nasehat kecil.

24 1 0
                                    

Malam ini aku berbicara lagi kepada teman baikku yang muncul saat aku bercermin.
Aku bertanya padanya

"Hei teman baikku. Malam ini rasanya kosong, tidak. Biasanya memang kosong, namun sepertinya kali ini lebih luas lagi."

Bayangan menyedihkan itu tersenyum kecut. Lantas menjawab
"Apa yang sekiranya tidak aku ketahui tentangmu?"

"Azura. Mengenai hidup dan juga tentang pertemanan dalam waktu lama, kita tidak pernah tau isi hati manusia itu apa."

"Azura, bersabarlah. Beberapa jawaban memang tidak bisa diburu-buru. Meski banyak tanya yang mengendap dalam sanubari. Tetap percaya, bahwa semesta dan bumi-Nya akan selalu menjawabmu. Mungkin dengan bahasa yang belum kau pahami sekarang. Tapi entah nanti."

"Azura, aku telah mengingatkanmu berkali-kali. Tidak ada jawaban juga merupakan jawaban."

Sosok itu menatapku. Lalu seolah meraih tanganku dan meletakannya diujung bahu.

"Kuatlah! Jika ia untukmu, ia akan kembali padamu."

---------------

Aku sejenak kelu, mencoba untuk mencerna kata yang masuk dalam neuron-neuronku.

"Wahai sang mirip, yang terkurung dalam cermin. Aku tau aku kuat, aku tau aku bisa berkata padanya nanti. Tapi...... tapi...... apakah harus sepi menjadi jawab sekarang? Aku mengkhawatirkannya. Aku.... aku........."

Kutundukkan kepalaku, sembari menghapus sedikit air yang terselip di mata.

"Aku ingin dia aman, baik, tidak merintik dan juga..... Tetap menjadi dirinya yang tinggi juga tenang."

--------
Sekali lagi bayangan itu menatapku, lalu mencondongkan sedikit tubuhnya. Sembari berusaha membisikkan sesuatu.

"Azura. Bertahanlah!"

--------
Aku menatap awan di malam hari yang menutupi bayangan bulan.

"Ann. Kamu juga harus bertahan."

hamparan 2 malam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang