BAB PERTAMA

92 12 30
                                    


Sinar mentari pagi hari mulai menyapa bumi. Wajah Reni terlihat penuh keceriaan. Semalam sebelum tidur, Andre Hermawan, sang pujaan hati berjanji akan datang hari ini. Disiapkannya segala sesuatu untuk menjamu kekasih hati.

"Teh, naha ti tadi seura seuri wae? Awas bisi aya nu asup engkena," tegur Ade Mahpudin, adik bungsunya yang sekarang menjadi manajernya dalam dunia hiburan.
(Kak, kenapa dari tadi senyum-senyum terus? Awas nanti ada yang masuk)

"Hush ... ari maneh ka teteh ngadoakeun teu baleg kitu. Awas engke dipotong gajina ku teteh." Reni membalas candaan Ade yang membuat adiknya tersebut terdiam.
(Hush ... kamu berdoa yang ga bener buat teteh. Awas nanti dipotong gajinya)

"Jangan dong, Tetehku yang baik hati dan tidak sombong," rayu Ade selanjutnya.

"Kumaha engke we ... tingalikeun we mun ngaheureuyan Teteh wae," ancam Reni sambil tersenyum simpul ketika melihat wajah adiknya yang berubah murung.
(Gimana nanti aja ... lihat aja kalau masih meledek Teteh terus)

"Maafin Ade ya, Teh." kata Ade sambil memeluk Reni.

"Hush ... ini malah peluk-peluk Teteh. Makanya cepetan cari calon istri biar bisa dipeluk-peluk."

"Teu acan aya nu geulis jiga Teteh," jawab Ade asal-asalan sambil mempererat pelukannya.
(Belum ada yang cantik kaya Teteh)

"Ih ... ieu budak muji-muji terus ti tadi. Pasti aya kahayang nya?" tanya Reni yang diliputi kecurigaan atas tingkah laku adiknya.
(Ih ... ini anak muji-muji terus dari tadi. Pasti ada maunya yah?)

"Hehehe ... Teteh tahu aja. Nanti ada Mas Andre ke sini yah?" gantian Ade bertanya yang cukup mengejutkan kakaknya.

"Iya. Kenapa, De? Minta upeti? Nihhh ... tapi syaratnya nanti gak boleh ganggu Teteh!" kata Reni sambil memberikan selembar uang warna merah yang langsung direnggut oleh Ade.

"Makasih, Teteh cantik." Adepun berlari sambil tertawa bahagia sudah berhasil memaksa Reni mengeluarkan 'upeti' untuk rencana kencannya.
=======

Reni Farida, seorang mojang priangan yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut dan terbiasa menghibur masyarakat dari panggung ke panggung pada acara hajatan-hajatan. Sebagai penghibur, dia sering mendapatkan tawaran untuk menikah oleh para kolega dari si empunya hajat.

Dari link inilah dia akhirnya berpredikat sebagai janda. Sebuah nasib yang dia terima setelah istri pertama mantan suaminya melabrak dan menjulukinya sebagai 'pelakor' sekitar 6 bulan yang lalu. Sebuah julukan yang menyebabkannya tidak berani mengambil job dari permintaan yang datang. Sampai akhirnya ketika dia mulai mencoba berani untuk mengambil tawaran yang datang lagi, ada keberuntungan lain yang menyertainya berwujud seorang Andre Hermawan.

Kejadian itu bermula ketika Reni menerima tawaran manggung pada acara 17 Agustus di sebuah institusi pemerintah. Andre sebagai panitia seksi hiburan akhirnya banyak berkomunikasi dengan Reni. Ternyata pucuk dicinta ulam tiba alias gaung bersambut, kedua insan manusia yang sama-sama mengharapkan hadirnya sebuah rasa cinta di hati mereka memiliki ketertarikan. Sampai akhirnya rasa itu tersampaikan dengan cara unik. Ketika Reni sedang show dan menawarkan siapa yang akan request lagu, ternyata Andrelah yang pertama memberikan kertas dan meminta Reni menyanyikan lagu "Gadis atau Janda" yang dipopulerkan oleh Mansyur S feat Elvi Sukaesih.

Sudah berulang kali aku bermain cinta
Jadi baru abang yang adik cinta
Pemuda yang gangguku semuanya buaya
Abang jadi ragu pada dirimu
Kau masih gadis atau sudah janda
Baik katakan saja jangan malu
Memangnya mengapa aku harus malu?
Abang tentu dapat tuk membedakannya
Kau katakan saja yang sesungguhnya
Sesungguhnya diriku...
Oh, memang sudah janda
Walaupun kau janda tetap kucinta
Kau masih gadis atau sudah janda
Baik katakan saja jangan malu
Memangnya mengapa aku harus malu?
Abang tentu dapat tuk membedakannya
Kau katakan saja yang sesungguhnya
E: Malu ah...
M: Malu ama siapa?
E: Nanti didenger orang
E: Itu.
M: Mana? Nggak ada orang
E: Ituuu...
M: Mana?
E: E... kalo janda masih mau khan?
M: Oh.
M: O tentu dong
E: Anaknya banyaak...
M: Nggak pa pa, yang penting kalo saya cinta?!
Sesungguhnya diriku... Oh, memang sudah janda
Walaupun kau janda tetap kucinta
Marilah segera kita kawin saja

Sejak pertemuan itu, komunikasi antara mereka terjalin erat. Bukan komunikasi tawaran manggung tetapi komunikasi penjajakan untuk saling melengkapi hati mereka yang kebetulan sedang kosong.

Setelah beberapa kali kencan, akhirnya Andre resmi meminta Reni untuk menjadi kekasihnya dalam momen makan malam penuh romantisme.

Ingatan Reni yang sedang melayang ke masa-masa penuh romantisme dengan Andre seketika terhenti tatkala indra pendengaran Reni menangkap suara deruman mesin Honda Tiger 2000 yang tak asing lagi. Belum juga motor berhenti, Reni sudah semangat menghampiri Andre.

"Assalaamu alaikum, Mas Andre." Reni menyapa terlebih dahulu sang kekasih dan segera mencium tangan sebagai tanda bakti.

"Wa alaikum salaam, Teh Reni. Gimana kabarnya?" sapa Andre sambil turun dari motornya tanpa lupa melebarkan senyumnya yang berhasil membuat hati Reni berbunga-bunga.

"Alhamdulillah baik. Cuma kangen...." jawab Reni dengan manja seraya bergelayut mesra di lengan kekar Andre.

"Kangen apa nih?" ledek Andre sambil menjawil dagu Reni.

"Hhhmmmm ... kau tahu yang kumau," kata Reni seraya melebarkan senyum.

Tak lama kemudian Andre langsung mencium ubun-ubun Reni dilanjut dengan mengacak-acak tatanan rambut Reni yang berhasil membuatnya cemberut.

"Ihhhh ... Mas Andre mah senengnya ngacak-acak rambut Teteh yang udah capai-capai berdandan dari habis shubuh tadi," rajuk Reni seraya memajukan bibirnya.

"Ih ada bimoli di sini," kata Andre dengan ekspresi keterkejutan.

"Mana ada bimoli?" tanya Reni penuh kebingungan.

"Itu tuh ... bibir monyong lima centi," jawab Andre diiringi gelak tawa yang lumayan keras.

"Iiihhhh ... Mas Andre jahat. Teteh marah nih. Gak bakal kasih yang spesial buat Mas Andre hari ini."

"Ya ... ya ... ya.... Mas minta maaf udah ngebully Teteh."

"Hhhmmmm...." Reni mendengus pelan.

"Hhhmmm ... gini, Teh. Mas Andre ke sini mau ngasih tahu kalau orang tua di Jawa pengen ketemu. Kapan Teh Reni ada waktu luang buat ke Jawa?"

"Teteh masih belum berani ketemu orang tua Mas Andre. Teteh masih trauma dengan status janda dan pelakor yang disematkan ke Teteh," alasan Reni menolak cepat-cepat dipertemukan dengan calon mertua.

"Ya udah gak apa-apa. Mudah-mudahan Teteh bisa cepet move on. Mas Andre akan setia menunggu." kata Andre mencoba bersabar. Dia memahami betapa berat beban yang ditanggung Reni dengan statusnya. Walaupun dia sendiri yakin bahwasanya kedua orang tuanya tidak akan mempermasalahkan status janda yang disandang Reni.
Banyak orang yang mencibir status janda. Apalagi janda yang memiliki wajah cantik seperti Reni. Para wanita akan menjaga suami ataupun kekasihnya agar tidak mengalihkan pandangan matanya ke janda tersebut. Mereka akan dengan senang hati menghakimi bahwa janda memiliki potensi sebagai "pelakor" yang tingkat bahayanya menyaingi para teroris.

"Maasssss...." panggil Reni dengan manjanya.

"Iya, Teh." kata Andre sambil membelai rambut indah milik Reni yang tiduran di pangkuannya.

"Hhhmmm ... Teteh pengen-"

"Assalaamu alaikum.... Mas Andre ngusep yuk. Bete nih gak ada aktifitas lainnya," tiba-tiba datang Ade yang langsung mengajak Andre untuk mancing.

"ADEEEEEEEE!!! KENAPA GANGGU TETEH TERUS SIH???" teriak Reni penuh kemarahan.

"Maaf, Tetehku. Ade bosen gak ada apa-apa. Makanya ngajakin Mas Andre buat mancing."

"Ini kan kamu sudah mancing ... mancing kemarahan Teteh. Kan tadi udah dikasih 'upeti'? Udah habis?" tanya Reni tanpa mengurangi penekanan-penekanan dalam setiap kalimatnya yang menunjukkan dia marah besar.

"Ini masih utuh. Emang Ade lagi pengen mancing ikan sama Mas Andre. Kan lama gak mancing bareng," jawab Ade seraya menunjukkan selembar uang berwarna merah yang tadi dikasih Reni.

"Udah ... udah.... Ayo Teh kita mancing bareng terus nanti bakar ikan di sana. Mas Andre juga pengen makan ikan bakar." ajak Andre untuk menenangkan kericuhan kecil yang terjadi.

PERJODOHAN JANDAWhere stories live. Discover now