Knock 06

523 107 30
                                    

Kania tengah duduk di kantin kampus bersama Kirana dan beberapa teman yang lain, menyantap sepiring siomay yang masih mengepul. Lucas, yang duduk di ujung meja bahkan meminjam kipas portable milik Kirana saking tidak sabarnya.

"Eh, kemaren si jerami dipedekatein sama kating loh," celetuk Hendery yang duduk di sebelah Lucas.

"Sembarangan!" omel Jeremy, menepuk lengan Hendery sampai potongan siomay terakhir yang ada di sendoknya melompat ke lantai.

"Ah, siomay gue!" teriaknya histeris.

Haikal mengeluarkan ponselnya dan merekam Hendery yang tengah mencak-mencak seperti orang gila.

"Ya, ditemukan seekor simpanse ganas yang menyerang penduduk sekitar. Diketahui bahwa primata yang satu ini turun ke perkampungan karena kurangnya sumber pangan di daerah mereka," ucapnya seolah reporter yang tengah menyiarkan berita terkini.

"Oh, tidak. Seekor simpanse lain menyerang kamera, siaga satu—" teriaknya panik saat Rajendra menutup kamera belakang poselnya dengan sedikit remasan.

"Kurang asem," sinis Rajendra agak geli.

Mahasiswa lain ikut tertawa melihat tingkah konyol mereka. Kania bahkan sampai menitikan air mata karena tak hentinya tertawa.

"Malu-maluin," celetuk Hani yang masih tertawa.

"Ada apa nih rame-rame?"

Aska dan temannya yang lain menghampiri meja mereka. Johnny yang barusan bertanya lantas menghampiri kursi kosong di sebelah Kania. Berniat duduk di sana, namun batal saat Aska sedikit membanting tubuhnya ke samping.

Johnny yang hampir limbung menumpukan tangan kirinya pada meja, lalu bertindak seolah akan menggoda Hani.

"Hai, cantik," ucapnya dengan senyum memikat dengan alis sedikit terangkat.

Yang disapa hanya tersenyum kaku, karena dipandang sinis oleh hampir mahasiswi yang ada di kantin.

Yuta tertawa terbahak-bahak sambil memukuli punggung Ken yang duduk di sebelahnya. "Terbanting," ejeknya.

"Apa sih, receh banget," sambung Ken.

"Kosong, kan?" tanya Aska yang sudah duduk di samping Kania, basa-basi.

"Kosong, Kak," jawab Kania canggung.

Udah duduk, tapi baru tanya. Untung kating, omel Kania dalam hati.

Johnny meledek cowok itu." "Disini kosong, kan?" tanyanya dengan suara dan wajah yang diimutkan.

Pradipta, si mahasiswa paling muda itu mengelus tengkuknya yang merinding. Duduknya semakin dia dekatkan dengan Lingga. "Kosong, kak," cicitnya.

"Imutnya," sahut Tyler yang merebut menempati kursi itu, merangkul bahu Pradipta akrab.

"Itu gue duluan yang mau nempatin," omel Johnny sambil memiting leher cowok yang lebih tua setahun darinya itu.

"Ohook ohok—"

"Gue gak bisa napas bangsat," umpatnya.

"Hush, ada anak kecil disini. Ga boleh ngomong kasar ya," omel Johnny sambil menampar-nampar bibir Tyler pelan. "Nakal nih mulutnya," ucapnya meraup bibir manyun itu gemas.

Dua mahasiswa termuda itu telinganya ditutup oleh Zaidan juga Rajendra. Kakak tingkat, tapi kelakuan seperti anak taman kanak-kanak.

Aska melipat tangannya di depan dada. Matanya tak pernah lepas dari kegiatan yang Kania lakukan. Wajah gadis itu bahkan sudah memerah dan tidak berani melakukan apapun.

Open Your Heart | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now