KEBIBANGAN MENCARI HARAT KARUN

30 2 0
                                    

Karya: Ika Chairunisa Doloksaribu
Akun Wattpad : IkaDoloksaribu
Genre : Teen Fiction

#######

Aku sedang bersama kedua sahabatku. Kami duduk melingkar untuk membahas soal harta karun yang ingin kami cari.

Kemarin siang, setelah kami berjalan kaki saat pulang sekolah, di tengah jalan kami menemukan koran. Dino yang melihat koran itu pertama kali. Dia mengambil koran itu dan membaca sebuah berita yang isinya tentang Harta Karun di tengah hutan. Kami membaca berita itu secara bersama. Dan berniat untuk pergi ke hutan itu.

Akhirnya kami sepakat untuk membicarakan soal harta karun itu ketika di rumahku. Ada sedikit keraguan untuk kami mencari harta karun itu.

"Kita yakin mau nyari nih harta karun?" tanyaku pada mereka.

Namun, pertanyaan tersebut tidak dihiraukan oleh kedua sahabatku. Dino, cowok berambut ikal itu sedang asik memakan snack ciki-ciki Sedangkan, Beni yang sering di sapa dengan sapaan Ben-ben oleh Dino, sedang asik bermain game online di hpnya.

Aku sudah lama bersahabat dengan mereka. Walaupun aku perempuan sendiri, aku merasa senang mempunyai sahabat cowok seperti mereka. Rasanya sangat diperlakukan seperti seorang ratu.

Karena aku merasa di abaikan oleh keduanya, aku setengah berteriak agar mereka mau meresponku.

"HEHHH DUA CURUT!!! GUE LAGI NGOMONG SAMA LO BERDUA NIH!" teriakku kesal.

"Aduh eneng gelis, santai atuh jangan teriak-teriak gitu. Kuping akang masih berfungsi nih," jawab Dino.

"Kalo kuping lo masih berfungsi seharusnya dari tadi lo merespon apa yang gue bilang Dino,"

"Gue lagi menikmati ciki-ciki gue tau. Biar terasa nikmatnya,"

"Yaudah jadi jawaban lo berdua apaan?" tanyanya tak sabaran.

"Gue sih enggak," jawab Dino.

"Kalo lo gimana Ben?"

"Mending cari duit dari pada harta karun yang enggak pasti."

"Ehh Ben-ben, kalo kita dapat harta karun, kan bisa kita jual tuh. Terus bisa jadi uang. Gimana sih lo, yaelah,"

"Emang lo yakin itu harta karun ada?" tanyanya tak terima.

"Yah,,, kan nggak ada salahnya kita coba dulu. Mana tau iseng-iseng berhadiah,"

"Lo kira ini snack ciki yang isinya ada hadiah?"

"Kalo kata gue, dua tiga ikan emas,,, lo sewot gue o aja." jawab Dino dengan pantun recehnya.

"Pantun lo kagak nyambung Bambang,"

"Nama gue bukan Bambang, gue aduin lo sama nyokap gue. Uda ganti-ganti nama gue,"

"Uda-uda, kok kalian pada ribut sih. Jadi gimana, kita jadi nggak untuk cari harta karunnya," desak Karin.

"JADI!" serempak mereka berdua.

"Gimana sih lo pada, tadi katanya pada nggak yakin."

"Kalo nggak yakin, yaudah nanti kita pulang aja." jawab Dino.

"Ogah gue, uda capek-capek menjelajah masa pulang di tengah jalan dengan tangan kosong,"

"Ketinggian bahasa lo Ben-ben,"

"Lo bisa nggak sih nggak usah manggil nama gue gitu,"

"Suka gue dong, biar kaya beng-beng"

"Beda jaoh Ben-ben sama beng-beng Bambang,"

"Emang hubungannya beng-beng sama ben-ben apa hah?"

"Yah mana gue tau."

"Lo selalu nggak jelas,"

"Gue uda jelas dianya pergi. Gue bisa apa?"

"Bucin banget astaghfirullahaladzim," ucap Karin.

"Bucin itu menyenangkan," jawab Dino dengan tak berdosanya.

"Apanya yang menyenangkan bego,"

"Bisa membuat suasana hati legah,"

"KITA BAHAS HARTA KARUN YA ALLAH," teriak Karin untuk kesekian kalinya.

"Oh iya-iya siap kapten,"

"Diam dulu kenapa sih, pikiri yang jelas. Jadi atau enggak,"

"Udalah nggak usah jadi. Gue yakin harta karunnya nggak ada," ucap Beni kepada keduanya.

"Yaudah gitu kek dari tadi. Labil lo semua" keluh Karin kepada mereka.

"Ya maaf Rin," ucap Beni.

"Yaudah kan gue seneng gini," ucap Dino.

"Kok seneng?" tanya Beni

"Iyahlah nyari harta karun bisa-bisa kita tersesat nggak tau jalan arah pulang!" jawabnya membuat keduanya merasa geli.

"Mending gue beli ciki-ciki, gue beli banyak pasti dapat hadiahnya"

"Iya uda serah lo Din,"

"Iya lah serah gue,"

"Yaudah yuk pulang, uda habis nih ciki-ciki gue," ajak Dino kepada Beni.

"Yaudah sana pergi lo jauh-jauh," usir Karin.

"Yaelah Rin, jahat banget lo sama kita."

"Gue bukan jahat, kuping gue saket denger ocehan lo pada yang enggak jelas,"

"KUPING KAMI JUGA SAKIT DENGAR JERITAN LO TADI!" ucap keduanya secara bersamaan.

Karin yang melihat kedua sahabatnya menjawab seperti itu langsung kicep.

"Kok lo dua gitu sih sama gue," jawabnya.

"KARENA NGGAK GINI!" ucap keduanya lagi secara bersamaan.

"LO BERDUA BUKAN TEMAN GUE LAGI SEKARANG," ucapnya murka.

"ALHAMDULILAH" ucap keduanya lagi.

"PERGI LO PADA!"

"OKE SIAP."

Merekapun langsung beranjak dari rumah karin, sambil berlari. Takut kepala mereka terkena sandal jepit melayang dari Karin.

"Astaga, itu sahabat gue yang tadi?" tanyanya kepada dirinya sendiri, ketika melihat Dino dan Beni yang berlari keluar dari rumahnya.

Dia tidak percaya bisa memiliki kedua sahabat seperti mereka. Namun, percayalah pertengkaran tadi hanyalah pertengkaran kecil yang tidak memiliki maksud tertentu. Setiap seseorang pasti pernah seperti itu oleh sahabatnya.

Medan, 12 Juni 2020
TAMAT

Tugas Teen LiteratureWhere stories live. Discover now