Jalan jalan

344 54 16
                                    

Semakin hari, keadaan Dazai cukup membaik. Walau begitu, [YN] masih sangat khawatir jika kondisi rubah itu akan menurun kembali. Ia terkadang lebih memilih untuk tak menghiraukan Dazai, ketika pria itu tertidur dengan memeluk dirinya. Jika hal itu mungkin bisa membuat Dazai lebih baik, ditambah ia takut kalau pelukkan itu tak akan bisa lagi ia rasakan suatu hari nanti jika ia benar benar kehilangan Dazai.

Walau begitu, [YN] adalah seorang wanita yang kini telah menginjak umurnya yang ke 19 tahun. Jantungnya akan berdetak begitu cepat, ketika Dazai berada di dekatnya. Ia pernah bertanya hal ini pada Gin, karena [YN] tidak terlalu tahu banyak tentang manusia.

Gin yang hidup bersama manusia mengatakan, "Itulah cinta, [YN]. Ketika jantungmu berdebar kencang karena seseorang, itu artinya kau jatuh cinta pada orang itu!"

"T-tapi aku memang mencintai Dazai-sama. Ia sudah merawatku sejak kecil dan--"

"Bukan itu! Maksudku kau menyukainya sebagai seorang wanita, bukan seorang anak asuh. Kau paham?"

[YN] memiringkan kepalanya karena ia tidak mengerti yang dimaksudkan Gin padanya. Gin tak bisa memaksakan pendapatnya, karena ia memaklumi hidup [YN] yang jauh dari manusia selama 19 tahun, "Kau akan mengerti maksudku nanti. Sekarang aku harus segera kembali, ada hal yang harus kulakukan. Kau juga harus mencari tanaman obat untuk Kitsune-sama, bukan?"

"Iya. Terima kasih sudah datang, Gin-sama,"

"Bukan masalah. Kalau begitu aku permisi," Gin memakai topi jeraminya lalu melesat pergi dari Kuil Inari.

"Sebaiknya aku juga harus segera mencari daun obat dan kayu bakar," [YN] mengangkat peralatan minum tehnya lalu menuju dapur. Ia mengambil keranjang dan beberapa tali lalu pergi ke pintu depan.

"Kau mau pergi ke mana?" tanya Dazai berjalan menghampiri wanita itu.

"Aku mau pergi mencari daun obat dan kayu bakar. Sudah tidak ada persediaan tersisa di dapur,"

"Hati hati. Jangan biarkan mereka menyentuhmu," rubah berekor sembilan tersebut membelai rambut [YN] perlahan, sebelum akhirnya mengizinkannya pergi.

★Next★

Di tengah hutan, dirimu mengumpulkan beberapa kayu bakar dan daun obat. Sayangnya kayu bakar yang kau dapatkan tidak sebanyak biasanya. Bahkan satu ikat pun tak ada.

"Kalau seperti ini, aku tak bisa memasak apapun. Bahkan untuk merebus daun obat," keluhmu.

Kau melihat ke sekeliling dan mencari beberapa kayu bakar hingga sampailah kau di depan sebuah gua yang gelap.

"Aku tidak ingat ada gua di sekitar sini,"

"Apa yang kau lakukan di sini?" spontan kau berbalik dan mendapati seorang pria berdiri di belakangmu.

"Oh maaf, apa aku mengejutkanmu? Aku hanya ingin bertanya. Karena yang kutahu, gua ini sangat berbahaya,"

"Kau... Manusia?" tanyamu. Pria itu langsung menoleh padamu.

"Tentu saja. Sama sepertimu," jawabnya.

"Wah.. Manusia sepertiku,"

"Ada apa? Kau seperti belum pernah bertemu manusia sebelumnya. Oh iya, aku juga belum pernah melihatmu sebelumnya di sekitar sini. Apa kau tersesat?" pria itu melihat ke kumpulan daun obat dan seikat kayu bakar yang kau bawa.

"Kau mengumpulkan daun obat?"

"Iya, salah satu keluargaku sakit. Jadi aku membawakan obat ini untuknya," jawabmu mencari alasan. Karena dirimu tahu, kau tak bisa mengatakan apapun tentang Dazai atau lainnya.

Let me be with you [SEDANG DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang