Menetap

66 12 0
                                    

"..., peringkat delapan dipegang oleh Sally Adinda Natapraja," ujar Bu Anna.

Prokkk!!! Prokkk!!! Prokkk!!!

Banyak orang yang bertepuk tangan untuk Sally hari itu, meskipun sebagian melakukannya dengan tidak ikhlas sama sekali.

"YEEEEE!!! Sally!!! We love youuuu," ucap Veyza yang super konyol.

"Apaan sih Vey?" Sally segera menutup wajahnya dengan buku catatan.

Cassandra memberikan sekotak jus leci yang sudah dihias pita berwarna merah di atasnya. Sally menerima hadiah itu dengan wajah bahagia sekali.

"Thank you my beloved friends Cassandra Oktaviany...," ucap Sally.

"Ucapan buat gue mana?" tagih Keylan.

"Lah, memangnya lo ngasih apa buat gue?" tanya Sally.

"Itu..., pita warna merah di atas kotak jus," jawab Keylan.

Sally pun segera menggerutu hebat ke arah Keylan meskipun tanpa suara. Di depan, Bu Anna masih melanjutkan pengumuman peringkat. Alex berbalik perlahan-lahan untuk memberikan sebuah kotak ukuran sedang pada Sally. Keylan membantunya mengoper kotak itu hingga sampai dengan selamat pada Sally. Hani melihat hal itu, ia menatap kotak yang kini ada di tangan Sally dengan perasaan cemburu.

Alex! Pria itu seakan memiliki hati sekeras batu yang sulit sekali untuk dipecahkan. Ia telah berusaha mendekat berkali-kali bahkan dengan mengambing hitamkan 'belajar bersama', namun tetap saja Alex tak pernah tertarik padanya. Pria itu malah akrab sekali dengan Sally yang bermental aneh.

Hani mengangkat tangannya.

"Ya ada apa Hani?"

Hani tersenyum sok manis.

"Sally main-main Bu di belakang, dia pamer-pamer kotak hadiah tuh Bu," adu Hani.

Sally melotot ke arah Hani, ia benar-benar tidak menduga kalau dirinya akan diserang oleh gadis itu.

"Bohong Bu! Sally tidak main-main. Saya yang memberikan kotak itu untuk dia sebagai hadiah untuk merayakan peringkatnya," Alex mengatakan dengan jujur.

Hani kehilangan senyumnya saat Alex melakukan itu. Tita dan Difta sudah menandainya sekarang, Hani hanya tinggal menunggu saatnya.

"Oh, hanya hadiah. Tidak apa-apa Sally boleh menyimpannya, tapi beri tahu dulu pada Ibu, apa isinya," pinta Bu Anna.

Wajah Sally pun memerah, begitupula dengan Alex. Sally membuka kotak berwarna merah itu pelan-pelan, seakan takut rusak.

"Alamak, lama banget!," Farel gemas melihatnya.

"Nggak usah sok imut deh Sal, robek aja!" Veyza merasa gemas.

"Ayolah Sal..., lo yang buka kita yang penasaran kalau begitu caranya," gerutu Keylan.

"Sal mau gue bantuin nggak?" tawar Ian.

Sally terkikik geli dengan kelakuan para Pria dalam Seven B, terkadang mereka garang dalam waktu yang bersamaan dan terkadang mereka konyol dalam waktu yang bersamaan pula.

"Sabar dong, gue aja yang dikasih hadiah nggak segitu penasarannya kaya kalian," cibir Sally.

Tita dan Difta terkekeh mendengar bagaimana cibiran itu memang sangat pas untuk Veyza, Keylan, Ian dan Farel.

Kotak pun terbuka, Sally mengeluarkan isinya dan melihat sebuah ikat rambut berwarna merah dengan hiasan boneka hati.

"Ya ampun..., lucu banget," ujar Sally gemas, "..., thank's ya AL. Gue suka," ungkap Sally.

Alex tersenyum lalu mengangguk ke arah Sally.

"Gue juga suka..., sama lo," ungkap Alex dalam hati.

Bu Anna tersenyum saat melihat Sally segera mengganti ikat rambutnya dengan ikat rambut yang Alex berikan. Ia berganti menatap ke arah Hani.

"Hani, kamu lihat itu. Jangan sering mengadukan hal-hal yang tidak benar! Jangan mencampuri urusan orang lain jika kamu tidak tahu apa-apa! Untung AL itu orang yang jujur dan tidak takut disalahkan oleh Ibu, kalau tidak Sally mungkin akan kena hukuman padahal dia tidak bersalah," tegur Bu Anna.

Hani terdiam, ia mengepalkan kedua tangannya erat-erat karena merasa kesal pada Sally yang selalu saja dilindungi oleh Alex ataupun semua anggota Seven B.

"Katakan, apa alasan kamu mengadu seperti tadi?" tanya Bu Anna.

Kini semua orang menatap ke arah Hani termasuk Seven B.

"Karena saya kesal sama Sally Bu! Dia selalu merebut perhatian Alex dari saya! Dia itu pengganggu Bu!" fitnahnya.

Keylan bangkit dari kursinya dan duduk di samping Sally.

"Oh ya??? Sally perebut perhatian??? Masa sih???" kening Keylan mengerenyit.

Pria itu menatap Cassandra.

"Sayang..., lo merasa Sally merebut perhatian gue dari elo nggak?" tanya Keylan.

"Nggak tuh, biasa aja," jawab Cassandra sambil tersenyum manis.

"Meskipun tadi gue kasih Sally jus leci berpita ini?" Keylan menunjukkan sekotak jus leci yang masih berhias pita pada semua orang.

"Iya. Meskipun lo ngasih itu ke Sally bukan berarti Sally merebut perhatian lo dari gue dong," Cassandra mengikuti permainan Keylan.

Keylan memberikan tatapan mengejeknya pada Hani.

"Tuh lihat! Cassandra yang jelas-jelas soulmate gue aja, nggak merasa Sally perebut perhatian. Nah elo yang bukan siapa-siapanya AL kok bisa merasa perhatian AL direbut dari elo? Hubungan lo apa sama AL? Gebetan? Pacar? Atau pembantu?," ejek Keylan.

HAHAHAHAHA!!!

"Key jangan keterlaluan," Difta tetap memberi peringatan untuk tidak menghina, meskipun dirinya sendiri juga ikut tertawa.

Wajah Hani memanas karena malu. Alex bangkit dari kursinya sambil membawa ransel dan meminta Keylan untuk menyingkir. Ia duduk di samping Sally.

"Mulai sekarang saya duduk sama Sally Bu, saya nyaman di sini," Alex meminta ijin.

"Oke tidak masalah. Selama tidak ada keributan, maka saya mengijinkan," Bu Anna setuju.

Sally menatap tak percaya ke arah Alex. Alex hanya tersenyum sambil memainkan ikat rambut pemberiannya yang sudah berada di rambut Sally. Hani bertambah geram, hatinya sakit sekali karena merasa terabaikan oleh Alex.

Bu Anna keluar dari kelas setelah jam pelajarannya selesai. Alex menatap.semua anggota kelas 10-a dari posisinya yang baru.

"AL, serius mau duduk di situ terus?," tanya Difta.

"Iya," jawab Alex.

"Sipp! Jagain Sally, jangan sampai ada yang ngusik dia lagi. Karena kalau satu kali lagi ada berani ngusik dia, gue yang akan bikin perhitungan sampai finish!" ancam Difta tanpa menatap ke arah Hani.

"Gue ikutan NOT...," Tita tak mau ketinggalan.

Mereka berdua ber-highfive sambil tertawa senang. Sally hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala melihat Difta dan Tita.

'Gue akan selalu ada di sini buat dia, gue nggak akan pergi!'

* * *

ALLY ; Ketika Pilihanku Hanya Jatuh PadamuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt