29 - Third Date

19K 1.1K 33
                                    

Danielle berada di kamar untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian. Alard sudah memberitahukan keluarganya kalau Danielle berada di penthouse nya malam ini. Keluarganya mengijinkan karna mereka percaya dengan Alard.

Alard juga sudah membelikan beberapa helai pakaian untuk di kenakan. Danielle mengambil paper bag yang sudab berada di atas kasur. Danielle memilih memakai kaos dan celana jeans yang terlihat nyaman.

Danielle duduk di sofa, memikirkan semua yang terjadi hari ini. Danielle berada di kamar Alard yang terlihat luas. Terlihat jelas sekali kalau tidak ada banyak barang yang tidak berguna, hanya ada kasur, soda, meja kerja dan tentu saja walk in closet.

Kamar Alard sangat mencerminkan akan dirinya. Ada balkon yang memperlihatkan pemandangan gedung gedung bertingkat di sekitarnya.

Tok... Tok...

"Danie..." Alard membuka pintu kamarnya dan melihat Danielle sedang duduk di sofa. "Kamu sudah selesai?" tanya Alard.

"Iya.. Maaf kamu menunggu lama." Danielle merasa tidak enak. Alard tersenyum.

"Keluarlah. Aku telah memesan makanan. Aku tahu kamu belum makan." ucap Alard sambil mengulurkan tangannya.

Danielle dan Alard menuju ke ruang meja makan. Danielle duduk berhadapan dengan Alard. Alard sudah mengganti pakaian nya dengan pakaian santai. Tetap saja bagi Danielle ketampanan seorang Alard tidak akan hilang mau bagaimana pun pakaiannya. Bahkan Danielle sampai menelan saliva nya sendiri melihat Alard yang begitu tampan.

Di sana sudah banyak tersedia makanan yang sangat lezat. Danielle tersenyum melihat banyak makanan karna dirinya benar benar kelaparan.

"Kamu membeli ini semua." tanya Danielle yang terlihat terkagum kagum dengan makanan di depannya.

"Aku tidak tahu apa yang kamu suka, jadi aku memesan semua nya."

"Ck.. Pemborosan." ledek Danielle. Tapi Danielle bersyukur karna semua yang berada di meja makan adalah kesukaan nya.

"Makanlah." ucap Alard. Danielle mengangguk antusias.

Danielle makan dengan lahap, Danielle tidak peduli kalau ada Alard di depannya karna Danielle benar benar sangat lapar. Alard sangat suka bagaimana Danielle makan, tidak seperti gadis lain di luar sana yang hanya memperdulikan bentuk tubuh mereka dan takut akan makanan.

"Sepertinya kamu lapar?" tanya Alard dan Danielle hanya mengangguk sambil melanjutkan makannya. "Aku suka melihat cara kamu makan." Danielle mendongak.

"Benarkah..." Alard tersenyum. "Aku kira kamu akan jijik dan tidak suka melihat cara aku makan." ucap Danielle mengerutkan dahinya.

"Kenapa aku harus begitu." tanya Alard heran.

"Well.. Kebanyakan pria seperti itu. Maksud ku seorang pria akan risih melihat gadis makan dengan rakus." ucap Danielle terkekeh. Alard mendengus dengan perkataan Danielle.

"Aku tidak seperti itu Danie. Aku tidak seperti pria pria di luar sana. Justru aku sangat menyukai gadis yang makan dengan banyak, yang berarti gadis itu memiliki tubuh yang sehat, tidak menyakiti dirinya sendiri demi memiliki tubuh seperti model." ucap Alard panjang lebar. Membuat Danielle meringis mendengarnya.

"Maaf. Jangan marah oke. Bukan maksud ku untuk menyamakan mu dengan pria pria di luar sana." ucap Danielle merasa tidak enak.

"Hanya saja itu sudah menjadi kebiasaan aku untuk makan apa yang sudah di sajikan di meja makan, karna mommy pernah mengatakan kalau di luar sana masih banyak orang yang tidak bisa makan alias kelaparan, jadi aku harus menghabiskan makanan ku." ucap Danielle menjelaskan.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅) Where stories live. Discover now