6 : Kanya dan Biru yang Lain.

236 23 9
                                    


"Days turned to month. And, Month turned to years. 

The Scars that you left will heal and you'll see."

 -Taeyeon, Fine.


((Bagian bergaris miring tandanya flashback!))

-

Kanya sedang duduk di perpustakaan, kali ini gadis itu mengistirahatkan matanya. Memilih memutar music dari platform media video untuk melihat arti dari lirik lagu tersebut.

"Nya!" seseorang menepuk bahunya dan duduk di sebelah gadis itu.

"Lagi nonton apa?" laki-laki itu menarik sebelah earphone milik Kanya dan menempelkan benda tersebut ke telinganya.

"Bagus ya liriknya?" Kanya bertanya kepada Barra teman kelasnya ini, teman yang dekat dengan dirinya selain Shafina.

"Coba ulang!" Kanya memutar ulang video tersebut, menuruti permintaan Barra.

"Did I even really love you?" Barra membaca arti dari lirik lagu tersebut.

"Kerenkan? Seolah-olah cewe ini terjebak sama perasaannya sendiri, kayak dia kehilangan dirinya dengan berpikir bahwa dia mencintai oranglain yang sebenernya dia ngga tahu itu perasaan cinta atau perasaan terbiasa aja." kata Kanya menjelaskan kepada Barra

"Did I love you?" Barra kembali membaca arti lirik lagu tersebut seraya menatap mata Kanya,

"Did I love you?" kali ini laki-laki itu memberanikan diri mengenggam tangan gadis yang paling sinis dan serius di angkatanya.

Dan, entah mengapa Kanya tidak bergeming seraya menahan nafasnya. Gadis itu merasa tersesat saat menatap mata Barra,

--

Kanya sedang membaca dengan seksama paper yang di berikan dosennya ketika seorang lelaki duduk di sebelahnya.

"Kanya, kan?" Kanya memilih tidak menjawab dan menaikkan alisnya, tanda bahwa gadis ini bingung dengan siapa orang yang duduk disebelahnya.

"Dia temen kelas kita, Nya! Namanya Barra. Cuman gitu lebih sering absen di kantin daripada dikelas." Shafina teman Kanya selama di kampus mencoba memberi penjelasan karena ia tahu bahwa Kanya terlalu malas untuk bersosialisasi dan mengenal orang disekitarnya.

"Oh, dia sekelompok sama kita?" tanya Kanya

"Iya, kan dia ada diurutan absen sama kita kayaknya."

"Kalian bisa nanya langsung kok ke gue, kan gue disini." Barra memasukki obrolan kedua gadis itu, bermaksud memberi tahu bahwa laki-laki yang mereka bicarakan ada di depannya.

"Sorry, Bar! Maklumin aja Kanya anti-sosial. Jadi, kalo lo mau ngobrol sama dia perlu pengenalan lebih dari seminggu biar bisa ngobrol." Kata Shafina mencoba menjelaskan, merasa tidak enak pada Barra.

"Gue Barra, Ambarra Biru. Terserah sih lo mau manggil gue apa, Barra boleh, Biru nggak apa-apa." Seperti biasa Barra memperkenalkan dirinya kepada orang-orang yang baru di temuinya, namun yang laki-laki itu tidak tahu adalah Kanya tidak menjadi biasa, gadis ini entah kenapa menahan nafas untuk alasan yang tidak jelas hanya karena mendengar nama lengkap Barra.

"Ups, gue lupa bilang. Nama dia emang sama kayak nama cowo lo, Nya!" kata Shafina merasa tak enak saat melihat raut wajah Kanya berubah.

"Eh, maksudnya mantan.."

HILANG RASAWhere stories live. Discover now