Pergi

1K 106 20
                                    

Chanyeol mendapatkan dasi hitam dan langsung mengikatnya ke kedua tangan Wendy dengan sangat kencang.

"Perutku! Oppa! Hiks" Chanyeol tetap memilih menulikan pendengarannya.

Semenjakan Wendy sedaritadi terus menahan rasa sakit diperutnya, walaupun tak ada reaksi lebih selain kesakitan seperti pendarahan atau hal lain, tapi ini sangat membuat Wendy lemas.

Chanyeol menarik lengan Wendy yang sudah terikat untuk berdiri didepan kasur.
Wendy berdiri dengan tubuh yang gemetar ketakutan serta rasa sakit yang belum hilang.

"Jangan duduk! Atau aku akan menambah hukumannya!" Bentak Chanyeol.

Chanyeol melepas ikat pinggangnya, Wendy tidak tahu apa yang akan Chanyeol perbuat setelah ini, dia hanya berusaha mempertahankan badannya agar tetap berdiri.

Wendy memejamkan matanya tidak ingin metihat apa yang akan terjadi, dia menangis sesegukan dan terus memanggil serta meminta maaf kepada Chanyeol agar Chanyeol menghentikan aksinya itu.

Cetak!

"AKH!" Wendy berteriak sangat kencang saat punggungnya dihantam dengan cabukan ikat pinggang yang sangat kencang.

Walaupun tubuhnya masih terlindungi oleh baju tetapi tetap saja cabukan dari ikat pinggang itu masih sangat terasa.

"Oppa... S-sakit hiks" Wendy dengan lirihannya entah yang keberapa, yang pasti dia sudah capek merintih untuk minta dilepaksan.

Cetak!

"Akh!" Wendy spontan berlutut diatas lantai ketika Chanyeol menyabetkan ikat pinggangnya tepat pada bagian kaki depan Wendy.

"Bangun Wendy!" Wendy menangis sejadi jadinya, sungguh kali ini Chanyeol benar-benar marah dan tidak akan memberinya ampun.

"S-sakit hiks" Wendy melirih kali ini dia memberanikan dirinya dengan menatap manik mata Chanyeol yang tajam dan membunuh.

"Aku bilang bangun Wendy! Aku hitung sampai 3!" Bukannya merasa kasihan Chanyeol malah semakin membentak Wendy dan menyuruhnya untuk bangun.

"1" Chanyeol mulai berhitung.

Wendy berusaha untuk membangunkan badannya lagi yang mulai terasa sangat lemas, terutama bagian kaki.

"2" Wendy bangun dengan sekuat tenaga yang tersisa.

Dia menundukkan kepalanya lagi, tak berani menatap Chanyeol. Tidak ada gunanya, Chanyeol tidak akan melepaskannya.

"3"
"Gadis pintar" Ucapnya senang.

Ketika Wendy sedang berusaha mati-matian mempertahankan kesadaran dan kekuatannya, keempat maid wanita itu sedaritadi mendengarkan teriakkan Wendy dari arah dapur.

"Bibi tidak bisa diam saja, kita harus melakukan sesuatu agar Nyonya Son selamat, dia sedang hamil!" Ucap bibi Han yang sedaritadi hanya berdiri terdiam, semenjakan ketiga maid lainnya duduk dimeja makan yang berada di dapur.

"Tapi bi, bagaimana jika ketahuan? Tuan Park tidak akan segan-segan membunuh kita" Ucap AhIn mengingat bagaimana kejamnya Chanyeol selama ini.

Bibi Han terdiam membeku, memang benar kata AhIn, jika dia menolongnya dan itu membuat Chanyeol marah Chanyeol tak akan segan-segan membunuhnya saat itu juga.

"AKH!" Bibi han semakin gelisah ketika teriakkan demi teriakkan makin sangat jelas ditelinganya.

"Tidak, bibi tidak bisa diam saja, bibi akan menelfon tuan Kim untuk menghentikan aksi Tuan Park, jika ketahuan bibi akan menanggung resikonya sendiri" Ketiga maid lainnya tersentak mendengar rencana bibi Han yang diluar dugaan mereka.

Crazy Psychopath -Wenyeol- [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang