[M] Extra Bonus

12.9K 725 117
                                    

Warn : konten dewasa dengan bahasa yang eksplisit.






















"Ah, Seul!"

Irene merintih lirih begitu kedua telapak tangannya mendarat diatas ranjang; refleks menahan bobot tubuhnya sendiri, plus milik sang istri beruangnya yang saat ini tengah menyerangnya dari belakang.

Malam sudah larut, dan putri kecil mereka; Hywayoung pun tentu sudah lama terlelap. Namun bukannya ikut menjelajah ke alam mimpi seperti anak mereka, sepertinya Seulgi punya rencana lain.

Piyama bermotif beruang dan kelinci milik mereka sudah kacau berceceran di lantai berkarpet; tak jauh dari ranjang berukuran King yang juga sudah kacau tak terbentuk karena helaian sprei dan selimutnya yang sudah awut-awutan.

Jemari Irene memperburuk kondisi ranjang mereka, ia sedari tadi tak henti-hentinya meremas lembaran sprei putih bersih itu sekuat tenaga. Bagaimana tidak; Seulgi di belakangnya bergerak cepat dan juga kasar, membuat tubuh Irene yang lebih mungil darinya itu dengan mudah terhuyung dengan setiap hentakannya.

"Seulgi- ah...!"

"Sssssh~"

Desisan dengam maksud untuk menyuruh Irene diam, atau setidaknya memelankan suaranya mengalun mulus dari bibir Seulgi; namun ia sendiri tidak melambat atau bahkan memelankan hentakan pinggulnya pada tubuh sang istri, tidak peduli kalau bokong kecil dan kencangnya itu sudah memerah.

Seulgi ikut meletakan satu tangannya diatas ranjang; berusaha untuk tidak terlalu menekan tubuh depannya pada Irene walaupun satu lengannya yang bebas sudah melingkar erat di sekitar perut rata istrinya itu, merasakan kulitnya yang basah oleh keringat.

Irene menundukkan kepala selagi menggigiti bibir bawahnya; menahan jeritan-jeritan sakit nikmatnya genjotan keras Seulgi di bawah sana. Matanya terpejam sedari tadi, panas seakan berkumpul di pipinya dan surai legamnya yang panjang sudah kusut tak karuan; menempel di pelipis dan juga wajahnya yang penuh peluh.

"Nghhh~ Seulgi..." desahan pelan kali ini berhasil lolos dari mulut hangat Irene, beriringan dengan nafasnya yang terengah. Irene menengok kearah samping, mencoba untuk mengintip sang istri melalui helaian rambutnya yang berantakan.

Seulgi di belakangnya masih bergerak dengan kecepatan yang stabil, hentakkannya tak mengendur sedikitpun walaupun nafasnya juga tersenggal-senggal; panas dan berhembus cepat keatas tengkuk putih pucat Irene yang mengkilap karena keringat.

Kedua lututnya yang tepat terletak diantara milik Irene itu masih kokoh menahan tubuhnya, pinggulnya tak lelah terus bergerak maju mundur; meregangkan liang kewanitaan sang istri yang sempit dengan batang besar dan panjangnya lagi dan lagi.

"Ah- Rene~" Seulgi sendiri mendesah, tak kuasa menahan nikmat saat dinding-dinding kewanitaan Irene yang basah dan hangat itu meremasnya dengan cukup kuat pada salah satu tusukannya. Ia menengadahkan wajahnya, memejamkan mata kemudian menggigit bibir bawahnya gemas.

Seulgi kembali menundukkan kepala tak lama setelah itu, memandangi tubuh belakang Irene tepat di bawah kungkungannya; terhuyung-huyung seiring hentakan kasarnya, dan terkadang menegang saat Seulgi sengaja menusukkan penisnya ke titik terdalam yang bisa ia raih.

Menyeringai samar, Seulgi mengeratkan pelukan lengannya disekitar perut Irene kemudian mendekatkan wajahnya kearah tengkuk sang istri; lagi-lagi sengaja menghembuskan nafasnya yang panas agar bisa merasakan tubuh Irene yang gemetar nikmat.

"Hmmm...  kamu suka?" Bisik Seulgi menggoda, kali kini bibirnya hanya terpaut sekian mili dengan cuping telinga kiri Irene yang menonjol keluar diantara helaian rambutnya. Pinggulnya berhenti sejenak, memberikan Irene ruang untuk setidaknya bernafas dengan tenang.

SNS : @IreneBae - CompletedWhere stories live. Discover now