Walaupun telah memiliki seseorang, tetapi untuk move on sepenuhnya jelas Dila belum bisa. Dia dan Zafran putus belum sampai satu tahun, terlalu banyak moment mereka bersama sehingga Dila masih tertatih-tatih untuk bangkit.
"Lo kenapa sih?" tanya Manda yang memerhatikan Dila yang sedari tadi hanya diam. Padahal biasanya anak itu amat petakilan. Tidak cocok saja jika Dila menjadi anak kalem.
"Gue udah kirim naskah ke editor, gue gugup banget," jawab Dila, tentu saja dia berbohong.
Pembicaraannya dengan Zafran masih mengganggu pikirannya.
"Bulan depan rencananya gue tunangan sama Dewi."
Terus hubungannya sama gue apa, bambank? Jerit Dila dalam hati. Walaupun sedikit hatinya juga merasa... Sakit?
"Gue harap lo bisa hadir," ucap Zafran. Dila masih diam.
"Atau... Lo masih ngarep sama gue?"
Excuse me? Ini semua pasti karena anak-anak di Mapala masih selalu meledek Dila dan Zafran.
Dila tertawa
"Ngapain aku masih berharap sama orang yang sudah berkhianat, kak?" ucap Dila dengan sarkas.
"Bagus lah, tapi setidaknya lo bisa hadir, Dewi juga ingin lo hadir," ucap Zafran. Dia menepuk pundak Dila kemudian berlalu dari hadapan Dila.
Dewi ingin gue hadir? Alah, palingan dia cuma mau ngejek!
Dila benci ini, dia enggan untuk hadir, tetapi jika tidak hadir pasti dianggap gagal move on.
Sial!
"Dilara Kencana binti bapak Mukti Abimana," panggil Manda dengan wajah kesal. Pasalnya dia terus berceloteh sejak tadi tetapi si lawan bicara malah melamun.
Lamunan Dila buyar seketika.
"Apa sih, Man?"
Amanda menyipitkan matanya penuh curiga.
"Lo gak pandai bohong, gue yakin banget bukan naskah kampret itu yang ganggu pikiran lo, lalu apa? Kak Zafran bangcad kan pasti?" tebak Amanda dengan mulut kurang akhlaknya.
Dila yang memang pada dasarnya tidak bisa berbohong, menganggukkan kepalanya.
"Halah! Kenapa lagi dia? Ngajak balikan? Sini gue ajak gelud," ucap Manda berapi-api. Amanda adalah saksi bagaimana hancurnya Dila saat Zafran berselingkuh darinya.
"Dia mau tunangan sama pacarnya," ucap Dila. Untungnya suasana kelas sudah sepi karena anak-anak lainnya memilih untuk segera pulang atau ke gedung UKM.
"Baguslah. Penggoda sama pengkhianat emang cocok bersanding di pelaminan," jawab Amanda dengan ketusnya.
Dila tertawa mendengar perumpamaan Amanda. Sejak dulu memang Amanda paling tidak menyukai kak Zafran yang menurutnya songong. Dila membenarkan itu juga sih sejak mereka putus.
"Terus masalahnya sama lo apa?" tanya Amanda tak paham. Walaupun kadang lemot, tetapi Amanda yang paling mengerti dengan teman-temannya.
"Entah. Dia ngundang gue, kalau gue gak dateng ntar disangka gagal move on, tapi kalau gue dateng juga ini perasaan gue masih ada sedikit rasa-rasa tidak ikhlas, Man," jawab Dila.
"Ribet amat, datang ya tinggal datang aja. Lo juga udah punya pacar kan?"
Dila mengangguk membenarkan.
"Yaudah, tinggal lo ajak aja pacar lo ke acara dia. Buktiin Dil, kalau lo udah bahagia dan dapet yang lebih baik dari dia," ucap Amanda memberikan saran.

YOU ARE READING
ASMARA
RomanceCover mentahan : Pinterest (wattpad : @yui_nje) Bagi Dilara Kencana Abimana, cinta adalah hal yang romantis dan sakral. Tetapi dia harus berjodoh dengan Daffa Zachery Wiraatmaja yang tidak memercayai cinta, menganggap cinta hanya sebuah perasaan sem...