3 | A Walk

287 47 10
                                    

Mimpi semalam masih terbayang-bayang dalam benakku.

Ucapan Odasaku kembali kuingat ketika aku melihat seorang kakek tua berdiri di pinggir jalan bersama cucunya.

Tanpa membuang-buang waktu, aku dengan plastik berisi makanan instan di genggaman, segera menghampirinya dan menawarkan bantuan.

"Permisi, Pak Tua, nampaknya Anda perlu bantuan?" Ucapku dengan senyuman terbaik yang bisa kutawarkan.

"Sachou, orang ini terlihat bodoh," kata bocah di sebelah kakek tua itu yang aku asumsikan adalah cucunya.

"Jaga ucapanmu, Adik Kecil," kataku, sedikit meledek

"Hei! Apa-apaan? Siapa yang kau panggil 'Adik Kecil' ?!"

Aku berdiri mematung, menyesali keputusanku untuk meninggalkan flat kecilku yang bau busuk itu.

"Kau berurusan dengan orang yang salah! Kau bukan tandinganku," ucap bocah itu, semakin menonjolkan kesombongannya.

"Sachou, berikan kacamataku, aku harus menunjukkan sesuatu ke orang ini."

Pak Tua menepuk wajahnya sendiri, wajahnya nampak lelah dengan tingkah cucunya itu.

Ah, mulai lagi... gumam Pak Tua

Sang bocah tak mau mati gaya, meski sempat terlihat ekspresi kecewa di wajahnya. Dia kembali menatapku dengan penuh keyakinan. Iris sehijau emeraldnya seakan berkilau.

"Baiklah, tanpa kacamata itu pun aku bisa mengaktifkan kemampuanku," ucapnya.

"Baiklah, coba kutebak..."

HAHAHAHAHAHA

Bocah itu tertawa begitu keras, Pak Tua terlihat semakin malu akan tingkah cucunya. Untuk alasan tertentu, aku ingin melihat apa yang dilakukan bocah itu.

"Kau adalah seorang pengangguran yang dilanda kebingungan! Kau kehilangan arah dan tujuan dalam hidup! Hutangmu menumpuk pada pelayan di bar tempat kau menghabiskan waktu setiap malam! Kau..."

Orang-orang di sekitar kami langsung menatapku dengan pandangan iba, namun ucapan bocah tadi belum selesai. Seakan untuk alasan tertentu, dia tak ingin mengatakannya.

"Oh?" Dia menatapku heran, "Siapa yang meninggal?"

Apa? Apa katanya?

"Pak Tua, cucumu ini sungguh..."

"Dia bukan cucuku."

Oh.

"Ah, baiklah, saya permisi."

Langkahku bergegas meninggalkan kedua orang itu, samar-samar aku mendengar Pak Tua bergumam, Jangan panggil aku Pak Tua.. aku masih muda.

Persetan dengan itu.

Aku berjalan ke arah lain, memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar flat setidaknya untuk hari ini saja.

KINTSUKUROI - Bungou Stray Dogs FanfictionWhere stories live. Discover now