3

6K 303 3
                                    

Setelah sholat isya berjamaah athira dan ibu mertuanya duduk disofa ruang tengah untuk mengobrol ringan.
Sekaligus para suami sedang sholat berjemaah dimasjid pondok pesantren.

"Athira mau kuliah ga?"tanya aisyah
"Dulu sih athira pengen umi,tapi sekarang posisinya athira kan udah jadi istri"balasnya
"Kenapa ? Gakpapa kok. Akbar pasti setuju,kalau athira takut ngomong ke akbar biar umi yang bilang nanti"ucapnya
"Athira gaktau umi,harus thira fikirkan dulu"
"Iya harus itu sayang,umi tau kok kalau sebenernya athira pengen kuliah. Ngelanjutin pendidikan"ucapnnya
"Kok umi bisa tau ?"athira merasa ada yang ganjil disini padahal ia merasa tidak menceritakan apapun
"Hehe tau aja, nebak"
"Umi bisa aja"
"Gimana kalau gak ada acara,besok kita isi dengan masak bareng atau buat kue"usul aisyah
"Boleh umi,tapi athira gak tau apa apa hehe"
"Gampang,nanti umi ajarin kok"
"Baik umi"
"Nama belakang kamu, kok sama yah dengan nama belakang akbar. Jodoh gitu amat yah,sampe nama aja sama hehe"
"Thira juga gaktau umi hehe,bisa samaan gitu"

"Assalamualaikum" abi dan akbar berjalan bersama, mereka baru saja pulang. Aisyah dan athira menyambut mereka dengan hangat,mencium punggung tangan suaminya.
Sementara aisyah dan suaminya sudah masuk kekamarnya lebih dulu.

"Lagi ngapain tadi?"tanya akbar yang duduk disofa diikuti athira
"Ngobrol sama umi"
"Gimana ? Umi seru kan orangnya"
"Iyyah,umi mengisi posisi ibu dihidup aku. Seneng rasanya"ucapnya
"Alhamdulillah,ayo kita masuk dulu yuk. Ngobrol didalem aja"
Akbar berjalan diiringi athira,ia melepas pakaian sholatnya sementara athira meletakkan ditempatnya

"Sayang"panggil akbar
"Iyah ustad" athira sedang melepaskan hijabnya
"Berapa lama wanita memanjangkan rambutnya ?"tanya akbar
"Butuh waktu 2 tahun lebih mungkin"jawab athira
"Kapan terakhir kamu memotong rambutmu?"
"Eum,1 minggu yang lalu. Hanya merapikan sedikit bagian bercabangnya"jawabnya
"Baiklah"
"Kenapa ?"
"Tidak ada apa apa,hanya bertanya"
"Ustad mau panjangin rambut ?"
"Nggak juga lah"

"Ustad" athira kini duduk disebelah akbar
"Kata umi,sebelum ustad. Umi pernah punya anak kembar"
"Benar"
"Ustad"
"Ya athira ada apa istriku ?"
"Enak yah, lahir dan besar dikeluarga yang memegang agama dengan kuat"
"Beruntunglah mereka yang lahir dari keluarga muslim yang kuat"
"Ustad.."
"Sssttt" akbar meletakkan jari telunjuknya dibibir athira,sang empu menjadi bingung
"Kenapa ?" Athira menggeser sedikit kepalanya
"Jangan mengatakan hal yang membuatmu bersedih sayang"
"Dari mana ustad tau,akukan belum ngomong"
"Firasat saja"
"Aneh yah, ustad dan umi seolah olah tau apa yang akan aku katakan dan apa yang ada dihatiku"ucapnya mengambil posisi rebahan
"Jawaban atas pertanyaanmu itu semuanya ada saat kamu dekat dengan Allah"kata akbar
"Benar ustad"athira menolehkan kepalanya

"Sepertinya aku masih buram dalam belajar ustad,banyak sekali yang baru aku pelajari dan baru aku tau"imbuhnya
"Dulu aku juga begitu"
"Um tidak,pasti ustad lebih banyak menyerap. Aku ini ndak ada apa apanya"
"Yah tidak semua jalan hidup seseorang itu mulus"
"Tapi ustad"ia berhenti sejenak dan menghembuskan nafasnya pelan

"huuft..jika inget masa lalu aku selalu mengeluh. Sampai akhirnya dipertemukan dengamu,dengan keluargamu. Mengganti semua kekosonganku,sampai aku sendiri belum yakin. Aku hidup dalam khayalan atau kenyataan"ia menatap lurus kedepan
"Kamu hidup dalam kenyataan thira,pertahankan ini semua dengan lebih dekat dengan Allah. Insyaallah akan Allah beri kejutan lagi nanti"
"Iyyah ustad,insyaallah"
"Apa kamu takut jatuh cinta ?"pertanyaan akbar tidak bisa dijawab oleh athira,ia bungkam.

"Jatuh cinta memang tidak perlu untuk ditakuti,kecuali kita jatuh cinta pada orang yang tepat saja"imbuhnya

"Sayang...
Tidak hanya kamu,masa lalu semua orang pun penuh dengan lika liku mereka. Ujian yang sesuai dengan kemampuan mereka,pasti seseorang memiliki masa lalu yang buruk asalkan orang itu mau merubah dirinya lebih baik. Dialah orang yang bijak"ucap akbar

Kau Dan Aku - [Marriage] (Pindah Ke Fizzonovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang