11

1.7K 330 16
                                    

Insiden terkacau dalam sejarah percintaanku baru saja direnggut Junkyu. Setelah melakukan hal tersebut dia langsung merosot pingsan, untungnya ada petugas kesehatan menolong mengangkat tubuh besar Junkyu. Aku sampai melupakan diskusi tim yang seharusnya berlangsung dua jam yang lalu. Bagaimanapun aku tidak bisa meninggalkan Junkyu sendirian di ruang kesehatan, menghubungi Seunghun pun aku tidak punya nomornya. Jihoon? Ah, dia ada kelas tambahan.

"Cepat bangun, kumohon." Aku mengetik pesan ke grup tim dan meminta maaf pada mereka karena aku tidak bisa ikut. Mereka tidak keberatan dan mengirim note hasil diskusi tadi.

"Dia memang tidak bisa disentuh, ya?" tanyaku bagai angin lalu. Aku menggigit bibirku, rasa itu terus muncul. Pertama kalinya aku dibuat tidak berdaya seperti tadi sampai Junkyu yang memulainya pingsan duluan.

"Laki-laki macam apa dia ini?" Sesungguhnya sudah banyak umpatan yang kulayangkan pada Junkyu, bisa-bisanya pingsan selama setara 2 sks jam pelajaran.

Berselangnya waktu, tangan Junkyu bergerak dan matanya perlahan terbuka. Ia memegang kepalanya dan meringis, matanya menatapku sendu.

"Maaf untuk yang tadi."

"Kau mencurinya, itu first kiss."

"Benarkah?"

"Sudahlah aku mau pulang. Kau pingsan seperti tidak ada waktu lain."

"Tunggu! Aku sudah merugikanmu, kau harus tahu kenapa kejadian tadi terulang lagi."

Selangkah lagi aku bisa keluar dari ruang kesehatan ini, tapi Junkyu seolah menahanku dengan kata-katanya. Aku penasaran ada apa dengannya, aku yakin seratus persen kalau Junkyu ada trauma mendalam dan akhirnya aku menoleh, kembali duduk menyerong kearahnya.

"Takata Mashiho, pertukaran pelajar dari Jepang semester tiga jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Hanyang. Aku sempat satu kampus dengannya bahkan sempat ospek bersama tetapi ketika memulai hari pertama di semester satu, aku tiba-tiba diterima di kampus ini dan nenekku langsung mengurus kepindahanku sebab lebih dekat dengan rumah. Meskipun begitu, aku dan Mashiho tidak putus kontak, kami sering jalan berdua seperti teman pada umumnya."

"Bagaimana foto-foto dan bukti chat itu bisa tersebar?"

"Salah satu followers Mashiho mungkin yang mengambilnya, sosmed miliknya di private. Dan untuk chat itu, aku tahu ini menjijikan tapi Mashiho memang menyukaiku."

Aku sudah menduganya, tidak perlu memperlihatkan ekspresi wajah yang berlebihan karena hanya akan membuat Junkyu semakin ragu untuk bercerita. Sama halnya dengan yang lain, ketika orang lain curhat denganku sebisa mungkin aku bereaksi biasa saja walaupun sebenarnya aku sangat terkejut dan tidak percaya.

"Apa ada hubungannya dengan eksperimenmu?"

"Aku sudah mengatakannya di awal, alasan aku bereksperimen selain memenuhi nilai tugas aku juga ingin mengobati trauma dua tahun silam. Di mana ayahku dibunuh oleh selingkuhannya dan ibuku meninggalkanku dengan cara bunuh diri. Toko buku itu juga punya ibuku, komik yang pertama kali aku berikan padamu adalah komik pertama buatan ibu yang tidak dijual sama sekali."

Junkyu sama sekali tidak terlihat sedih, walaupun aku pernah merasakan kehilangan kedua orangtua tetap saja bercerita seperti itu setidaknya menangis sebentar.

"Aku bukan trauma dengan wanita. Aku hanya benci dengan sentuhan yang terkesan memaksa, seperti yang selingkuhan ayahku lakukan padaku. Tapi bersama Mashiho aku merasa aman, seperti kau bersama Jihoon."

"Itu karena kau terbiasa dengan kehadirannya."

"Iya aku terbiasa sampai dicap gay oleh orang-orang. Aku tidak tahu siapa dibalik penyebaran hoax itu. Dan terakhir, aku minta maaf telah lancang mencium dan mengakuimu sebagai pacarku di depan mereka. Setelah ini tidak apa-apa kalau kau menjauh, lagipula sebentar lagi kita tidak punya waktu untuk melihat satu sama lain, kan?"

Aku keberatan dengan ucapannya, apa-apaan menjauh?

"Mau ku antar?" tawarnya sambil menggendong tas.

"Kau tidak mau melihat satu sama lain, kan? Untuk apa kau menawari pulang bersama?"

"Kau marah?"

Jelas aku marah! Dia sepesimis itu di saat aku mencoba peduli padanya, bahkan dia sudah menceritakan semuanya padaku dan menyuruhku menjauh begitu saja?

"Tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri."

Baiklah, Junkyu kalau itu yang kau mau. Selamat tinggal.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

HUG | Kim Junkyu [TREASURE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang