Chapter 21 (season 2)

118 30 18
                                    

Bukan Firaun (season 2)
Chapter 21

Nurhala akhirnya merasakan berhias, dihari pernikahannya.
Dia memakai pakaian adat betawi.

Hiasan kepalanya berat sekali, tinggi menjulang hingga membuat leher Nurhala susah menoleh. Bulu matanya tiga layer bikin sulit berkedip. Dulu dia kepingin sekali merasakan bulu mata lentik, tapi bukan berarti ditambah tempelan. Wajahnya tertutup rantai emas perak berlian yang tentu saja hanya imitasi. Kebayanya berlapis-lapis dengan aneka warna bernuansa kebiruan. Nurhala menjadi sesak napas, belum lagi sulit berjalan.

Nurhala tidak bisa menolak. Semua bibi-nya selalu ribut satu sama lain saling melontarkan ide.

Semakin dekat hari H, sudah terjadi pertengkaran berkali-kali yang diakhiri dengan tangisan melihat Nurhala akan menikah tanpa kehadiran seorang Ibu.

Semua kerabatnya berlomba-lomba membantunya. Tenda didirikan dengan nuansa warna biru. Bunga-bunga menambah kesegaran. Kamar Nurhala dihiasi dengan gaya yang mungkin ketinggalan jaman tapi tidak ada yang mengkritik. Nurhala tidak banyak bicara, menurut saja keinginan semua orang.

Ustadzah tahsin datang. Membantu menegaskan agar bulu mata Nurhala dicopot yang dikerjakan dengan gerutuan dari tukang rias. Bibi-nya mau juga menerima penjelasan dalil, namun alis Nurhala keburu dikerok membuat ustadzah merabanya sedih.

"Kenapa anti tidak menolak?"

"Saya tidak mampu menolak ya Ustadzah, mereka sudah begitu repot. Saya tidak ingin menyusahkan mereka." aku Nurhala.

"Mungkin ini hal kecil, tapi jika Nabi kita Salallahu Alaihi Wassalam melarang maka taatlah ya ibnati!" Ustadzah tahsin tetap tegas.

"Afwan Ustadzah, saya akan lebih berhati-hati ke depannya." Nurhala berjanji.

Ustadzah tersebut mengusap punggung tangan Nurhala yang berhias dengan henna merah.

"Anti jangan pernah lelah mencari ilmu agama dan amalkanlah dengan niat mencari redho Allah! Agamalah yang akan menolong kita, baik di saat susah maupun di saat senang. Agamalah yang membuat kita kuat! Agama juga yang menjaga kita dari keluar batas! Agama yang harus menjadi pegangan dalam pernikahan."

"Ya ibnati, taatlah kepada suamimu! Tempatkan dia di singgasana, jadikan dia penguasa! Senangkan hatinya! Puaskan ego-nya! Qonaah atas pemberiannya! Dengarkan nasihatnya! Cari tahu kesukaannya, penuhi dengan rasa cinta niscaya dia akan mencintaimu."

"Maafkan kekurangannya, nasihati di saat lapang hatinya, doakan kebaikan di setiap sujud anti! Karena suami juga manusia yang punya khilaf dan punya syahwat. Jangan kau sebut satu kesalahannya lalu melupakan kebaikannya yang banyak. Jangan kita menyerah dalam masalah, jangan kita putus asa jika mendapat ujian. Karena pernikahan adalah setengah agama. Pernikahan adalah ibadah yang sangat lama dan berat. Hanya ilmu agama yang bisa menolong kita melaluinya."

"Semoga Allah memberkahi pernikahan anti. Memberikan anak-anak solih solihah yang bermanfaat bagi agama dan masyarakat. Semoga kebahagiaan senantiasa menyertai, semoga Allah melindungi dari ujian yang melemahkan iman. Semoga Allah menjadikan kalian pasangan sehidup sesurga, aamiin!"

"Aamiin!" Semua yang ikut mendengarkan nangis sesenggukan.

Nurhala juga menangis tapi mulutnya tersenyum. Lipsticknya yang tebal berminyak mulai belepotan hingga ke gigi. Bedaknya memang tidak luntur, tapi tetap menapak bekas air mata.

Tukang rias kembali ngomel.

Nurhala sangat bahagia.

Sedang di tempat ikhwan, Yaroslav terlihat tegang. Dia gak nyangka akan menikah sebentar lagi.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now