[49]FOTO

2K 115 27
                                    

jangan lupa voment ya manteman:)

"Rasa benci tak bisa membuat masalalumu menghilang begitu saja"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rasa benci tak bisa membuat masa
lalumu menghilang begitu saja"

~

"Di dapur sayang" Jawab Devan sedikit mengeraskan suaranya,mendengar suara Chealse saja bisa membuat kedua sudut bibirnya terangkat.

***

"Apa banget" Jawab Chealse terkekeh seraya menghampiri Devan yang tengah mengoleskan roti tawar itu dengan selai coklat.

"Apa?" Tanya Devan terkekeh lalu menghampiri Chealse yang berdiri tak jauh darinya.

Tanpa menjawab ucapan Devan, Chealse langsung mengambil roti yang di pegang laki-laki itu.

"Buat sendiri" Sahut Devan seraya menjauhkan tangannya, ia sedikit terkejut.

"Gak mau" Jawab Chealse menjulurkan lidahnya setelah menggigit roti itu, bahkan tangnnya masih bergelantung di lengan milik Devan.

Devan tersenyum manis melihatnya, ia merangkul bahu Chealse lalu di bawanya ke ruang tengah.

"Lagi?" Tanya Devan saat sudah duduk di sofa.

"Enggak"  Jawab Chealse seraya mengunyah lalu menyodorkan rotinya pada Devan.

"A.. "

Dengan senang hati Devan menerima suapan dari Chealse kemudian tangannya membelai lembut pipi gadis itu.

"Mandi gih" Sahut Devan seraya menatap  tepat di manik matanya.

"Iya" Jawab Chealse kemudian kembali ke kamar Devan demgan langkah lemas.

Setelah kepergian Chealse, Devan merogoh sakunya untuk mengambil ponsel lalu menelfon Jezza agar laki-laki itu menjemput dirinya dan juga Chealse.

"Kerumah gua" Sahut Devam dengan ponsel yang berada di telinganya.

'Otw'

***

Tak berselang lama setelah kepergian Chealse, ponsel nya kembali berdering, menampilkan sebuah nama di layar itu

MINE❤

"Apa sayang?" Tanya Devan seraya terkekeh tanpa suara.

'Gua pake baju apa ni?' sahut Chealse dari balik telepon, jujur gadis itu tengah memegang erat handuk mungil yang melilit tubuhnya.

"Aku" Jawab Devan menegaskan suaranya, tiba-tiba saja dirinya merasa kesal.

'I-iya aku'

"Ulang" Titah Devan masih dengan nada bicara yang tegas lalu terdengar helaan nafas pelan dari balik telepon.

Medicine| KG'1 (REVISI)Where stories live. Discover now