PROLOG

641 53 14
                                    

Cerita fantasi pertama yang saya buat.

Selamat membaca.

***

"Selamat atas kenaikan pangkatnya!!!" teman-teman Suga mengangkat gelas berisi bir dan segera meminumnya dengan riang gembira.

Setelah dua tahun bekerja sebagai staf di sebuah perusahaan ternama. Suga yang memang rajin dan tekun dinaikkan pangkatnya menjadi wakil manager. Menggantikan wakil lama yang melahirkan dan memutuskan berhenti bekerja untuk merawat anak pertamanya itu.

"Mulai besok kita harus panggil Suga sebagai Bos," goda seorang temannya.

"Pak. Sagara, Cieeeee."

"Kalau sudah jadi bos nanti jangan lupakan kita-kita ya."

"Bener tuh. Jangan galak-galak kalau jadi bos."

Teman-teman Suga semakin menggodanya.

"Enggak mungkin lah. Kalian teman seperjuangan sedari aku masuk kantor. Aku yang harus berterima kasih atas bimbingan kalian selama ini." Suga termasuk masih baru di kantor itu jika dibandingkan dengan teman-teman nya sekarang. Tetapi malah dia yang naik pangkat terlebih dahulu.

Awalnya Suga takut teman-temannya akan iri dengan keberuntungan dirinya. Tetapi tidak disangka, mereka malah menyambut dengan antusias dan tidak ada jejak marah karena dia melangkah lebih dulu dari pada para seniornya.

"Suga, minum juga dong."

"Iya, masa yang punya pesta malah enggak minum. Mana asik."

Suga ingin menolak karena bagaimanapun juga dia memiliki kekebalan tubuh yang buruk.

Dulu ketika berusia 15 tahun, Suga pernah mengalami kecelakaan saat parade kelulusan SMP.

Sejak kecelakaan itu. Tubuhnya yang biasanya aktif bahkan termasuk anak yang kuat dalam kegiatan fisik. Kini menjadi gampang sakit.

Kena panas sedikit sakit.
Capek sedikit juga sakit.

Makanya, Suga yang awalnya ingin menjadi seorang tentara seperti ayahnya. Sekarang mengurungkan niat dan akhirnya bekerja di kantor karena fisiknya yang lemah.

Suga masih memiliki ayah. Tetapi sang ibu sudah meninggal dunia sejak 7 tahun yang lalu ketika wabah covid-19 melanda seluruh negara.

Suga hanya memiliki satu saudara perempuan yang sekarang sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan berusia 8 tahun.

Panggilan Suga sendiri juga efek dari sang kakak perempuan yang tergila-gila dengan salah satu boyband asal Korea.

Katanya nama Sagara terlalu panjang diucapkan. Jadi, dia memanggilnya Suga saja. Berharap sang adik akan tumbuh setampan Suga sang idola.

Sagara sendiri saat ini sudah berusia 26 tahun dan belum menikah. Pernah berkencan beberapa kali, namun berakhir, karena kurangnya pondasi alias iseng belaka.

"Ayolah ... Suga. Di minum dong."

"Aku belum pernah minum," Suga berusaha menolak.

"Sedikit saja. Awalnya memang aneh, nanti lama-lama semakin terasa enak."

"Iya, buat temenin kita-kita."

"Kamu kan yang punya acara. Minumlah sedikit."

Mendapat desakan teman-teman nya akhirnya Suga tidak enak dan mengambil salah satu gelas.

Teman-teman Suga segera menyoraki dan memberi semangat. Mau tidak mau Suga akhirnya meneguk satu gelas dengan cepat.

Air mata langsung terasa di pelupuk mata saat rasa panas dan pahit yang tajam menyerang tenggorokannya.

"Coba yang ini, rasanya lebih soft."

Suga hendak menolak tetapi gelas sudah berada di bibirnya.

Akhirnya entah berapa banyak yang sudah dia minum. Suga sendiri tidak ingat. Yang Suga tahu dia merasa perutnya sangat panas seperti terbakar.

"Aku ingin ke toilet," ucap Suga sambil berjalan terhuyung-huyung karena sudah mabuk.

Begitu sampai di toilet Suga langsung memuntahkan semua yang tadi masuk ke perutnya. Tetapi rasa panas dan sakit tidak menghilang tetapi malah semakin terasa mencengram hingga jantung.

Suga berpegangan di wastafel dengan napas terengah-engah dan dada luar biasa sakit.

Suga terbatuk dan menyemburkan darah segar hingga dia merasa seluruh organ dalamnya diremas dan terbakar.

"Hey, sob. Kamu tidak apa-apa?" Seseorang menepuk bahu Suga.

Sayang Suga sudah tidak memiliki kekuatan untuk sekedar bicara.

Suga terhempas ke lantai dan kegelapan langsung menelannya.

***

"Kakak ... dia bangun."

Suga merasa seluruh tubuhnya sakit saat ada suara berteriak di kamarnya.

Suga mengerjap dan memandangi anak lelaki yang tersenyum ramah padanya.

"Hey ... apa kamu baik-baik saja." Anak lelaki yang berusia antara 14-16 tahun itu mendekat ke arahnya.

"Kamu siapa?" tanya Suga bingung karena merasa tidak kenal sama sekali.

"Namaku Azka. Kamu ditemukan pingsan di kandang babi. Jadi warga menyelamatkan mu dan membawa ke tabib desa."

Kandang babi?
Tidak adakah tempat yang lebih elite lagi?

Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa dia pulang dari club' dan dirampok lalu dibuang ke tempat acak?

Suga berusaha duduk dan mengernyit saat merasakan tubuhnya sakit semua. Apa dia benar-benar habis dipukuli dan tidak tahu karena sedang mabuk.

"Jangan bangun dulu, kamu masih terluka." Cegah Azka.

Namun pada akhirnya Azka tetap membantu Suga bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang.

Namun baru Suga duduk dengan tenang sesuatu membuatnya heran saat melihat dia melihat lengan dan kakinya yang terlihat lebih kecil dan pendek.

Apa-apaan ini? Kenapa tubuhnya seperti menyusut?

Suga segera memeriksa seluruh tubuhnya dan kenyataan seperti memukulnya dengan keras. Karena saat ini dia yakin, tubuhnya sama seperti saat dia berusia 15 tahun sebelum kecelakaan terjadi.

APA YANG SEBENARNYA TERJADI????

***

To Be Continued.

SAGARAWhere stories live. Discover now