I Will Change Your World

710 100 14
                                    

Aku tak tahu mana sifat asliku. Semuanya diciptakan oleh keadaan. Bahkan aku tak tahu mana yang nyaman untukku. Karna aku menjalankannya semata-mata untuk bertahan.

"Oppaaaa" Mira berlari membelah lapangan. Menuju Kaka laki-laki nya yang sudah terlihat di gerbang sekolah. Wajahnya sangat cerah, senyumnya sangat lebar, dan langkahnya tak dia hitung lagi.

"Miraa" Seungkwan yang mendengar suara adiknya pun ikut berlari sambil menunjukkan kantong plastik yang ada di tangan kirinya. "Aku membawakanmu kue ikan" Senyum pria itu terlihat biasa saja, namun sangat berarti bagi Mira. Mira menjulurkan kedua tangannya meminta untuk digendong.

"Kau tahu Oppa. Hari ini aku dimarahi oleh Dokyeom Seam. Dia bilang aku tak mau menurutinya karna aku hanya mengerjakan sulaman saja selama pelajaran. Padahal dia yang bilang harus menyelesaikannya hari ini juga. Aku jadi bingung maunya dia apa" Mira berbicara tanpa putus. Seungkwan yang mendengarnya tersenyum, namun di dalam hatinya ia merasakan sedih.

"Bagaimana selama ini kau bisa menahan dirimu Mira-ya" Seungkwan bergumam sambil mengelus rambut Mira sebentar lalu menyatukan kedua tangannya menahan bobot Mira. Karna dia sudah tak kuat jika menggendong Mira hanya menggunakan satu tangan. Dia baru tahu bahwa Mira sedikit cerewet. Persis seprti dirinya dulu. "Maafkan Oppamu yang bodoh ini" Pria itu mencium pipi Mira dengan lembut, semenit kemudian menurunkan gadis kecil itu dari gendongannya. Bukan karna dia kembali kambuh, namun karna tangannya tak kuat menahan berat Mira.

"Nah, ini kue ikan kesukaanmu. Kau bisa membaginya dengan teman-temanmu. Aku sengaja membelinya cukup banyak" Seungkwan tidak lagi terlihat kaku dan menyebalkan. Ia mengobral senyumnya kemana-mana. Jihoon yang sedang menyenderkan tubuhnya di tiang pintu melihat interaksi adik kaka yang beberapa bulan ini menyita pikiran dan tenaganya. Membuat Jihoon yang sudah terbiasa dengan sifat kaku Seungkwan merasa sedikit risih. Namun bagaimanapun, dia sangat bersyukur dengan perubahan wali muridnya itu.

"Ahh.. Sulit sekali bekerja melibatkan banyak orang. Aku tak biasa dengan perubahan-perubahan yang terlalu drastis seperti ini" Jihoon menghela nafasnya berat.

"Jihoon Oppa, kau bisa bantu aku sebentar" Seorang gadis mendekati Jihoon yang berhasil membuat Jihoon menghela nafas berat untuk kedua kalinya.

"Tidak" Jihoon berbalik dan melangkah dengan cepat menuju ruang kerjanya. Gadis yang mendengar jawaban pria mungil itu mengikuti kemana Jihoon pergi dengan kedua matanya sambil menunjukkan wajah sinis.

"Dasar pelit. Baiklah, aku akan menemui Dokyeom Oppa saja. Dia pasti mau membantuku" Gadis itu bicara dengan suara yang cukup kerja hingga dapat di dengar oleh Jihoon. Wajahnya dibuat seceria mungkin untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar menyukai keputusannya. Jihoon yang hampir saja sampai ke depan ruang kerjanya berhenti melangkah dan berbalik.

"Ya, Sofia Chwe. Kemari kau" Jihoon bertolak pinggang. Ia berusaha menahan amarahnya. "Kau minta bantuan apa" Sofia tersenyum bangga. Kali ini dia menang atas keangkuhan pemilik sekolah yang menurutnya sangat menyebalkan itu dan kini dia tahu dengan pasti apa kelemahan dari pria yang sedang menunjukkan wajah seperti ingin memakannya itu.

"Kau tahu Oppa. Kau itu mudah sekali di kerjai. Hahahahhaa" Sofia tertawa dengan keras hingga sampai ke kelas dimana Mira sedang membagikan kue yang dibeli oleh Seungkwan.

"Permisi Dokyeom-Ssi. Apakah Mira boleh membagikan kue ikan pada teman-temannya?"Seungkwan bicara sedikit kaku. Dia masih tak terbiasa bersikap terlalu ramah pada orang lain.

" Tentu saja. Tapi mereka sedang istirahat. Sebentar lagi mereka akan masuk ke kelas. Sebaiknya kita menyiapkan dulu di pentri" Dokyeom bicara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia hanya sedikit canggung. Terlihat jelas di wajahnya. Sama seperti Jihoon, belum biasa dengan perubahan sikap salah satu wali muridnya itu.

SERENITY [ VerKwan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang