AKHI - 1

61 22 18
                                    

Hari ini sudah hampir larut malam, jam sudah menunjukkan pukul 22.30 namun gadis itu masih saja terus mencari benda yang ia cari sedari tadi, tetapi bukan benda yang ia cari yang ditemukan, namun yang ia temukan adalah segerombolan preman yang sedang mencari mangsa.

Sttss sutsss...

"Woi liat tuh dibelakang, ada cewek cantik euy, lumayan buat nemenin kita, pengen gue bawa balik anjing tu cewek gilaa bodynya euy gak kuat!"

"Whahaha iye anjir baru ngeh gue ada cewek disitu, gue samperin nih!"

Salah satu dari preman itu pergi menghampiri gadis itu, sambil mengambil sepuntung rokok dari saku dalam bagian kanan nya, ia lalu menyalakan korek dan menghisap rokok tersebut dan segera menghampiri gadis disebrang sana.

Pukk!

Preman itu menepuk pelan bahu gadis didepannya itu, gadis itu pun menoleh perlahan kearah preman tersebut dan mengangkat sebelah alis tebalnya seolah menanyakan ada keperluan apa.

"Maaf anda siapa?" Tanyanya sopan.

Preman itu tak menjawab satu kata pun pertanyaan yang dilontarkan gadis didepannya itu, tak lama kemudian preman itu menyodorkan sepuntung rokok bekas dari bibirnya lalu memberikannya kepada pada gadis berambut hitam kecoklatan tersebut.

"Mau apa kamu?!"

"Aduh jangan galak dong!" Ucap preman itu lalu segera menarik tangan gadis tersebut dan menyodorkan sepuntung rokok kepada gadis itu.

"Cobain!" Titahnya.

"Ih gak mau pasti pait, lagian ngerokok itu gak bagus tau! Om kalo mau ngerokok, ngerokok aja jangan nyuruh aku," jawabnya dengan polos.

Preman itu sedikit tertawa melihat kepolosan gadis didepannya itu, lalu ia mengambil sepuntung rokok lagi dan menyodorkan rokok itu kepada gadis itu dan berkata.

"Lo cobain, atau gue cobain badan Lo!"

Naila menggelengkan kepalanya cepat, tubuhnya gemetar, Ia berusaha melepaskan tangannya dari pria didepannya itu, namun tiba-tiba aliran ketakutan menjalar cepat ke seluruh tubuh Naila. Naila meremas rok pendek berwarna merah muda miliknya sambil menahan ketakutan yang ia rasakan sedari tadi.

"Oh, kalo gitu Abang boleh gak nyobain badan neng? Abang ga tahan nih!" Rayu preman tersebut dengan tampang tak tahan seperti sedang menahan gejolak nafsunya.

"Apaansih!" Naila mencoba melepaskan tangannya dari jeratan preman didepannya itu, namun percuma! Tenaganya jauh lebih lemah dibandingkan preman tersebut.

Preman itu mulai memegang dagu gadis itu dan membelainya perlahan, saat itu rasa takut menjalar ke tubuh Naila, badannya lemas tak berdaya karena ketakutan yang ia rasakan, perlahan-lahan preman itu mencoba merobek baju Naila, dan berhasil membuat baju yang ia kenakan sedikit robek dan memperlihatkan sedikit belahan dadanya.

Bugh!!

"Bangsat siapa lo!?"

Pria itu tidak menjawab sepatah katapun yang dilontarkan preman didepannya itu, ia sibuk membabi buta preman didepannya itu sepertinya ia sangat marah apa yang diperbuat oleh preman itu.

Bugh! Bughh!!!

Pria itu memukul bagian rahang preman itu dan membuatnya mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Apa-apaan lo hah?! Ini masalah gue sama cewek itu, ngapain Lo ikut campur sok jadi pahlawan kemaleman!"

"Anda menyakiti wanita itu, anda juga berurusan dengan saya, saya tidak suka ada pria sampah seperti kamu menodai wanita yang indah sepertinya, saya tidak suka!" Ucapnya sarkas, dan ia masih dengan memegang kerah baju preman itu dengan kuat.

"Awhh, udah jangan dilanjutin kasian..." Lirihnya.

Pria itu membanting tubuh preman itu keaspal sampai tersungkur diaspal jalanan.

"Anda baik-baik saja?" Tanyanya tanpa menoleh sedikitpun kearah gadis dibelakangnya itu.

"Eum... Ma-maaf. Aku gapapa kok beneran, kalau berkenan apa aku boleh tau nama kamu?" Tanyanya lembut.

Pria itu perlahan-lahan membalikkan badannya dan mencoba untuk menoleh kepada gadis dibelakangnya itu.

"Astagfirullah!" Ucapnya sedikit terkejut saat melihat wanita didepannya.

Pria itu refleks menutup matanya, lalu memberikan gadis didepannya itu sebuah sarung.

"Kenapa ya?" Naila kebingungan karena sikap pria didepannya sangat aneh baginya.

"Pakai!"

"Hah?" Ucap Naila yang masih tidak mengerti apa maksud yang dikatakan pria didepannya itu.

Pria itu berdecak kesal, sepertinya wanita didepannya itu sangat lugu, atau mungkin wanita itu bodoh? Entahlah.

"CK!"

"Dadamu tolong tutupi dengan sarung, bahaya jika ada lelaki yang tidak bertanggung jawab melihatnya!"

Naila melihat kebagian bawah, ia terkejut sekaligus malu saat melihatnya karena bagian belahan Naila sedikit terlihat akibat ulah preman tadi.

"E-Eh maaf, sudah kok," ia malu atas kejadian yang menimpanya malam ini, "Maaf jika boleh tau, nama kamu siapa ya? Aku juga mau berterima kasih karena kamu udah nolong aku."

"Abi."

"Abi untuk anak-anakku?" Jawab Naila asal, ia hanya bermaksud agar suasana yang ada disini tidak begitu dingin karena percakapan keduanya itu.

"Mungkin?"

"E-EHHH?!" Naila terkejut hanya karena satu kata yang dilontarkan pemuda didepannya itu, berhasil membuat jantung Naila berdegup tak karuan.

"Maksud saya jodoh ditangan Allah SWT, tidak ada yang tau tapi mungkin saja bukan?"

"Eum Iyah, oh iya! Namaku Naila panggil aja Nai, kalo kamu mamanya siapa yah? Serius dong!" Ucap Naila sambil menjulurkan tangannya.

Pria itu tidak membalas jabatan yang Naila lontarkan, ia hanya menjawab. "Saya Abidzar Ramdan Althalafi, panggil saja Abi," ucapnya seadanya.

Naila merasa sedikit malu karena ia menawarkan menjabat tangan tapi tak ada respon dari pria dingin didepannya itu.

"Aku pergi dulu ya, mau pulang udah larut malam juga!"

"Saya antar, tidak baik jika gadis cantik seperti anda pulang sendirian, takutnya terjadi hal seperti tadi."

"Baiklah, ma-makasih!"

Sekali lagi ucapan terimakasih yang Naila lontarkan tidak digubris oleh pria bernama Abidzar itu, Naila sedikit kesal karnanya.

"Apaansih! Tinggal jawab sama-sama aja susah banget!" Gerutu Naila sambil yang hampir tak bisa didengar, namun Abidzar dapat mendengar ocehan gadis disebelahnya itu.

Pfftt!!!

Abidzar hanya tersenyum menahan tawa karena tingkah lucu gadis disampingnya ini.

***

Bersambung...
Lanjut gak nih??
Aku bakal up lagi kalo udah 120 readers yaww♥️✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang