1 | You Came Again

724 60 0
                                    

Mataku terpejam dengan sendirinya, ketika terang langit Yokohama menyilaukan pandangan.

Sosok pria bersurai marun di sebelahku tertawa hangat.

"Kau terlalu sering mengurung diri di kamar, matamu tidak terbiasa dengan cahaya matahari," kata pria itu.

"Yah.. kurasa kau benar, Odasaku."

Pria yang kupanggil Odasaku itu menepuk-nepuk bahuku, masih tertawa seakan ini adalah hari terbaik dalam hidupnya.

"Besok-besok kau harus keluar dari kamar, dunia merindukan seorang Dazai Osamu."

Aku menggelengkan kepala, "Tak ada yang menarik bagiku di luar sana. Aku merasa nyaman berdiam diri di kamar."

Odasaku mengerutkan kening, nampak tak setuju dengan pernyataanku. "Kau harus mencari kesibukan, mungkin mencari pekerjaan baru? Atau, kau bisa membantu para lansia menyeberangi jalan, atau..."

"Atau apa?"

"Atau menemui Ango di bar... Apapun itu, kau tak bisa selamanya berdiam diri di kamar, Dazai."

Aku kembali menggelengkan kepala, "Ango? Tidak, aku tak sudi menemui pengkhianat itu. Lebih baik aku membusuk di kamar daripada harus bertemu dengan penjahat itu."

Untuk suatu alasan, aku enggan menatap wajah Odasaku. Aku tahu ada kekecewaan di wajahnya, aku bisa merasakan itu.

"Ango bukan orang jahat, dia hanya melakukan pekerjaannya. Tidak mudah untuk berada di posisinya, aku yakin kau memahami itu."

Dapat kurasakan tubuhku menegang, ini terjadi setiap kali Odasaku membicarakan soal Ango.

Aku membencinya, aku terlalu membencinya.

"Bukan orang jahat? Odasaku, tidakkah kau ingat? Orang itu telah...."

.

.

.

Orang itu... telah apa?

Apa yang telah Ango perbuat?

Ucapanku tertahan, kepalaku tertunduk memandang bayanganku di aspal kelabu.

Bayangan yang menyedihkan, berdiri sendiri di bawah teriknya sinar mentari.

Perasaanku tidak enak.

Ah, tolong jangan bilang..........

"Odasaku..." Panggilku dengan hati-hati.

Pandanganku terpaku pada Odasaku yang....

Terisak???

Tiba-tiba langit berubah warna, sinar mentari sempurna terhalang awan yang bergemuruh. Angin bertiup kencang di antara titik-titik air yang mulai membasahi aspal.

Odasaku berdiri di tengah rintikkan hujan yang semakin deras, aku tak bisa membedakan apakah hujan atau air mata yang membasahi wajahnya.

Belum sempat aku membuka mulut untuk bertanya, iris sebiru samudera itu menatapku dengan tatapan yang memilukan.

"Dazai... aku tak suka itu."

KINTSUKUROI - Bungou Stray Dogs FanfictionWhere stories live. Discover now