05 -ADDICTION-

1.1K 158 57
                                    


Sebelumnya aku mau umumkan jika aku punya GC Jisoo stan, nih. kalo ada yang minat boleh kok kalau mau Join, yang minat tinggal DM aku aja. nanti di sana juga kalau ada yang mau jadi Author bisa sharing-sharing




-Happy Reading-

💍




Mendengarkan Taehyung bercerita panjang lebar dengan semangat, agaknya mulai sekarang kan menjadi kegiatan favorite Kim Jisoo. Melihat bibir hati –yang sedikit lebih tebal darinya—terus mengoceh, kadang mengeluarkan lengkung manis dan senyum kotak khas milik Kim Taehyung, membuat Jisoo kecanduan ingin terus melihat.

Kadang juga suara tawa menggema diseluruh ruangan, suara berat milik Kim Taehyung mengalun bak melodi di telinga Jisoo.

"Kau senang, Tae?" tanya Jisoo, ia menatap lekat wajah tirus milik Kim Taehyung.

"Sangat, Jennie mengajarkanku banyak materi. Mungkin suatu saat aku akan menjadi penulis yang hebat," ujar Taehyung, senyuman mengembang sempurna di bibirnya. "Jika aku bisa melihat, tentunya."

Jisoo terpaku sejenak, hatinya miris mendengar penuturan Taehyung. Karena keterbatasannya, sulit bagi Taehyung untuk mencapi impiannya. "Kau ingin menjadi penulis?" Taehyung mengangguk dengan semangat.

"Dulu waktu SMA—saat aku masih bisa melihat—aku sering menulis sajak dan puisi, kadang kala aku juga sering merealisasikan mimpiku lewat tulisan tangan,

"Jadi, saat Jennie bertanya padaku 'ingin belajar apa' tentu saja aku akan menjawab menulis," ucapnya penuh semangat dengan penekanan pada kata 'menulis'.

Jisoo tersenyum lembut. "Aku akan berusaha untuk membantumu, Tae," ucap Jisoo dalam hati. Tangannya terangkat untuk mengusap surai legam itu dengan lembut. Hatinya menghangat saat melihat wajah lugu Taehyung. Sejenak Jisoo lupa akan masalahnya dan Jimin.

Taehyung yang mendapat perlakuan lembut Jisoo tersenyum, ia senang saat Jisoo memperlakukan dia dengan baik. Sebelumnya ia sangat jarang medapat perkaluan seperti itu dari keluarganya semenjak kedua orang tuanya meninggal.

"Bagaimana ada laki-laki dewasa yang begitu menggemaskan sepertimu, Tae?" Jisoo memperhatikan Taehyung yang kini bermain bersama Yuqi di taman samping. Pandangannya tak lepas dari sosok jakung itu dari awal. Ada sesuatu yang menarik di mata Jisoo tentang Kim Taehyung.

"Astaga! Apa aku kecanduan senyum pria itu?" monolognya. Jisoo tak pernah melihat senyum kotak seperti milik Taehyung. Ia akui bahwa senyum Jimin itu menawan, tapi sejak kejadian itu Jisoo sudah menghapus apa pun tentang Jimin dari hatinya. Termasuk senyum menawan itu.

"Senang bertemu denganmu, Nona Jisoo." Jennie datang dari dalam panti dan duduk di sebelah Jisoo—tepat di bangku teras.

"Eh? Jennie-si, Anda belum pulang?" Jisoo terkejut dengan kedatangan Jennie di sampingnya dengan tiba-tiba.

"Ada yang perlu aku bicarakan dengan Bibi Jung tadi." Jisoo mengangguk sekilas.

"Yuqi terlihat senang bermain dengan Taehyung," ucap Jennie yang Jisoo tidak ketahui ia berbicara dengan siapa. "Saat di rumah ia selalu sendiri, aku tidak tega. Jadi aku putuskan untuk membawanya ke sini. Bukan maksudku untuk menelantarkan Yuqi, aku hanya ingin ia tidak kesepian."

Jisoo masih diam menyimak perkataan Jennie. "Aku rasa Taehyung memiliki hal yang sama dengan Yuqi sebelumnya. Kesepian, mereka memiliki itu sebelumnya."

Jisoo tertegun, sejenak ia merasa apa yang dikatakan Jennie juga ada dalam dirinya. Dia memiliki segalanya; harta, tahta, dan keluarga. Namun, tak satu pun orang bahkan keluarganya yang selalu di sampingnya. Saat Jisoo merasa lelah ia akan datang ke panti dan bermain dengan anak-anak. Ia dan Jimin jarang berinteraksi layaknya suami dan istri pada umumnya karena kesibukan keduanya.

"Nona, apa anda kesepian?" Jennie bertanya. "Semua memiliki sisi kesendiran. Begitu pula aku, tapi yang membedakan adalah seberapa sering kita merasa kesepian."

"Jennie-si, adakah orang yang mampu mendorongmu saat sulit untuk bangkit?" tanya Jisoo. Pandangannya masih terpaku pada sosok di depan sana.

"Yuqi, dia satu-satunya," jawab Jennie, "Bagaimana dengan, Nona?"

"A-aku tidak ada ... maksudku belum ada yang membuatku merasa seperti itu. Sejauh ini hanya aku sendiri." Jennie menatap Jisoo sendu. Ia merasa iba pada sisi lain Kim Jisoo. Jennie tau wanita ini sangat hebat, Jisoo memiliki segalanya dengan mudah dan mampu mempertahan semuanya dengan baik. Namun, Jisoo tidak memiliki seseorang di sisinya. Dalam artian seseorang yang membantunya bangkit dan selalu segala keadaan yang wanita itu alami akan berakhir baik-baik saja.

"Nona,kenapa Anda memiliki tatapan itu padanya?" Jisoo menoleh saat pertanyaan Jennie membuatnya bingung. "Kenapa Anda menatap Taehyung dengan tatapan itu? Kau tau, tatapan nyaman dan hangat."

Jisoo tidak bisa menjawab pertanyaan Jennie, ia sendiri tidak menyadari hal itu. "Aku tidak!" kilah Jisoo.

"Anda iya, Nona. Jangan mengelak saat hatimu tidak bisa berbohong," ucap Jennie berusaha meyadarkan. "Anda menemukan orang itu. Anda harus mempertahankannya, jangan berdiam diri."

Jennie mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya. "Aku memberikan ini pada, Anda."

Jisoo menerimanya dengan ragu, ia tau itu adalah buku milik Yuqi. "Untuk apa?" Jennie tersenyum sekilas sebelum mengatakan sesuatu yang membuat Jisoo terkejut setengah mati.



Tbc ...

💍SECOND RING💍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang