Rindu~

49.2K 2K 19
                                    

****

Udara begitu dingin malam ini. tentu saja.. karena hujan sedang turun membasahi bumi..

Arum mendekap tubuhnya sendiri.
Ia berdiri didinding kaca kamar menikmati suasana hujan.

Ia mendesah pelan. Berusaha mengusir rindu.. tapi kenapa susah sekali?

Sudah tiga hari Arman tidak datang.
Arum maklum, pria itu tentu sibuk bekerja, dan yang paling penting Arman mempunyai istri..

Arum tersenyum masam.
Siapa aku Yang berani mengharapkan kedatangannya?

Arum sudah berhenti mengecek ponselnya setiap menit.
Ia tidak mau lagi berharap Pria itu akan menghubunginya.

Arum menajamkan pendengarannya saat sayup-sayup terdengar suara bel pintu.

Ia beranjak keluar saat bel pintu kembali terdengar.

Hatinya berdegub kencang memikirkan kalau Arman yang berada dibalik pintu. Semoga saja, siapa lagi?

Kakinya bukan berjalan lagi, tapi sudah berlari kecil. Arum tidak sabar..

Saat tiba di depan pintu, Arum menghirup oksigen banyak-banyak lalu menghembusnya perlahan.

Ia memutar kunci lalu membuka pintu perlahan..

Dan~

Tampaklah wajah itu..
Wajah yang sangat ia rindukan.






••••

Arman menggulingkan tubuhnya ke samping tubuh Arum dengan nafas tersengal.

"Pilnya kamu minum terus kan, rum?"

Arum mengangguk. Setiap hari ia memang rutin meminum pil pencegah kehamilan yang Arman berikan.

Arman meraih tubuh Arum kedalam pelukannya.
"Bagus, diminum setiap hari.. Uang kamu masih ada?"

Arum mengangguk. Hatinya sakit setiap kali Arman menanyakan perihal uang usai menikmati tubuhnya..

"Lusa aku tidak bisa datang."

"Kenapa?"
Tanya Arum pelan.

"Lusa ulang tahun pernikahanku yang kedua. Seperti biasa, aku dan istriku akan merayakannya.."beritahu Arman ringan.

Arum tersenyum kecut.
Seperti ada pedang tak kasat mata yang menancap didadanya kini.
Ia kecewa.
Tapi bukan kepada Arman. Melainkan kepada dirinya sendiri..

Mengapa ia masih saja tidak tau diri seolah menjadi pihak yang tersakiti. Padahal disini jelas, dia yang menyakiti bukannya tersakiti. Yang tersakiti itu adalah Istrinya Arman.

Memalukan sekali dirinya yang sempat
berharap suatu hari Arman akan mencintainya juga.
Padahal sudah jelas itu tidak akan terjadi. Arman tentu mencintai istrinya..

Disini ia hanyalah pemuas nafsu saja.
Akan dibuang saat Arman sudah bosan.

Sungguh terhinanya ia yang memenuhi keinginan Arman bukan hanya tidak berhak menolak Arman sudah membelinya saja. Tapi karena ia memang menikmatinya.. ia mencintai Arman hingga melakukannya dengan sepenuh hati.

Di samping Arman,  perhatiannya dan sentuhannya, membuat Arum lupa diri..

Dan ia akan kembali sadar saat kenyataan kembali menamparnya seperti saat ini.

"Man.."

"Hmm?"
Arman bergumam setengah sadar.

"Kamu belum bosan?"















______________________________________________

Cinta Wanita Simpananحيث تعيش القصص. اكتشف الآن