di sana dengan upih ini, tetapi ada syarat yang harus kau penuhi," Bodofon.

"Apakah itu?" tanya Maruwai.

"Jangan kau letakkan upih ini di sembarang tempat," kata Bodofon.

"Mengapa begitu? Apakah yang akan terjadi jika aku lupa?" tanya Maruwai

Bodofon tak ingin memberitahu akibatnya, "Maaf aku tidak akan memberitahu. Sekarang, tinggal katakan apakah kau bersedia memenuhi syarat ini?"

"Aku akan menjaganya!" ujar Maruwai. Lalu, ia mengambir air menggunakan upih tersebut dan pamit kepada Bodofon untuk pulang.

Dalam perjalanan ulang, Ia sangat berhati-hati menjaga upih tersebut. Di tengah jalan, ia melihat seekor burung kasuari melintas. Maruwai ingin sekali memanahnya, tetapi ia ingat janjinya kepada Bodofon.

Ketika melanjutkan perjalanan, ia melihat seekor babi hutan yang amat gemuk melintas. Tanpa pikir panjang lagi, ia meletakkan upih dan memanah babi itu.

Maruwai senang sekali bisa menapatkan babi hutan tersebut. Namun, ketika melihat upih, ia menjadi sangat terkejut. Air di dalam upih itu tumpah dan mengalir menjadi sungai. Akhirnya, sungai tersebut dinamakan Sungai Maruwai.













.........................................................


















Pesan moral dari Dongen Rakyat Irian Jaya : Asal Muasal Sungai Maruwai adalah jagalah amanah yang dititipkan kepada kita dan tepatilah janji agar kita disukai dan sukses dimasa yang akan datang.

Negeri DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang